12. Hutan

3.1K 331 18
                                    

"Biarkan kami masuk!" geram Valle menahan amarahnya.

Terhitung setengah jam sudah dirinya dan yang lain menunggu didepan palang pintu untuk diijinkan masuk kedalam. Mereka tidak bisa masuk melalui jalan yang lain karena tanah atau hutan milik Celviz yang luas itu dikelilingi kawat besi yang dialiri listrik bertegangan cukup tinggi.

"Maaf tuan, kami di perintahkan oleh tuan Celviz untuk tidak membiarkan siapapun masuk, selain tuan Celviz sendiri dan keturunannya" jelas bodyguard yang menjaga palang tua itu yang menjadi satu-satunya akses masuk kedalam hutan tersebut.

"Kau!" tunjuk Gevandra. "Apa kau tau! Didalam sama ada sebuah gedung kayu, ponakan dan anakku sedang berada disana sialan!" bentak Gevandra.

Bodyguard itu sempat terkejut dengan penuturan Gevandra, dia gugup karena didepannya ini adalah seorang Vallorand. Tapi dia tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya hanya karena rasa takut.

"Kami menjaga tempat ini terus tuan, tidak mungkin ada orang lain selain kami disini" tegas bodyguard itu.

"Tidak disini bangsat! Tapi jauh di tengah hutan sialan ini yang kalian jaga!" bentak Gevandra lagi.

Bodyguard itu mengerut kan keningnya.

"Tuan didalam sana benar-benar tidak ada siapapun termasuk kegiatan sandra menyandra anak kecil" jengah bodyguard tersebut.

"Kalian membuang waktu ku!" geram Valle.

"Masuk kemobil!" perintah Valle tak ingin menerima penolakan.

Semua masuk kedalam mobilnya masing-masing, Valle dengan Gavendra dan Gevandra dengan Asgara. Sedangkan yang lainnya masih dalam perjalanan dari pulau Odiguar.

Bodyguard Celviz mengerutkan keningnya heran saat mobil Valle dan Gevandra mundur cukup jauh dari palang pintu itu. Tak berselang lama, empat mobil hitam muncul dari sisi kanan dan kiri mobil valle dan menabrak habis palang pintu yang menghalangi jalan tuannya.

Para bodyguard Celviz yang kaget dengan kemunculan empat mobil yang melaju kencang kearah mereka dengan cepat melompat kesembarangan arah menyelamatkan diri.

Setelahnya Gavendra dan Gevandra yang diberi jalan oleh keempat mobil tadi, melajukan mobil mereka menuju ketengah hutan tersebut. Walaupun hutan, terdapat akses untuk mobil dan motor menuju gudang kayu yang berada di tengah hutan tersebut.

Setelah merasa mobil tuannya dan beberapa mobil bodyguard yang lainnya sudah cukup jauh, keempat mobil tadi langsung menghadang para bodyguard yang akan mengejar Valle dan yang lainnya.

"Ckk sialan, kalian menghalangi jalan" decak salah satu bodyguard Celviz.

"Dan kalian membuang waktu kami" balas Jevan yang baru turun dari salah satu mobil tersebut dengan nada tenangnya.

"Ckk, segera habisi mereka dan menyusul tuan Valle dan yang lainnya" geram Jacob yang baru turun dari salah satu mobil lain yang menabrak palang pintu tadi.

Sedangkan dibelakang mereka sudah berdiri beberapa bodyguard yang kurang lebih berjumlahkan delapan orang, yang sudah siapa siaga menyerang jika diperintahkan.

"Kalian yang akan kami habisi sialan!" geram bodyguard Celviz menampilkan senyum yang cukup menakutakan.

Tak lama setelah bodyguard Celviz mengatakan hal itu, beberapa orang berpakaian bak seorang ninja yang menutup wajah mereka dan memakai pakaian serba hitam turun dari pohon-pohon tinggi, dan membalikan keadaan dimana Jacob dan Jevan beserta bodyguard mereka yang lain kini sudah di kepung.

Tak ambil pusing, Jacob dan Jevan hanya menampilkan smirknya.

"Dasar bodoh! Sekalinya bodoh tetaplah bodoh, goblok, sialan, dan bangsat" ucap Jacob sinis sambil menertawakan para ninja dan bodyguard milik Celviz, hmm entahlah itu milik Celviz atau mungkin suruhan si Rajendra sialan itu.

Archiel & Gabriello [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang