13. Jangan Pergi

9.2K 790 3
                                    

Tepat setelah Asgara selesai berbicara, pintu UGD terbuka diikuti dengan brankar yang di dorong dengan tergesa-gesa oleh beberapa perawat, dan diatas brankar tersebut terlihat tubuh Raymond yang sedikit membiru.

Deg!

Asgara dan anak-anaknya dibuat kaku dengan pemandangan yang baru saja mereka liat.

Berbeda dengan si kakek, dia sudah menahan tangan salah satu Dokter yang menangani cucunya.

"Jelaskan" perintah si kakek mutlak.

"Maaf tuan, kami harus segera menangani tuan muda sesegera mungkin. Tuan muda harus dipindahkan keruang ICU karena racun yang sudah menyebar melalui pembuluh darahnya. Tusukan dari pisau itu tidak dalam dan sama sekali tidak mengenai organ vital tuan muda, tapi pada pisau yang digunakan untuk menikam sepertinya sudah diberi racun" jelas sang dokter dengan wajah yang sedikit panik.

"Tuan jika kau menahan ku terus seperti ini, aku takut kami terlambat menangani racun itu tuan" lanjut sang dokter melepaskan genggaman tangan si kakek tua itu, dan berlari ke ruang ICU tanpa menunggu respon dari si kakek.

"Hahaha, kau memang sialan abang! Kau bilang apa? Kau sudah memperingatinya? Kalau sampai aku kehilangan anak ku sekali lagi!" jeda Asgara, dia berjalan mendekati abang sulungnya.

"Akan ku pastikan kau mendapatkan balasan yang layak Gavendra Vallorand!" tekan Asgara.

Gavendra adalah anak pertama dari pasangan Valle Vallorand si kakek tua itu dengan Aurora Vallorand. Sama seperti Asgara, Gaven dan Valle juga merupakan duda kaya. Bedanya istri Gaven dan Valle meninggal saat keluarga mereka memiliki selisih paham dengan keluarga Vileshman.

Ya keluarga Vileshman dan Vallorand awalnya merupakan dua keluarga yang memiliki hubungan yang cukup dekat. Lebih tepatnya Valle Vallorand yang memiliki hubungan persahabatan dengan Mikael Vileshman. Tapi terjadi salah paham antara mereka lima tahun yang lalu, dimana Valle dituduh menyewa pembunuh untuk membunuh Mikael. Akibat kesalah pahaman itu keluarga Vileshman kehilangan satu orang anak dan seorang menantu, sedangkan keluarga Vallorand kehilangan nyonya Vallorand dan satu menantunya.

Valle memiliki tiga orang putra, Gavendra Vallorand sebagai sulung, Gevandra Vallorand sebagai anak kedua sekaligus kembar tak indentik dari Gaven, dan sibungsu Asgara Vallorand.

Berbeda dengan Gaven dan Asgara, Gevan lebih memilih untuk tidak menikah.

"Tenangkan diri mu boy" tegur Valle

"Ayah! Sudah cukup aku merasakan kehilangan. Sudah cukup dengan tangan ku sendiri, aku- aku harus menguburkan tubuh anak ku" lirih Asgara.

"Ayah tau betapa sakit dan hancur nya hati orang tua saat mengubur tubuh kaku sang anak? Apa ayah tau rasanya saat dengan tangan mu yang hangat, kau genggam tangan anak mu yang kaku dan dingin? Apa ayah tau rasanya! Katakan ayah! Apa kau tau rasanya!" teriak Asgara tepat didepan wajah ayahnya.

"Dunia ku hancur waktu itu ayah, tapi aku dipaksa harus tegar karena ada anak-anak ku yang butuh dukungan seorang ayah, karena mereka-... Karena mereka juga kehilangan sosok ibu saat itu!" pecah sudah tangis Asgara.

Archiell mengambil alih kesadaran, dia mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh sang ayah yang sudah duduk tak berdaya di lantai rumah sakit.

"Ayah, maaf" sesal Archiell.

Asgara yang mendengar lirihan putra bungsunya memeluk sang putra dan menangis dalam pelukan tersebut.

"Bukan salah mu nak, ini sudah takdir. Ayah yang selama ini bodoh karena menyalahkan semua pada mu" Asgara melepaskan pelukannya, ditatap wajah sendu sang putra.

Archiel & Gabriello [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang