11. Pabrik Celviz

3.1K 346 47
                                    

Menyadari bahwa diri mereka telah ditipu, Valle dan yang lainnya kembali ke mansion.

"Bagaimana?" tanya Asgara saat pergi keruangannya yang penuh dengan komputer yang layarnya menampilkan beberapa titik lokasi, angka, tulisan-tulisan berwarna yang terus bermunculan, dan kode-kode yang rumit.

"Ckk sabar sialan!" geram Bian (masih ingatkan sama dia? Ituloh yang muncul di chap. soal Asgara)

"Aku menanyakan soal CCTV sialan!" geram Asgara.

"Oh omong bodoh! Yang dikatakan semalam benar adanya, CCTV mansion selama ini diretas. Kami sudah memulihkannya kembali dan memutuskan semua jaringannya" jelas Bian panjang.

"Ohh" balas Asgara biasa saja.

Bian ingin sekali mencekiknya jika bisa, tapi dia sayang uang jadilah dia mengurungkan niat nya.

"Tuan Bian" panggil salah satu bawahan Bian.

"Asgara kemari!" panggil Bian setelah melihat sebuah titik merah yang terdapat pada suatu pulau.

"Ckk sepertinya dia juga ingin mengadu domba kita dengan keluarga Odiguar" geram Asgara.

"Huhhhh, ikuti saja alurnya!" jengah Bian.

"Dengan begitu kami masih bisa memanfaatkan waktu untuk mencari titik Archiell dan yang lainnya. Dan kau setan! Makanya lain kali pasang GPS ditubuh anak mu!" geram Bian.

"Hei mana ku tahu jika tangan kanan Raga malah menyimpan dendam pada keluargaku!" jengah Asgara.

"Bodoh! Dia bukan menyimpan dendam, tapi sepertinya ada sesuatu yang terlewatkan oleh kita (termasuk author)" jelas Bian.

"Aish sudahlah, aku akan menyuruh Jayden dan yang lainnya ke pulau itu, dan aku akan menunggu di mansion. Dan kau! Kerjakan tugas mu!" tegas Asgara.

"Iya-iya setan!" sinis Bian.

Selanjutnya Bian termasuk Brian kembali berkutat dengan laptopnya nya untuk mencari lokasi Archiell dan yang lainnya. Dan Asgara menelpon Jayden agar mengajak Raymond dan yang lainnya ke pulau milik Odiguar untuk memastikan kebenarannya.

Setelah mematikan sambungannya, Asgara duduk disofa dan mengusap wajahnya kasar. Setelah beberapa menit kemudian, Asgara terlelap dalam tidurnya. Bian yang melihat itu memaklumi sang teman yang sudah lelah bekerja di kantor, pulang malah mengurus anak-anaknya, ditambah anak-anaknya yang sumber semangat Asgara sedang dalam bahaya.

Setelah beberapa jam Bian dan yang lainnya bergelut didepan layar, Brian akhirnya membuka suara.

"Sepertinya mereka melakukan kesalahan!" ucap Brian sambil tersenyum kemenangan.

"Salah satu dari mereka mengaktifkan handphone tuan muda Calvino" jelas Brian.

"Lacak lokasinya!" titah tegas Asgara tiba-tiba, dirinya tidak benar-benar tidur. Ayah mana didunia ini yang bisa tidur nyenyak saat anak-anaknya dalam bahaya.

"Baik tuan" balas Brian.

"Tuan?" panggil Brian ragu.

"Ada apa?" tanya Asgara heran.

"Pabrik kayu lama milik keluarga Celviz" jawab Brian.

"Sial!" geram Asgara.

Asgara kembali keruang kerjanya dimana yang lainnya sedang berkumpul minus Jayden, Hersa, dan Raymond yang sedang menuju ke pulau milik keluarga Odiguar.

"Pabrik kayu lama milik keluarga Celviz" Asgara to the point.

"Arghh...sialan si Rajendra. Dia tau semua kelemahan kita rupanya" geram Gevandra.

Archiel & Gabriello [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang