"Ya tuan muda Archiell, anda memang tidak gila, hanya gegar otak saja" celetuk Xavier yang dihadiahkan tatapan tajam dari Ciel alias Gabriel.
"Ckk... Keluar" tegas Gabriel menyuruh dokter dan perawat untuk segera keluar.
Dokter dan perawat yang punya saraf kepekaan tinggi pun meninggalkan ruangan menyisakan Ciel dan Xavier
"Baiklah, sepertinya Archiell tidak memiliki keluhan berarti, nanti tolong diminum obat sesuai aturan pakai yang sudah saya jelaskan. Permisi" pamit dokter dan diangguki oleh Xavier.
"Tuan muda Arch-"
"Gabriello" potong Gabriel yang kelewat singkat. Sok dingin tapi bikin pusing orang.
"Hah?" bingung Xavier. "Gablibelo apa? Siapa itu? Tuan muda, jatuh dari lantai dua tidak membuat anda jadi anak indihome bukan?" lanjut Xavier yang masih keheranan dengan maksud dari Tuan muda nya itu.
"Gabriello.... Itu nama ku!" lanjut Gabriel berusaha setenang mungkin.
"Hahaha.... Tuan menurut ku kita harus memeriksa otak anda tuan, sepertinya anda mengalami krisis identitas" Xavier benar-benar tidak habis pikir dengan tuan mudanya. Bagaimana bisa dia menyebut diri nya sebagai Gabriello? Jelas-jelas namanya adalah Archiell Vallorand.
"Jangan becanda tuan" lanjut Xavier saat melihat ekspresi serius dari ciel.
"Alterego" lanjut ciel masih dengan sok coolnya dia.
"Apa igo?" tanya Xavier dengan muka bodohnya dia.
Sudah, runtuh sudah tembok kesabarannya seorang Gabriell
"A L T E R E G O, BUKAN APA IGO" BODOH!" tegas Gabriell dengan penekanan disetiap huruf dan kata-katanya.
"Sekali lagi kau bertanya, kupecahkan pala kau, ku congkel otak kau, ku jadikan makanan anjing peliharaan ayah nya Ciel!" potong Gabriell saat melihat gerak gerik Xavier seolah akan bertanya lebih jauh.
Pintu tiba-tiba saja terbuka dan menampakan sosok Calvino yang sedang menatap lekat adik bungsunya, sambil menenteng plastik buah?
"Heii, ruangan seperti apa ini, bahkan pintu dibuka saja tidak kedengaran?" bingung Gabriell yang kaget saat Calvino sudah berada di dalam ruangan inap-nya.
"VVIP" jawab Calvino singkat.
"Mampus! Gadai ginjal gua satu, pas kali ya buat bayar pengobatan gua?" celetuk Gabriell yang membuat alis sebelah Calvino terangkat.
"Makan!" Calvino menyerahkan bubur yang dia beli untuk Ciel, karena dia yakin Ciel tidak akan suka dengan makanan hambar rumah sakit.
"Calvino?" tegur seseorang yang baru saja masuk kedalam ruang rawat Archiell.
"Buset, mimpi apa gua semalam sampai abang sulung gua datang jenguk gua di rumah sakit" kaget Gabriell karena melihat sosok abang sulungnya yang masuk keruangannya.
"Tau dari mana?" tanya Calvino
"Xavier" jawab Ray tak kalah singkat.
"Ckk" decak Calvino sambil menatap Xavier dengan tatapan tajam.
"Boombastic side eyes, Crim- hmppppp" belum sempat Gabriell menyelesaikan perkataan nya, mulutnya sudah ditutup dengan tangan Calvino.
Sontak hal itu membuat Xavier ketawa akan ketidak-berdayaan tuan mudanya itu.
"Dasar iblis kecil, baru siuman sudah aktif kayak anak monyet" Reza yang tiba-tiba muncul merasa heran dengan keaktifan ciel yang baru saja bangun dari pingsannya akibat jatuh dari lantai dua, dan bahkan dia sudah diberi obat bius saat penanganan pertamanya tadi.
"Heh, iblis besar! Kalau gua anak monyet berarti lu abangnya monyet" balas Gabriel ngotot karena merasa dirinya dihina oleh abang keduanya itu.
"Dan satu lagi, gua bukan adik kalian, gua itu al- aishhh, Xavier sakit...."
Belum sempat Gabriel menyelesaikan kata-kata nya, kepalanya terasa nyeri seperti ditusuk ribuan paku.Calvino refleks bangun dan memencet tombol yang tak berada jauh dari tempatnya duduk. Dia merasa tak tega melihat Archiell mengeram kesakitan sambil menarik-narik rambutnya, hingga ada beberapa helai yang terlepas dari kepalanya.
Dokter masuk, dan langsung menyuntikan obat penenang, tidak lama setelah disuntik, Gabriell mulai tenang dan menutup matanya perlahan. "Kayaknya gua harus ganti shampo" gumam Gabriell sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya.
Semua orang diruangan itu termasuk dokter menatap cengo kearah Gabriell yang sekarang sedang terlelap. Bagaimana bisa, diambang kesadarannya masih memikirkan untuk ganti shampo hanya karena menyadari ada rambutnya yang rontok.
"Tuan Xavier, apa anda lupa untuk memberikan dia obat?" tanya dokter yang mengembalikan fokus mereka semua.
"Ahh maafkan saya, tadi saya menunggu tuan muda untuk makan terlebih dahulu, baru saya memberikan obatnya" jawab Xavier yang merasa lalai dalam melaksanakan tugasnya.
"Baiklah, tolong kedepannya jangan diulangi lagi, kalau begitu saya permisi" dokter itu keluar dan meninggalkan yang lainya didalam ruangan Archiell.
"Tuan, saya minta maaf karena lalai dalam menjaga tuan muda" sesal Xavier.
"Tak apa, dua kali saya memaafkan kamu, tapi untuk kali ketiga..... Nyawa kamu dan keluarga kamu taruhannya" jawab Raza yang entah sejak kapan sudah berada dalam ruangan itu.
Xavier memang orang yang dipercayakan Calvino untuk menjaga Ciel selama masa penyembuhannya. Tapi aslinya Xavier sudah diperintahkan Raza dari dulu untuk menjaga dan mengawasi Archiell. Dua kali Raza memaafkan Xavier adalah saat Archiell diracun oleh pelayan, dan yang kedua adalah saat baru-baru ini Archiell disenggol oleh pelayan hingga terjatuh dari lantai dua sampai lantai satu.
"Baik tuan, terima kasih. Kedepannya saya akan lebih waspada lagi" jawab Xavier dengan penuh keyakinan.
"Bukankah ini sudah kali ketiga dia lalai? Buktinya Archiell terlambat minum obatnya" Tambah Reza berusaha memanasi Raza.
"Bukankah lebih baik kalau abang sadar diri, kenapa sampai Archiell terlambat meminum obat" Jawab Calvino sambil melirik kearah wajah tenang adiknya.
"Apa maksud mu?" tanya Reza sedikit membentak, karena dia merasa bahwa Calvino sedang menyalahkannya.
"Ckk" decak Raza lalu bangkit berdiri dan menarik kembarannya keluar kamar inapnya Archiell.
"Berisik" potong Raza saat merasa bahwa Reza akan melayangkan protes.
"Aku juga pulang dulu, Calvino? Apa kau mau terus disini?" tanya Raymond karena tidak melihat pergerakan sedikitpun dari adik ketiganya itu.
"pulang" jawab Calvino dan beranjak pergi dari duduknya
Sekarang tersisa Gabriell dan Xavier
"Siapa yang akan bangun? Tuan muda Archiell atau tuan muda Gabriello?" batin Xavier dengan smrik tipis
Selesai untuk part ini😇
Thanks untuk yang udah singgah
Kalau boleh egois, gua minta komen ya biar gua tau ngembangin cerita ini kearah mana.Makasih😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Archiel & Gabriello [END]
Mystery / ThrillerBrukk... Tubuh yang terlihat cukup tinggi, kurus, dan putih jatuh dengan keras dan tidak estetiknya dari lantai 3 mall yang sedang ramai-ramainya pengunjung. "Anjing lah sakit bangsat, mampus dah rasa-rasanya tulang kepala gua remuk tak tersisa" bat...