15. Pulang

8K 623 3
                                    

Mobil hitam milik Asgara membelah jalan dengan kecepatan penuh, dihiraukan segala umpatan dan sumpah serapah dari pengguna jalan yang lainnya. Dalam otaknya sekarang hanya keselamatan anak-anaknya.

"Sial sial sial! kenapa jarak dari mansion ke rumah sakit sangat jauh" gemas Asgara, entah kenapa dia merasa kalau disaat genting seperti ini waktu berjalan sangat lambat.

"Bertahanlah, argghhh.... Sial. Gabriell! Kalau anak-anak ku sampai kenapa-kenapa! Akan ku pastikan ragamu dan jiwamu hancur tak tersisa" Asgara merasa telah kalah dari seorang bocah yang bahkan baru berumur 15 tahun itu.

Setelah kurang lebih 10 menit dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, akhirnya Asgara sampai didepan rumah sakit. Dia turun dan berlari kedalam, dicengkramnya kerah petugas dan menyuruh mereka untuk segera menangani putra-putranya.

"Panggil semua dokter dan perawat terbaik dirumah sakit ini! Segera tangani anak-anak ku! Kalau sampai kalian terlambat menanganinya, maka jangan harap kalian bisa tenang!" perintah Asgara mutlak.

Semua yang mendengar ucapan Asgara dengan sigap mengambil alih tubuh Reza, Raza, dan Calvino untuk segera ditangani.

"Asgara apa yang terjadi?" tanya Valle.

"Gabriell, dia adalah cucu dari mantan sahabat mu ayah!" jawab Asgara dengan nada menahan amarahnya.

Valle yang mendengar nya bingung, sahabat yang mana? Dan apa hubungannya dengan keadaan putranya Asgara.

"Gabriell Vileshman" jelas Asgara yang melihat raut wajah sang ayah.

Tubuh valle kaku! Rasa sesak, marah, sedih, kecewa menjalar didadanya. Setelah kurang lebih lima tahun nama Vileshman sudah tidak terdengar ditelinganya, kini ia harus mendengarkan nya lagi. Di tambah lagi cucu sahabatnya itu selama ini ada didepannya.

Ahhh dia ingat sekarang, dulu Mikael selalu membanggakan cucu pertamanya yang sering dia panggil dengan panggilan sayangnya "Gabi".

"Arghh sial! Kenapa aku baru mengingatnya" batin Valle.

"Mikael, cucu kebanggan mu selama ini berada dalam keluarga ku, tapi aku malah tidak mengenalinya. Aku bahagia bisa bertemu dengannya, tapi bahagia itu kini sekarang sepertinya akan berubah menjadi benci, karena cucu mu melukai cucu-cucuku. Maafkan aku Mikael, kali ini aku akan bertindak kasar terhadap keluarga mu" lanjut Valle dalam hati.

"Jangan macam-macam ayah, Gabriell menyandra tubuh Archiell sekarang, jangan gegabah!" tegas Asgara yang melihat raut wajah mencurigakan sang ayah"

*****
"Aku masih belum bisa mempercayaimu bocah, mana bisa kau adalah Gabriell! Padahal jelas-jelas kau adalah cucu nya si Vallorand sialan itu!" tegas Raga Vileshman, anak bungsu dari Mikael Vileshman.

"Pa ini aku Gabriell. Ayah dan ibu meninggal lima tahun lalu karena dibunuh oleh keluarga Vallorand, kakek juga dibunuh oleh pembunuh bayaran dari Valle Vallorand" jelas Gabriell mencoba meyakinkan papanya.

"Kisah itu juga semua orang tau" potong Siska Vileshman, istri dari Raga Vileshman.

"Pa kau pernah mendendang ku dibagian dada dan menyeretku ke ruang penyiksaan. Kau menyiksaku tiga hari berturut-turut tiap jam 9 pagi dan 9 malam, bahkan aku tidak di kasih makan maupun minum, dan itu hanya karena aku sarapan terlebih dahulu sebelum kalian turun. Bahkan papa pernah menendangku dibagian perut saat aku terkena demam tinggi dan makan malam lebih dulu untuk minum obat"

"Ma, kau pernah menyiram ku dengan air lombok panas yang kau buat, untuk menghukumku karena tidak menegurmu saat pulang sekolah. Mama juga pernah menyayat paha ku lalu menuangkan air perasan jeruk nipis dan ulekan lombok kesayatan itu, hanya karena aku tidak menjawab panggilan mu saat belajar menjelang UTS" lanjut Gabriell sekali lagi mencoba meyakinkan Papa dan mamanya.

Archiel & Gabriello [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang