"Abang?" Tegur Gabriell saat melihat Reza yang berada di depan ruangan kerja ayahnya.
"Wah setan!" kaget Reza.
"Idih enak aja aku dikatain setan!" marah Gabriell.
"Siapa?" tanya Reza singkat.
"Haaa?" heran Gabriell
"Ohhh... Ini Gabriell, Archiell masih tidur" lanjut Gabriell saat paham maksud Reza.
"Gimana cara membedakan kalian sih? Cape kan harus nanya mulu" keluh Reza, bosan dia nanya-nanya mulu.
"Lah, ya mana saya tau! Kok nanya saya" balas Gabriell acuh dan meninggalkan Reza.
"Ehh anak sialan, sini lu!" teriak Reza
"Gabriell sama Archiell bukan anak sialan yee, kita anak ayah wleee" tegas Gabriell sambil berjalan menjauhi Reza menuju dapur.
Reza tersenyum kecil, lalu masuk kedalam ruangan kerja ayahnya.
"Ahhh maaf aku mendengarkan percakapan kalian" Reza dengan tidak ada rasa bersalahnya berjalan menuju sofa dan duduk dengan santai.
"Awalnya aku mau mencari tau sendiri apa yang kaluan sembunyikan. Tapi adik kecilku malah mengacaukan semuanya" lanjut Reza sambil duduk dengan kaki kanan berada diatas kaki kirinya.
Percakapan antara Gabriell dan Reza barusan awalnya mengangetkan Asgara dan Raymond, tapi mereka bukan golongan otak lemot. Mereka dengan cepat menyadari kalau Reza sudah mendengarkan percakapan mereka sedari tadi.
"Kurangi kebiasan menguping mu Reza" tegur Asgara yang merasa kebiasaan Reza itu kurang baik.
"Aishhh, maaf ayah. Siapa suruh kalian tidak menutup pintu rapat" bela Reza.
"Sudahlah, apa kau mendengarkan semuanya?" tanya Raymond.
"Bang Ray, kalau aku mendengarkan semuanya apa menurut mu aku akan masuk dan berkata seperti barusan?" jengah Reza "aku hanya mendengar sepintas saat ayah memukul dan menampar mu" lanjut Reza
"Ckk... Fokus sekolah mu sana, jangan ikut campur masalah ini. Kalian tunggu hasil akhirnya saja" tegas Asgara.
"Ehh... ayah tidak bisa begitu, cepat katakan apa rahasia kalian!" tuntut Reza, jiwa keponya mendadak mendominasi.
Lama sudah mereka berdebat, akhirnya Raymond memilih untuk menceritakan semuanya pada adik pertamanya itu.
"Jangan sampai kembaran dan adik mu yang lain tau!" peringat Asgara.
"Kami sudah mendengarkan semuanya ayah" kompak Raza dan calvino yang tiba-tiba masuk kedalam ruang kerja ayahnya.
"Arrghhhh" teriakan geram Asgara mengudara seketika. "Zaskia! Jemput aku ikut denganmu sekarang juga, bisa depresi aku jika terus bersama anak-anakmu yang tidak tau sopan santun ini" geram Asgara.
Stres dia tuh, suruh jangan kasih tau yang lain. Ehh malah yang lain sudah mendengarkan semuanya, mana pake acara menguping lagi. Ckk ckk ckk... Benar-benar tidak ada sopan santunnya sama sekali.
Reza, Raza, dan Calvino hanya menatap datar ayahnya, benar-benar tidak ada raut penyesalan sedikitpun.
Tok tok tok....
Ketukan itu mengalihkan semua atensi mereka.
"Masuk" titah dingin seorang Asgara.
Pintu terbuka dan muncul si sosok pemeran utama kita. Archiell sudah bangun dan Gabriell sudah menyuruhnya siap dan ke ruang kerja ayahnya. Archiell yang tidak tau apa-apa awalnya menolak, masih marah dia sama ayahnya. Tapi Gabriell bilang percaya aja sama suruhannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archiel & Gabriello [END]
Mystery / ThrillerBrukk... Tubuh yang terlihat cukup tinggi, kurus, dan putih jatuh dengan keras dan tidak estetiknya dari lantai 3 mall yang sedang ramai-ramainya pengunjung. "Anjing lah sakit bangsat, mampus dah rasa-rasanya tulang kepala gua remuk tak tersisa" bat...