"Da-Daddy?" tanya Gabriell bingung.
"Hmm" balas Gavendra lembut. Dikecupnya kening Gabriell "tidurlah kamu butuh istirahat, Daddy keluar sebentar ada urusan yang harus daddy urus"
Gabriell hanya mengangguk lemah, tubuhnya sekarang sudah seperti mumi, dibaluti perban yang mebuatnya tidak leluasa bergerak, dan gips dilehernya serta beberapa kabel yang menempel didadanya. Tak lupa infus yang terpasang cantik di tangan kirinya.
Pandangannya tertuju pada bahu Gavendra yang mulai menghilang dibalik pintu. Pandangan Gabriell dia alihkan pada jendela yang menampilkan suasana yang begitu asing baginya.
Ditarik nya napas dalam, dan menghembuskannya secara perlahan, dilakukannya berulang kali. Dadanya sesak, ia merindukan seseorang yang sosok abstraknya sedari tadi menghantui pikirannya.
Ditutup matanya perlahan, ia larut dalam lamunannya.
"Abang! Abang hahahahah...... abang jangan ihhhh...... abanggggggg........ abanggg laper...... Abang ngapain?..... Abang kapan selesainya.....adek.... Adek bertahan ya..... Gabi sayang"
Deg!
Air mata Gabriell luruh, dadanya kian bertambah sesak. Sungguh dia benci perasaan ini, merindukan sosok yang bahkan kita sendiri tidak tau siapa yang kita rindukan.
"Aku rindu" lirih Gabriell dengan mata yang setia terpejam.
Tak berselang lama Gabriell tertidur.
*****
"Ayah? Kenapa lu semua disini? Dimana gua?" tanya Archiell.
"Sayang, jangan tinggalin ayah lagi, ayah mohon" Asgara langsung memeluk tubuh Archiell.
Archiell yang kaget dengan sikap sang ayah yang tiba-tiba menyayanginya pun merasa heran. Archiell mendorong tubuh Asgara menjauh dari dirinya, lalu mengangkat alisnya sebelah.
"Ayah apa kau mengalami benturan dikepala mu, sampai-sampai kau menyadari kehadiran ku dalam kehidupan kalian"
Deg!
Asgara dan putra-putranya yang lain membeku, apa ini? Putra dan adik mereka kenapa bertingkah aneh seperti ini?
"Adek? Kenapa kamu berkata seperti itu?" Calvino bertanya pada sang adik, tangannya terulur untuk menyentuh kepala sang adik, namun....
Takkk...
Tangannya dihempas kuat oleh Archiell.
"Jangan sentuh gua!" tekan Archiell dengan pandangan permusuhan.
Deg!
Pandangan permusuhan dan dendam yang selama ini sudah tidak dilihat mereka, kini telah kembali. Adik mereka Archiell yang dulu telah kembali.
"Gabriell?" tegur Raza memastikan sesuatu.
Archiell mengangkat satu alisnya lagi "lu kalau gila bilang boss, Gabriell siapa? Atau ayah lu ngangkat anak buat jadi anaknya? Dih anak sendiri aja ditelantarin, gaya banget ngangkat anak" sinis Archiell.
Asgara terdiam, bibirnya kaku, tenggorokan nya tercekat. Dia sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, apa yang dibilang putranya adalah fakta.
"Jaga bicara mu Archiell" tegas Reza.
"Wow, apa yang sudah aku lewatkan?! Reza Vallorand menegurku hanya karena cara bicaraku? Hah! who are you sialan!? Lu bukan siapa-siapa, so! Jangan sok ngatur gua" balas Archiell tak kalah tegas.
"Sayang, hei ayah mohon sudahi bercanda mu. Ini ayah sayang, ayah sudah janji bahwa tidak akan ada yang bisa merebut hak mu menjadi putra bungsu ayah"
"Huhhh, dimana bajuku? Aku seperti korban pelecehan saja" Angga yang menyadari cara bicara Archiell pun langsung mendekati Archiell dan hendak memeluk nya, namun sang papa malah menariknya kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archiel & Gabriello [END]
Mystery / ThrillerBrukk... Tubuh yang terlihat cukup tinggi, kurus, dan putih jatuh dengan keras dan tidak estetiknya dari lantai 3 mall yang sedang ramai-ramainya pengunjung. "Anjing lah sakit bangsat, mampus dah rasa-rasanya tulang kepala gua remuk tak tersisa" bat...