9. Awal

3.4K 328 56
                                    

Yoyo ges, kita mulai konfliknya ya... Udah bosan sama chap ringan-ringannya.
.

.

.

Eh, tapi bo'ong😅 Author kasih yang ringan-ringan dulu.

*****

Sama seperti biasanya, hari ini Gabriell hampir terlambat lagi karena dia siapnya ribet. Sedangkan Reza dan yang lainnya mungkin sudah tiba disekolah.

"Ayahhhh!!!! Astaga, ini dasi Gabi dimana lagi ya lord, ini ngga bisa apa diam di satu tempat aja!?" heran Gabriell.

"Kamu teriak lagi sekali, ayah masukin kamu ke mesin cuci! Biar dicuci otak kamu yang banyak debunya itu" geram Asgara sambil mengambil dasi yang sudah dia cuci semalam, soalnya kemarin habis di hukum, Gabriell langsung tidur. Ya sudah Asgara inisiatif nyuci seragam anaknya deh, kan kotor tuh gara-gara pingsan di kantin.

"ish ayah! Dapat dari mana itu?" tanya Gabriell heran.

"Tuh di jemuran" balas Asgara

"Lah? Tadi Gabi nyari disana ngga ada"

"Nyari kalau make mulut gimana mau nemu!" geram Asgara.

"Udah sana jalan! Udah mau telat" lanjut Asgara sambil mendorong pelan sang putra keluar kamarnya.

"Ya udah, bye ayah" cup~

Gabriell berlari keluar menuju lift dan bergegas ke sekolah. Sekarang dimansion tersisa Asgara seorang, yang lainnya sudah ke kantor, kecuali Barak dan Gevandra yang kerumah sakit. 

Asgara kaget dan langsung membalikan badannya kearah jendela kamarnya, yang baru saja dilempar menggunakan batu, kaca berserakan dimana-mana. Asgara mengerutkan keningnya dan mendekat ke arah batu yang berada dekat kaki tempat tidurnya.

Baru saja Asgara ingin mengambil batu tersebut, tepat didepan matanya sebuah panah melesat cepat dan menancap tepat difoto Reza. Asgara terkejut, tapi dengan cepat dia mengembalikan raut wajahnya.

Pandangannya dia alihkan pada arah panah tadi, Asgara mendekat dan menarik sebuah kertas kecil yang diikat pada panah tersebut.
'Manakah yang akan kau selamatkan? Putra kandung mu? Atau anak angkat mu?'

Asgara mengeraskan rahangnya, diramasnya kuat kertas tersebut. Aura yang dia keluarkan benar-benar tidak bersahabat. Asgara menuju kelantai satu dengan langkah yang tidak santai.

"XAVIER!!!" panggil Asgara.

Xavier yang mendengar panggilan Asgara dengan segera menghampiri tuannya.

"Ada ap-" seketika wajah Xavier tertoleh kekiri saat Asgara dengan santainya meninju wajah Xavier keras.

"Panggil semuanya! Kalian harus dihukum, bisa-bisanya keamanan mansion kecolongan!" tegas Asgara.

"Suruh Brian, Rian, Jacob dan Javen menjemput semua anak-anak saya!" lanjut Asgara.

"Baik tuan" jawab Xavier tegas.

"Siapapun kau, tidak akan kubiarkan kau menyakiti salah satu anak ku!" si Asgara lagi mode bapak😅

Sedangkan dijalan Gabriell sedang dibuat heran dengan kerumunan orang yang sedang heboh sendiri.

"Om weii om, hollaaa BISA PERMISI NGGAK? UDAH TELAT INI, BISA DIHUKUM LAGI NANTI SAMA PAK RIO" teriak Gabriell mencoba meminta jalan karena aksesnya menuju sekolah ditutup oleh kerumunan orang-orang gaje.

Tidak mendapatkan respon, Gabriell turun dari motornya dan mencoba untuk bertanya kepada salah satu orang disana.

"Paman, kenapa ini?" tanya Gabriell to the point.

Archiel & Gabriello [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang