Rencana Raymond ke mall bersama adiknya harus dibatalkan karena kejadian tadi. Setelah kepergian sang ayah, Archiell pamit ke kamarnya.
"Bang" panggil Archiell lirih "Aku kekamar dulu" lanjutnya dan setelah mendapat anggukan dari keempat abangnya, Archiell berjalan sambil menunduk kearah lift.
Setelah sampai dikamarnya, Archiell merebahkan tubuhnya. "abang?" tegur Archiell.
"Hmm?" jawab Gabriell lembut.
"Maaf, Ciel benar-benar lemah hikss... Ciel ngga bisa bela abang depan semuanya. Ciel hanya beban untuk abang" Archiell menangis sambil memeluk bantal gulingnya.
"Ciel udah jangan nangis terus, nanti kamu bisa demam, Ciel. Look! Abang oke oke aja kok" jawab Gabriell mencoba menenangkan Archiell.
"Look-look gimana? Abang mah kondisi kayak gini masih aja bego ihh, hiksss.... Gimana Ciel liatnya kalau abang aja abstrak gitu. Sekarang abang mah kayak setan! Rupa nya zonk, suaranya ada hikss..." jawab Archiell sesegukan yang di hadiahi geraman elit sang abang alterego.
"Kalau mau sad, ya yang konsisten njing, udah baik-baik suasana mellow malah ngatain gua bego" geram Gabriell.
"Ehhh bang idiot, abang juga aneh! Diri sendiri nyuruh orang konsisten padahal pribadinya sama aja plin plan" jengah Archiell.
"Wah sekata-kata lu Ciel, gua gini-gini konsisten sat!" bela Gabriell tidak ingin dikatai plin plan.
"Abang aku tersayang, siapa yang bilang ngga boleh make lu gua. Abangkan! Terus sekarang siapa yang make lu gua?" jelas Archiell.
"Aishhh sudahlah, gu- ishhh... abang... Ahhhh gua belum terbiasa !!!!! Nanti perlahan gua coba biasain, tapi kalau elu" Gabriell menjeda perkataannya seolah-olah menarik napas dalam.
"Ngga boleh make lu gua, dan tetap panggil gua abang!" tegas Gabriell.
"Ckkk.... Egois! Ya udah abang, Ciel ngantuk. Cape tau nangis mulu" Gabriell hanya berdehem untuk membalas perkataan Archiell.
Setelah beberapa menit, terdengar dengkuran halus Archiell. Gabriell yang menyadari hal itu mengambil alih kesadaran. Dia berjalan kearah balkon dan menatap kearah luar mansion.
"Ciel, apa gua pantas mengeluh? Secara ini bukan hidup gua. Ini hidup lu ciel, apa yang ayah lu dan lu bilang, itu semua benar. Gua hanya jiwa asing yang menumpang dalam raga ini" Tanya Gabriell entah pada siapa.
"Gua pengen disayang juga sama seorang ayah, lima tahun.... Lima tahun lamanya gua ngga tau lagi rasanya disayang seorang ayah. Punya paman tapi main fisik, selucu hidup gua ciel" keluh Gabriell yang merasa miris dengan kisahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archiel & Gabriello [END]
Mystery / ThrillerBrukk... Tubuh yang terlihat cukup tinggi, kurus, dan putih jatuh dengan keras dan tidak estetiknya dari lantai 3 mall yang sedang ramai-ramainya pengunjung. "Anjing lah sakit bangsat, mampus dah rasa-rasanya tulang kepala gua remuk tak tersisa" bat...