12. Tukang Mengadu

1.3K 192 49
                                    

Rio memang jarang mengambil pekerjaan saat weekend, kecuali costumer nya setuju dengan syarat yang di ajukan.

Pagi ini Jisoo mendatangi rumah Rio, di hari kerja.

"Ada apa hyung?"

"Aku ingin mengajak mu melihat ruko nya" ajak Jisoo

"Baiklah" Rio pun menurut, ia bersiap dan mengikuti hyung nya, membawa mobil sendiri, karena Jisoo nanti akan langsung kembali ke kantor dari ruko Rio, mereka pun tiba.

"Woah, sudah delapan puluh persen lebih pengerjaan nya" kata Jisoo mengamati ruko yang hampir jadi itu, Rio juga dalam hati mengagumi design interior nya.

"Sungjae memang sangat pandai, dia tahu selera mu" kekeh Jisoo, Sungjae adalah salah satu anak buah nya yang tahu profesi Rio apa.

"Selamat pagi oppa" tiba-tiba seorang gadis menginterupsi mereka, hanya separuh wajah nya saja yang kelihatan.

"Selamat pagi oppa" tiba-tiba seorang gadis menginterupsi mereka, hanya separuh wajah nya saja yang kelihatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rio yang penasaran pun sedikit mencondongkan tubuh nya untuk mengintip siapa yang datang.

Rio yang penasaran pun sedikit mencondongkan tubuh nya untuk mengintip siapa yang datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rose" batin nya, gadis itu tertunduk malu melihat Rio yang mengintip nya.

"Rose, kamu sudah datang, ayo masuk lah" sambut Jisoo.

"Ne oppa" jawab nya lirih, ia pun masuk.

"Ini tempat kerja mu nanti Rose" kata Jisoo memberitahu Rose.

"Lantai pertama ini adalah ruang tamu dan resepsionis, tempat kamu bertugas"

"Dan di lantai atas ada dua kamar, ayo kita lihat" ajak Jisoo, mereka bertiga pun menaiki anak tangga, dengan posisi Rio di belakang Rose, entah apa yang ada dipikiran nya tentang gadis itu.

"Nah, ini lantai dua nya" kata Jisoo.

"Yang itu untuk pijat costumer nya Rio, sekaligus tempat istirahat nya, yang ini kamar mu Rose, kamu juga bisa memasak disini, kulkas nya nanti biar aku isi" Rose tak curiga kenapa Jisoo yang lebih banyak bicara untuk menjelaskan dan bukan Rio.

"Yang itu untuk pijat costumer nya Rio, sekaligus tempat istirahat nya, yang ini kamar mu Rose, kamu juga bisa memasak disini, kulkas nya nanti biar aku isi" Rose tak curiga kenapa Jisoo yang lebih banyak bicara untuk menjelaskan dan bukan Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mulai hari Rabu, ruko ini sudah bisa kamu tempati Rose, hanya tinggal menyelesaikan finishing nya saja ini" beritahu jisoo lagi.

"Ne oppa"

"Kamu suka lingkungam nya tidak?" Tanya Jisoo.

"Sejauh ini suka oppa, tak jauh dari halte, dan tak terlalu ramai" jawab Rose lugu.

"Baguslah kalau kamu suka, nanti kamu pulang dengan Rio ya, oppa mau langsung kembali ke kantor" beritahu Jisoo, Rose terbelalak kaget.

"Aku bisa naik bus lagi oppa" tolak nya sungkan jika merepotkan, juga takut semobil hanya berdua dengan Rio yang belum terlalu ia kenal.

"Biar Rio saja yang antar, kalian sebentar lagi akan menjadi partner, mulai lah saling mengakrabkan diri biar tidak kaku nanti" balas Rio, wajah Rose langsung berubah gelisah.

"Tak masalah kan Rio, jika kamu harus mengantar Rose?" Jisoo ingin memastikan dan meyakinkan Rose.

"Ya hyung"

"Nah Rose, Rio tidak keberatan untuk mengantar mu" ujar Jisoo lagi.

"Ne oppa" lirih nya sambil menunduk tak berani menatap Rio.

"Aku pergi dulu, banyak meeting hari ini" pamit Jisoo, Rose terlihat gelagapan tak tenang dan canggung, mereka berdua tak langsung pulang, tapi menunggui anak buah Sungjae mengerjakan tugas mereka, Rio sesekali memberi masukan dengan apa yang ia inginkan.

"Kamu juga boleh memberi mereka masukan tentang keinginan kamar mu nanti seperti apa" kata Rio tiba-tiba pada Rose.

"N-ne oppa" gugup nya karena kaget, takut dan canggung jadi satu.

Dan siang nya, mereka baru memutuskan untuk pulang, Rose duduk di bangku penumpang depan dengan tak tenang, jantung nya berdegup kencang gelisah, sambil mememainkan jari-jari tangan sendiri, Rio pun melirik nya, ia tahu gadis itu takut dan canggung pada nya karena mereka baru mengenal.

"Aku lapar, kita makan dulu" Rio tak bertanya.

"N-ne oppa" jawab Rose menghadap ke arah Rio tapi mata nya menatap ke arah lain, mereka berhenti di sebuah restauran.

"Mau makan apa?" Tanya Rio yang setiap mengajak bicara tanpa memanggil nama lebih dahulu.

"Apa saja oppa" jawab Rose, Rio pun memesan makanan untuk mereka berdua, sambil menunggu pesanan datang, Rio sesekali memainkan ponsel nya, membalas pesan yang masuk, atau menatap Rose, gadis itu tentu sadar tengah di perhatikan, ia pura-pura biasa saja, padahal sebenar nya ia sangat grogi.

Tak ada obrolan, tak ada pembicaraan, karena dua-dua nya sama-sama pendiam, Rose yang memang pemalu, dan sungkan pada lawan jenis, serta Rio yang merasa belum kenal dekat dan masih baru, beda konteks jika gadis itu adalah pelanggan nya, Rio tentu ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada obrolan, tak ada pembicaraan, karena dua-dua nya sama-sama pendiam, Rose yang memang pemalu, dan sungkan pada lawan jenis, serta Rio yang merasa belum kenal dekat dan masih baru, beda konteks jika gadis itu adalah pelanggan nya, Rio tentu akan berubah menjadi orang yang aktif berbicara.

Malam nya, Rose bercerita pada Jisoo tentang Rio.

"Oppa"

"Ya Rose?"

"Aku sebenar nya suka melihat lingkungan tempat kerja ku yang baru nanti oppa, tapi aku punya satu masalah" cerita Rose putus asa.

"Masalah apa itu?" Heran Jisoo menatap serius pada Rose.

"Rio oppa, dia menakutkan, aku tak berani untuk sekedar mengajak nya berbicara, dia seperti nya galak sekali" adu Rose, Jisoo terbahak.

"Tatapan nya tajam, tidak pernah tersenyum" keluh Rose, Jisoo malah semakin terpingkal mendengar nya.

"Besok akan ku beritahu dia agar tak sekaku itu pada mu"

"Jangan oppa, jangan, biarkan saja, aku tidak mau dia nanti melabeliku sebagai tukang mengadu" tolak Rose panik.

"Tidak apa-apa, Rio tak seperti itu, kamu santai saja, jangan sungkan untuk memulai dulu, dia tak segalak yang kamu khawatirkan, Rio begitu karena kalian baru saling mengenal dan belum terbiasa" ujar Jisoo memberi penjelasan pada Rose.

"Menurut oppa begitu?"

"Ya bukan menurut oppa, tapi sifat dan sikap Rio memang seperti itu"

"Baiklah, aku harus bersabar seperti nya" gumam Rose.

"Rio itu baik, jangan khawatir Rose"

"Ne oppa"


#TBC

Prostitute ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang