tentang Rio yang adalah pria penghibur, banyak adegan 22+, mohon bijak dalam memilih bacaan, anak-anak di mohon menjauh, dosa tanggung sendiri akibat nya.
Rose menaiki tangga ruko, begitu tiba dilantai atas, dia menemukan Rio tengah makan siang dengan lahap nya, seperti sudah berhari-hari tidak makan.
"Aneh, mereka tadi seperti sedang bertengkar, bahkan nona itu menangis meminta untuk dilepas ikatan nya, tapi kenapa dia tadi terlihat baik-baik saja? Bahkan malah tersenyum seolah tak terjadi apa-apa" heran Rose, mendengar suara langkah kaki, Rio pun menoleh.
"Kamu tidak membeli makanan juga?" Tanya nya, Rose terkesiap kaget.
"T-tidak oppa, aku sudah memasak sendiri tadi pagi" jawab Rose gugup karena pikiran nya masih kemana-mana, gadis itu pun mengambil piring dan gelas untuk mengisi nya dengan nasi dan lauk, serta air minum, lalu membawa nya ke lantai bawah.
"Rosie"
"Ya oppa?" Ia langsung menoleh menatap Rio.
"Jika ada yang telpon, suruh datang jam enam sore ya, setelah itu buat jadwal untuk besok seperti tadi pagi lagi" interuksi Rio.
"Ne oppa" Rose melanjutkan langkah nya dan Rio melanjutkan makan nya, ia butuh waktu dua jam lebih guna mengembalikan stamina nya dan mood nya, itulah kenapa Rio meminta pelanggan terakhir nya datang jam enam sore.
Rose makan sambil menunggu telpon, dan setelah nya, dua jam kemudian, tamu terakhir pun datang, Rose mengantar nya ke lantai atas, dan Rio sudah bersiap.
Hanya dua jam, gadis itu akhir nya pulang, dengan wajah sumringah seperti yang lain, Rose tak curiga, ia masih berpikir bahwa pekerjaan Rio adalah memijat, Rose melirik jam dinding yang menunjuk angka delapan lebih empat puluh lima menit, ia pun kemudian menutup ruko nya, dan naik ke lantai atas, membereskan bekas makan nya dan Rio tadi, mencuci semua sendiri, sedangkan sang boss tengah berbaring di ranjang nya, tenaga nya terkuras lagi.
Kriinggg. . .
Ponsel Rio berdering, dengan malas ia pun meraih nya, dari atas meja disamping ranjang.
"Hallo"
"Rio, apa aku masih bisa membooking mu?"
"Maaf noona, besok ya"
"Aku mohon"
"Baiklah, aku tunggu di ruko" Rio mematikan sambungan telpon nya, ia lalu keluar, dan tak menemukan Rose, karena gadis itu berada di dalam kamar nya untuk bersiap mandi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rio turun, menyanbut tamu nya yang datang.
"Ayo naik" ajak Rio, pada gadis yang baru datang itu, ia mengikuti dengan langkah girang, begitu memasuki kamar, Seohyun langsung berbaring diatas ranjang, sambil menatap Rio.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sebenar nya tenaga ku sudah habis hari ini" ucap Rio sambil mengambil kondom.
"Biar aku yang pegang kendali kalau begitu" balas Seohyun.
"Baiklah" Rio pun pasrah, ia lalu membuka handuk nya dan memakai kondom nya.
"Kenapa harus pakai ini?"
"Biar aman"
"Tapi lebih enak tanpa kondom seperti nya"
"Tergantung dengan siapa kita bercinta" balas Rio, mereka lalu mulai melakukan pemanasan dan bercinta dengan posisi Seohyun diatas, Rose keluar dan menuju ke kamar mandi sambil membawa baju ganti nya.
"Aaaakkkkhhh. . ." Desah Seohyun.
Deg
Rose membeku mendengar suara desahan seorang wanita dari kamar kerja Rio
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aaakkkhh. . . Noona. . ." Kali ini desahan Rio yang terdengar.
"Salah satu alasan kenapa aku selalu ingin cepat-cepat bertemu dengan mu" rancau Seohyun sambil menggoyang pinggul nya diatas tubuh Rio.
Rose buru-buru memasuki kamar mandi, dan membersihkan diri dengan cepat, pikiran nya kacau mendengar suara erangan Rio yang seperti nya sangat menikmati percintaan nya, meski Rose tak tahu apa yang terjadi, selesai mandi, Rose kembali ke kamar, pikiran nya berkecamuk
"Suara siapa perempuan tadi? Bukan kah oppa sudah tidak menerima tamu?" Batin Rose bertanya.
"Jika oppa memijat klient nya, kenapa dia juga mendesah?" Batin nya lagi, suara desahan dan erangan sexy Rio kembali terngiang di telinga Rose.
"Tidak tidak, aku tidak boleh membayangkan nya" ia menggeleng mencoba mengusir suara Rio dari otak nya, gadis itu tak berani keluar untuk mengambil air minum, takut jika suara dari kamar kerja Rio masih terdengar lagi nanti.
Rose hampir terlelap, tapi ia mendengar suara kompor di nyalakan, kedua mata nya langsung terbuka lebar, Rose juga mendengar suara air yang memenuhi gelas, ia pun lalu terbangun, dan mengintip dari balik pintu kamar nya, dan rupa nya Rio tengah menyeduh ramen cup dan menyiapkan satu gelas air putih, Rose pun memberanikan diri untuk keluar.
"O-oppa belum pulang?" Tanya Rose
"Belum, aku lapar, setelah ini aku pulang" jawab Rio sambil duduk di bangku meja makan dan menyantap ramen nya.
"M-mau aku buatkan sesuatu oppa?"
"Kimchi, aku lupa belum mengambil kimchi"
"Baiklah, tunggu sebentar oppa" Rose ke dapur untuk mengambil kimchi bagi Rio.
Selesai makan, Rio pun bersiap untuk pulang, dan selama menunggu sang boss menata ransel nya, Rose nampak beberapa kali melirik Rio, dia memang masih lugu dan polos urusan namja mau pun percintaan dan sex, tapi suara desahan Rio membuat nya candu, ia ingin mendengar suara itu lagi.
"Biar aku yang menutup nya" kata Rio pada Rose, saat gadis itu ingin menutup pintu garasi.
"N-ne oppa" jawab Rose salah tingkah, ia gelisah mendengar Rio bicara, jantung nya berdetak tak karuan, tapi berusaha untuk terlihat baik-baik saja, Rose juga tak berani bertanya perihal tamu yang tadi, dan pura-pura tak tahu.
Rio sendiri juga tak menyadari jika kamar di ruko itu memang tidak terpasang alat peredam suara, jadi ia tak tahu jika suara desahan dan erangan nya terdengar dari luar.