13. Ruko Baru

1.2K 195 73
                                    

Dua hari kemudian, ruko telah jadi, Jisoo sudah berada di sana bersama Rio, masih ada beberapa yang perlu di selesaikan tapi sudah pasti bisa di tempati hari ini.

"Jemputlah Rose ke rumah, hyung masih ada sedikit keperluan, dan juga, jangan lupa beli makan siang sekalian" ujar Jisoo pada Rio.

"Ya hyung" jawab Rio, ia lalu mengemudikan mobil nya menuju ke rumah Jisoo untuk menjemput Rose, setiba nya disana, Rio membantu Rose memasukan tas nya ke bagasi, kemudian berangkat membeli makan siang untuk mereka bertiga.

"Tunggu disini, hyung meminta ku untuk membeli makan siang" kata Rio pada Rose tanpa menatap nya.

"N-ne, oppa" balas Rose nyaris tak terdengar.

Sejam kemudian, Jisoo menatap keluar ruko dan menemukan Rio tengah berjalan sambil menenteng tas besar milik Rose yang berisi baju, sedangkan gadis itu membawa makan siang mereka.

"Kalian seperti pasangan muda yang baru menikah saja" goda Jisoo, Rio tak menyahut, tapi Rose tersenyum malu sambil menutup wajah nya karena ulah Jisoo.

"Kalian seperti pasangan muda yang baru menikah saja" goda Jisoo, Rio tak menyahut, tapi Rose tersenyum malu sambil menutup wajah nya karena ulah Jisoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyung tadi bilang masih ada pekerjaan, pekerjaan apa?" Rio mengalihkan pembicaraan.

"Hyung membeli peralatan makan"

"Nanti kamu cuci lagi dan susun sendiri ya Rose?"

"Ne oppa" patuh gadis itu, yang tengah menyiapkan makan siang mereka.

"Hari ini mulai ditempati, kapan ruko ini akan mulai di buka?" Tanya Jisoo pada Rio.

"Senin depan hyung, aku butuh mempromosikan nya dulu"

"Masih ada waktu empat hari Rose untuk masa penyesuaian mu" ujar Jisoo pada Rose.

"Ne oppa"

"Hyung kembali ke kantor ne, kalian semangat" Jisoo berpamitan setelah makan siang.

"Ne hyung"

"Hati-hati oppa"

Rio membereskan bekas makan mereka dibantu Rose.

"Biar aku saja yang membuang nya oppa" sungkan Rose, Rio pun menyerahkan bekas makan mereka tadi pada Rose, gadis itu membuang nya di tempat sampah depan ruko, lalu ia kembali masuk ke dalam untuk mencuci peralatan makan baru yang dibeli Jisoo tadi, sedangkan Rio sibuk memotret ruko nya untuk ia promosikan melalui story nya.

"Biar aku saja yang membuang nya oppa" sungkan Rose, Rio pun menyerahkan bekas makan mereka tadi pada Rose, gadis itu membuang nya di tempat sampah depan ruko, lalu ia kembali masuk ke dalam untuk mencuci peralatan makan baru yang dibeli Jisoo tad...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose terlihat beberapa kali mencuri pandang pada Rio, tapi tak disadari oleh pria itu.

"O-oppa" Rose memberanikan diri untuk memulai percakapan dengan Rio, tapi yang dipanggil hanya menoleh tanpa menyahut.

"A-aku nanti harus bagaimana saat bekerja?" Tanya Rose sedikit kikuk.

"Ayo aku jelaskan" Rio berjalan menuju ke meja resepsionist dilantai bawah.

"Ini buku nya, setiap ada telpon masuk, dan ingin membuat janji dengan ku, tulis disini jam, hari dan tanggal nya, tapi sebelum nya, kamu harus memastikan apakah jam ku kosong waktu itu" jelas Rio.

"Dari mana aku tahu oppa sedang kosong atau tidak?"

"Karena aku juga akan disini jika sedang tak ada pekerjaan" jawab Rio, Rose pun kaget.

"Aku akan datang pagi, sebelum pelanggan pertama datang"

"Oppa mau pelanggan pertama datang jam berapa?"

"Jam 10 pagi"

"Malam nya?"

"Tergantung mood ku, kamu bisa bertanya dulu pada ku nanti" Rose mengangguk-angguk paham, Rio lalu ke dapur untuk mengambil air minum, ia juga sekalian mengechek isi kulkas yang ternyata sudah di isi oleh Jisoo, jadi ia tak perlu khawatir sekarang jika ingin pulang, karena Rose bisa memasak makan malam nya sendiri.

"Aku pulang, jika kamu lapar, masak lah sendiri" pamit Rio

"N-ne oppa" balas Rose, setelah Rio pergi, gadis itu mengunci pintu garasi dan gerbang, kemudian ke lantai atas untuk masak makan malam, sambil menonton tv, bagaikan dirumah sendiri.

Beberapa hari ini, Rio tak ke ruko, karena belum buka, dan dia menerima client di luar, Rio tak memberitahu Rose, karena tak punya nomor kontak gadis itu, dan juga Rio tak merasa itu perlu, tapi Rose malah sibuk menerima telpon yang masuk, semua ingin membuat jadwal untuk terapy dengan Rio.

"Tapi kami baru akan buka mulai Minggu depan nona"

"Nomor Rio tidak bisa aku hubungi, jadi aku harus menghubungi siapa?"

"Iya kami, tapi kamu baru akan mulai buka Senin depan, telpon lagi saja Senin depan"

Rose kewalahan menerima telpon, tak habis akal, ia membiarkan posisi telpon nya tetap terangkat, agar tak ada yang menghubungi lagi.

"Seterkenal itu kah terapy oppa? Apa dia sangat ahli dalam memijat?" Batin Rose bertanya mengetahui antusiasme para calon pelanggan nya.

Di hari berikut nya, beberapa orang wanita mendatangi ruko tempat Rio membuka praktek terselubung nya, guna mencari keberadaan Rio yang tentu saja tak mereka temukan karena memang belum beroperasi jadi Rio tak disana.

"Nomor nya sangat sulit untuk di hubungi, coba kamu yang telpon" pinta seorang wanita pada Rose.

"Tapi nona. . ."

"Sudah lakukan saja, kamu hanya pegawai bukan" bentak wanita itu

"N-ne" gugup Rose ketakutan karena di bentak, tangan nya gemetar, ia menahan tangis, sambil memegang gagang telpon guna mencoba menghubungi Rio.

"N-ne" gugup Rose ketakutan karena di bentak, tangan nya gemetar, ia menahan tangis, sambil memegang gagang telpon guna mencoba menghubungi Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sret

Merasa tak sabar, wanita itu merebut gagang telpon dari tangan Rose, dan mencoba menghubungi Rio sendiri, tapi gagal, karena pria itu mematikan telpon genggam nya.

"Kapan dia kemari?" Ketus wanita itu.

"S-saya tidak tahu pasti nona"

"Kamu kan pegawai nya, masa tidak tahu kapan atasan mu datang? Harus nya kamu punya jadwal dan ponsel khusus yang bisa untuk menghubungi Rio disaat penting seperti ini" omel wanita itu, Rose terdiam, ia menunduk takut, sampai tamu itu pergi begitu saja dengan membawa rasa marah nya karena gagal bertemu dengan Rio.

#TBC

Prostitute ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang