"Aku akan memberitahu Rose pelan-pelan nanti" ujar Jisoo setelah pulang makan siang dengan Rio.
"Sungjae, ikut aku ke ruangan" ujar Jisoo.
"Ne sajangnim" patuh sang anak buah, mengekori boss nya.
"Aku baru saja menyewa ruko di Gangnam dan mengontrak nya selama satu tahun, akan ku jadikan sebagai tempat pijat, urus semua ijin dan dekorasi nya, dalam waktu seminggu harus sudah bisa digunakan"
"Baik sajangnim" Sungjae membungkuk hormat.
"Lakukan sekarang" Sungjae pun undur diri untuk mulai melakukan tugas nya, Rio sendiri menemui klien nya.
Malam pun tiba, dan Jisoo pulang dari kantor nya.
"Selamat malam oppa" sambut Rose yang sudah menyiapkan makan malam untuk Jisoo.
"Selamat malam juga Rose"
"Makan malam sudah siap jika oppa lapar" beritahu gadis itu.
"Baiklah kita makan bersama" ujar Jisoo, kedua nya makan dengan lahap.
"Rose, jangan tidur dulu, ada yang ingin ku bicarakan dengan mu" ujar Jisoo.
"N-ne oppa" gugup Rose karena merasa tak enak, pikiran nya berkecamuk, menebak-nebak apa yang akan Jisoo bicarakan.
Gadis itu menunggu Jisoo yang tengah mandi, sudah seminggu lama nya, Rose menumpang hidup di rumah Jisoo, dan pria itu keluar dari kamar nya, menyusul Rose di ruang tv.
"Rose, sebelum nya aku minta maaf"
"Untuk apa oppa?"
"Mulai minggu depan kamu akan tinggal di tempat dongsaeng ku ne?"
"Kenapa oppa?" Wajah Rose gelisah, ia takut.
"Dongsaeng ku butuh pegawai baru untuk usaha nya, dan aku merekomendasikan mu" alasan Jisoo yang tak mungkin mengatakan yang sesungguh nya, kalau ia takut Jennie cemburu.
"Tidak oppa, aku pergi saja, aku sudah terlalu banyak merepotkan oppa" tolak Rose tak enak.
"Jangan, kemana kamu akan pergi? Di rumah Rio lebih baik Rose" bujuk Jisoo.
"Rio? Jadi dia namja oppa?" Kaget Rose
"Iya, dia namja, usia nya baru duapuluh tujuh tahun, dan masih single" Rose semakin cemas, tentu karena takut sebab usia Rio lebih muda dari Jisoo yang dewasa dan baik hati.
"Kalian tidak secara teknis tinggal berdua, dia membuka usaha baru disini, jadi butuh pegawai, kamu akan tinggal di tempat usaha nya di sekitar Gangnam, rumah Rio bukan disana" jelas Jisoo, Rose pun merasa lega.
"Baiklah oppa" ia akhir nya setuju.
"Besok aku akan mempertemukan kalian, berkenalan lah dahulu"
"Ne oppa"
Rose tak bisa tidur, dia grogi akan bertemu dengan majikan baru nya besok, dan dia tak mengenal sama sekali dengan Rio, beda saat bertemu Jisoo, itu tak terencana, sedangkan dengan Rio, direncanakan jadi itu membuat dia lebih cemas dan grogi.
Keesokan hari nya.
"Rose, nanti aku jemput saat pulang dari kantor ne, aku pulang jam 6 sore, kita sekalian makan malam" beritahu Jisoo, karena Rose tidak memiliki ponsel, milik nya sudah di jual untuk menyambung hidup setelah dipecat oleh Seulgi.
"N-ne oppa" jawab Rose gugup.
Di tempat lain, Rio tak ada janji dengan yeoja mana pun jadi ia hanya bermalas-malasan.
Kriingg. . .
Ponsel Rio berdering.
"Jisoo hyung" batin nya membaca nama kontak yang menghubungi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prostitute Man
Fanfictiontentang Rio yang adalah pria penghibur, banyak adegan 22+, mohon bijak dalam memilih bacaan, anak-anak di mohon menjauh, dosa tanggung sendiri akibat nya.