27. Mabuk

1.2K 185 93
                                    

Rio mulai sedikit menerima tamu, bukan tanpa alasan, dia sekarang lebih suka berbicara dengan Rose dari pada melayani tamu nya, jika dulu fullday Rio bisa menerima empat tamu short time, sekarang ia hanya menerima dua tamu short time.

"Rose, setelah ini jangan terima pasien lagi, jadwalkan untuk hari berikut nya saja" pinta Rio pada Rose.

"Ne oppa"

Setelah melayani tamu kedua, Rio menemani Rose di dapur menyiapkan camilan, karena jam makan siang sudah lewat, jam makan malam masih lama.

"Aku akan membuat camilan sederhana, oppa pasti suka"

"Apa itu?" Penasaran Rio.

"Oppa bantu aku potong-potong roti tawar ini jadi kotak kecil-kecil seperti dadu ya" Rose menyerahkan beberapa lembar roti tawar dan pisau pada Rio

"Okey" Rio berdiri sambil memotongi roti tawar tadi sesuai dengan permintaan Rose, lalu gadis itu mengambil pan di kabinet yang tepat berada diatas kepala Rio.

"Awas oppa, aku ambil pan dulu" permisi Rose, ia sedikit mencondongkan tubuh nya ke arah Rio sambil berjinjit karena kabinet nya terlalu tinggi, dan pemuda itu sedikit memundurkan badan nya.

"Awas oppa, aku ambil pan dulu" permisi Rose, ia sedikit mencondongkan tubuh nya ke arah Rio sambil berjinjit karena kabinet nya terlalu tinggi, dan pemuda itu sedikit memundurkan badan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deg

Rio mencium aroma wangi rambut Rose yang membuat jantung nya berdebar dan hati nya berdesir aneh, belum lagi punggung putih mulus yang sedikit terekspose karena baju nya, Rio memejamkan kedua mata nya, membayangkan ia mencumbu punggung Rose dan gadis itu mendesah.

Dugh

"Ouch" Rose mengaduh kesakitan karena tertimpa pan yang jatuh, Rio terkejut dan langsung membuka kedua mata nya.

"Rose" cemas nya, gadis itu malah tertawa lucu, padahal Rio mengkhawatirkan nya.

"Rose" cemas nya, gadis itu malah tertawa lucu, padahal Rio mengkhawatirkan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose memegangi jidad nya, dan Rio pun memeriksa nya, mengechek apakah ada luka.

"Sakit oppa" adu nya masih sambil tertawa dan mendongak menatap Rio, mata mereka saling bertemu, dan jujur, Rio tergoda ingin mencium bibir Rose, apalagi wajah mereka sudah sedekat itu.

Prostitute ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang