Bab 87
Ramalan (Bagian 1)Dalam waktu yang dibutuhkan untuk membakar satu batang dupa, Jiang Xin Zhi membawa pergi Jiang Ruan tanpa peduli dan merasa rugi sedikitpun, meninggalkan Jiang Quan yang tercekik kemarahan yang tertahan. Sayangnya, Jiang Xin Zhi saat ini telah menerima penghargaan berjasa dari pasukan dan tempramennya telah berubah banyak. Dia tidak lagi dapat ditangani dengan mudah. Namun, Jiang Su Su bahkan masih berpikir untuk menambahkan minyak ke dalam api, “Ayah, lihat Da Jiejie....”
“Diam!” Jiang Quan masih mengamuk. Melihat perawakan Jiang Su Su yang lemah dan rapuh dia bahkan merasa semakin terganggu saat dia menyatakan, “Jika kamu tercemar oleh roh kotor, jangan berkeliaran. Kembali ke halamanmu!” Setelah itu, dia memelototi Jiang Chao dan segera pergi.
Jiang Su Su hanya bisa menyaksikan kepergian Jiang Quan dengan rasa terkejut sementara satu jejak kebencian melintas di mata Jiang Chao. Kedua saudara kandung itu tetap diam, namun, pada saat itu juga, mereka membenci Jiang Xin Zhi dan Jiang Ruan dengan pahit.
********
S
etelah satu malam yang tenang, keesokan pagi harinya saat Jiang Ruan terbangun, Lu Zhu melangkah masuk dengan membawakan kue pastri mawar. “Hujan semakin mereda. Sepertinya itu akan segera berhenti.”
Dia terlihat sedikit khawatir, sedikit mengetahui rencana Jiang Ruan. Betapa bagusnya jika hujan berhenti sekarang.
Jiang Ruan tersenyum tipis dan melihat keluar jendela. Tetesan hujan lebat telah menjadi gerimis. Air yang menetes turun dari atap lebih lambat. Udara mulai berubah lebih sejuk, menyapu awan hitam yang muncul selama beberapa hari terakhir ini. Sepertinya tidak lama lagi langit akan mulai cerah.
Lian Qiao menyerahkan kurma merah kukus dan madu akasia pada Jiang Ruan. “Ini masih belum waktunya. Tunggu saja.”
Jiang Ruan meminum air madu dan mengetukkan jari jarinya keatas meja tanpa sadar.
Hmm, hujan kelihatannya akan segera mereda, tapi sebenarnya,... itu adalah angin kencang yang menandakan badai yang akan datang.
********
D
i tepi waduk Bo Chang, kepala waduk menyeka keringatnya, berlari kesana kemari dengan penuh semangat, terus menerus menyanjung bangsawan terhormat di hadapannya, “Air telah berada dibawah kendali dan waduk sangat stabil. Setelah mengamati hujan selama beberapa hari terakhir, sepertinya telah berkurang banyak dan mungkin akan segera berhenti. Pengendalian banjir ini semua karena kerja keras Yang Mulia Pangeran ke delapan dan Tuan muda kedua Li.”
Xuan Li tersenyum ramah, “Saya hanya melakukan hal yang seharusnya dilakukan.”
Kepala waduk tersenyum bagaikan bunga krisan yang mekar saat dia mendengarnya. Pujiannya bahkan lebih tinggi lagi. “Yang Mulia rendah hati. Nyawa rakyat di sekitar waduk berada di tangan Yang Mulia. Itu adalah sebuah berkah bagi rakyat untuk memiliki seorang pria yang mengabdikan dirinya untuk rakyat seperti Yang Mulia di dinasti Jin Besar. Nanti, pejabat ini akan melaporkan perbuatan berjasa Yang Mulia pada istana tanpa ada kekurangan.” Dia dipenuhi dengan berbagai pikiran; semua orang tahu bahwa Putra Mahkota tidak disukai. Saat ini, yang paling berkuasa di istana adalah Pangeran ke delapan dan Pangeran ke lima. Meskipun Pangeran ke lima layak, dalam hal kekuasaan di hadapan Kaisar, dia masih tertinggal di belakang Ibu kandung Pangeran ke delapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Rebirth of An Ill-fated Consort
RomanceTitle : The Rebirth of an ill-fated Consort Writer : Qian Shan Cha Ke Year : 2014 Chapter : 259 Chapters Completed *Bukan Karya Saya, Hanya Terjemahan Saja. Terjemahan Hasil Sendiri ya Say, Bukan Raw Atau Google Translate. Enjoy..* D...