Bab 82

190 25 0
                                    

Bab 82

Kebuntuan di Hutan

 
Hujan musim semi turun dalam gerimis tanpa henti, namun musim semi ini, Dinasti Jin Besar tidak merasakan semangat kehidupan yang dibawa oleh hujan musim semi. Sebaliknya, itu diselimuti oleh selubung tebal kesuraman. Untungnya, di ibukota, pembagian bubur berlangsung tanpa henti, dan beberapa pedangang baik hati dan kaya, satu demi satu bergabung dalam kelompok orang yang menyumbangkan persediaan makan. Jumlah pasukan yang bertugas di garnisun telah bertambah dua kali lipat, dan pengungsi pembuat masalah telah berkurang jumlahnya. Selain dari tantangan kehidupan sehari hari yang terus berlanjut, dalam segi lain tidak ada begitu banyak perbedaan antara saat sebelum krisis pangan dan saat ini.



Penduduk kota tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan atau cukup pakaian agar tetap hangat, dan bahkan kecil kemungkinannya untuk memperhatikan peristiwa besar di istana kekaisaran. Terlepas dari itu, berita tentang Jendral Guan yang pulang membawa kemenangan akhir akhir ini masih menjadi topik yang paling sering dibicarakan diseluruh ibukota. Pasukan pemberani dan terampil yang dipimpin oleh Guan Liang Han akan mencapai ibukota tepat di malam itu.



Namun, Guan Liang Han yang sedang dibicarakan oleh orang orang saat ini sedang duduk di Dong Feng Lou, dengan riang meminum secangkir anggur pir Guanshan antik baru baru ini. Disampingnya, Mo Cong berkata, “Saudara kedua,  seluruh ibukota tahu bahwa kamu akan kembali malam ini. Kamu benar benar tidak akan pergi untuk tampil?”


“Penampilan palsu,” Guan Liang Han berkata dengan cemoohan. “Saya telah kembali lebih awal ke ibukota, pertunjukan apa yang harus saya tampilkan? Jika kita terus membicarakannya lebih jauh, pada akhirnya akan sampai malam hari dan siapa yang peduli dengan hal hal semacam itu? Hanya orang bodoh yang membuat keributan atas hal hal yang tidak ada.”

Mo Cong mengangkat bahunya dan berkata, “Hujan begitu deras. Siapa yang tahu dimana mereka saat ini dan apakah mereka akan bisa sampai di ibukota tepat waktu.”


“Jangan khawatir “ Guan Liang Han menyeka mulutnya. “Bawahan saya bukanlah orang yang lembek, bahkan jika hujan turun lebih deras, itu bukan masalah. Saat ini, mereka seharusnya telah mecapai jalan Wulin (Hutan hitam).”


Jalan wulin bukanlah sebuah jalan resmi. Jalan resmi telah dibanjiri oleh air yang terus meningkat beberapa hari yang lalu, dengan demikian kuda kuda tidak bisa melewatinya. Jalan Wulin menembus hutan pohon kayu hitam yang luas, terentang bermil mil dan medannya rumit. Pohon pohonnya rimbun dan tumbuh dengan subur, dan jika seseorang tidak hati hati, akan mudah bagi seseorang untuk tersesat. Terlebih lagi, ada binatang buas yang berkeliaran di hutan namun, seluruh pasukan berada disana sehingga itu bukanlah sebuah masalah. Guan Liang Han mendongakkan kepalanya, menuang anggur kedalam mulutnya dan berkata dengan sembrono, “Tunggu saja tanpa perlu merasa khawatir.”

*****

D

i dalam Jiang Fu, Jiang Ruan sedang melamun sambil duduk di dekat jendela menyaksikan turunnya hujan. Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, dia telah merasa gelisah semenjak dia bangun tidur di pagi hari. Walaupun dia bisa menekan perasaan itu, itu masih membuatnya sedikit memikirkannya.


Lian Qiao bergegas masuk dan berkata, “Nona, pelayan ini melihat seorang wanita tua asing memasuki Yan Hua Yuan. Dia terlihat sangat gembira saat dia pergi, dan orang orang di Yan Hua Yuan juga terlihat sangat gembira.”


Mata Jiang Ruan melompat. Dia bertanya “Apakah kamu yakin?”


Lian Qiao mengangguk. Jiang Ruan berkata, “saya akan keluar sekarang juga. Bai Zhi,  Lian Qiao pergi bersama saya. Lu Zhu, kamu tinggal di Fu; jika pihak sana bertanya, saya keluar dengan Nona Wen untuk memilih beberapa perhiasan.”

The Rebirth of An Ill-fated Consort Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang