Bab 48

237 30 0
                                    

Bab 48
Ayah dan Saudara kedua

 
Di taman paviliun penerimaan tamu, Xia Yan mengenakan sebuah jaket berlapis satin lengan pendek dengan warna formal dengan sebuah rok sutra tenun lebar berwarna biru kehijauan. Pakaian itu melekat ketat di bagian pinggangnya. Meskipun dia sudah menjadi seorang Ibu dari dua orang anak, dia tetap terlihat ramping; seperti gadis muda di puncak musim seminya. Kulitnya yang berkilau, lembut dan gemulai  ditonjolkan dengan perhiasan yang minim, menunjukkan titik fokus utama pada aksesoris rambutnya yang indah. Saat dibandingkan dengan banyak selir di kediaman, dia tepat seperti sebuah siluet teratai putih murni yang ramping dan elegan. Diatas semuanya, dia memiliki image seorang wanita ilmiah yang terpelajar dan oleh karena itu terlihat seperti seorang wanita cantik yang sangat langka.

Ketika pandangan Jiang Quan mendarat padanya, itu berubah menjadi lembut. Dia lalu berkata padanya, “Sudah sangat sulit bagimu,” pandangannya penuh dengan kelembutan. Merasa kesulitan memandang adegan ini, yiniang kedua tidak tahan lagi melihatnya lebih lama. Ketika alis matanya, yang dibentuk dan digambar dengan hati hati naik, dia sengaja berdeham dengan lembut, “Laoye (*), akhirnya kami dapat menyambut anda pulang  kembali ke rumah.”

(*)Laoye – Tuan yang dihormati.

Sebenarnya,  Yiniang kedua juga adalah seorang wanita cantik. Hanya saja, fitur kecantikannya sedikit tajam dan lebih runcing dari wajah rata rata, yang hanya membuatnya terlihat sedikit licik, tidak seperti Xia Yan yang terlihat sentimental dan lembut. Terlebih lagi, usahanya untuk berpura pura lemah demi mengambil hati orang lain terlihat sedikit dipaksakan. Karena itu Jiang Quan menampilkan wajah sedikit tidak sabar dan hanya menjawab ala kadarnya. Melihatnya seperti ini, Yiniang kedua membungkus tangannya sembarangan dan mengepalkannya di dalam keliman pakaiannya.

Mengenakan pakaian berwarna biru muda dengan rok yang dihiasi berpotongan lurus, sudut bibir Yiniang pertama dipenuhi dengan senyuman rendah hati saat dia mundur ke sebuah sudut diam diam. Apabila dibandingkan dengan jelas antara kedua pelayan di sisi Xia Yan yang terlihat lembut seperti bunga dan halus seperti giok berharga, Yiniang pertama, sebaliknya memiliki penampilan yang terlihat lebih seperti  seorang gadis pelayan peringkat kedua. Jiang Quan bahkan tidak meliriknya sama sekali.  Jiang Su Su kemudian maju kedepan dengan sebuah senyuman, “Ayah telah kembali.”

Pada hari hari biasa, ketika dia sedang mengurus urusan pekerjaannya, Jiang Quan akan selalu bersikap keras, namun, dihadapan Jiang Su Su,  dia sama sekali tidak pernah menunjukkan wajah seperti itu. Di wajahnya sebuah jejak senyum muncul saat dia meraih untuk menepuk kepalanya, “Saya telah membawakan beberapa mainan untukmu, nanti, saya akan meminta seseorang untuk membawakannya ke halamanmu.”

Berdiri di samping, sebuah kilasan kebencian, kemarahan dan kecemburuan menyala di mata Yiniang kedua. Diantara keempat anak gadis Jiang fu, satu satunya yang akan menerima perlakuan istimewa semacam ini hanyalah Jiang Su Su. 

Jiang Chao,  yang saat ini sedang berbicara dengan Nyonya tua Jiang, tiba tiba memikirkan sesuatu saat dia berkata, “Bukankah Ruan meimei juga baru saja kembali kerumah? Mengapa saya belum juga melihatnya?”

Senyum Jiang Su Su semakin dalam saat Jiang Quan juga tiba tiba ingat akan hal ini. Senyum Jiang Quan memudar dan alisnya mengerut. Melihatnya seperti ini, Xia Yan tersenyum dan baru saja akan berbicara ketika tiba tiba dia mendengar sebuah suara ringan seorang anak gadis yang datang dari aula, “Jiang Ruan menyapa ayah yang terhormat.”

Secara bersamaan, baik Jiang Quan maupun Jiang Chao mengarahkan pandangan mereka ke arah suara yang datang itu, lalu melihat seorang gadis muda dengan sikap yang indah, mengenakan jaket lapis ganda berwarna merah tua maju kedepan. Di bagian dadanya, ada sulaman bulat besar yang berbentuk delapan bunga dan tanaman yang disulam dengan warna warni dan rambut panjangnya sehitam bulu burung gagak disanggul keatas dengan sebuah jepit rambut manik warna warni. Pakaiannya terlihat sederhana namun sangat menggertarkan. Namun sebaliknya, apa yang sebenarnya lebih menggetarkan lagi adalah fitur fiturnya. Kulit seputih salju dan bibir semerah cherry, mata jernih dan indahnya seperti mengandung gairah yang tak terhitung. Namun, tidak seperti yang diharapkan, dari sudut tudungnya yang dinaikkan, terlihat sebuah sikap acuh tak acuh dan dingin muncul samar samar. Karena itu, penampilan cantik dan tenangnya bagaikan api menyala dan es yang dingin. Jika Jiang Su Su dikatakan sebagai salah satu orang yang memiliki kecantikan luar biasa yang dapat ditemukan di dunia manusia, maka gadis muda yang sangat mempesona dan menggetarkan yang saat ini berada di hadapan mata mereka adalah bagaikan kecantikan tidak duniawi yang tidak dapat ditemukan di alam manusia. Setiap gerakan yang dia buat membuat seseorang tidak mampu mengalihkan pandangan mereka jauh jauh darinya.

The Rebirth of An Ill-fated Consort Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang