Bab 8 (2)

295 37 0
                                    

Menghadiahkan Bunga prem kepada Seseorang (2)

“Berbicara apa?” Ibu itu menjadi sedikit tidak sabar. “Ada banyak pasang telinga disini. Jangan bilang pada saya bahwa hanya kamu yang dapat mendengarnya berbicara?”

“Itu tidak dapat didengar tapi dilihat" Jiang Ruan memandang pada air baskom. Diantara kerumunan, seorang pemuda yang penasaran menjulurkan lehernya “apakah itu sudah berbicara?”

“Bukankah begitu?” Jiang Ruan membalas pertanyaannya dengan pertanyaannya sendiri.

Dengan tubuh kurus yang terbungkus dibawah jubah longgar, dia seharusnya memiliki postur tubuh yang lemah. Kebalikannya, dia memancarkan keteguhan yang luar biasa. Seolah olah tidak ada urusan yang cukup serius di dunia ini yang dapat menggoyangkan ketenangannya dan membuatnya menyerah.

Para penonton tidak dapat menguraikan misterinya. Satu demi satu, mereka memandang ke dalam baskom namun tidak dapat menemukan apapun yang dapat menjelaskan. Setelah beberapa saat seseorang berteriak karena terkejut “lihat! Ada sesuatu dengan permukaan airnya!”

Sebuah lapisan tipis minyak muncul dipermukaan air dan warna kekuningannya sangat terlihat dengan jelas.
Jiang Ruan berkata “Setelah Tuan tua selesai memakan kue adonan gorengnya, dia mengambil koin tembaganya. Itulah mengapa adalah hal wajar jika minyak ditangannya menempel pada uang koin. Itulah alasannya. Saya tidak tahu dengan cara apa kamu menyebabkan lapisan minyak itu menempel pada uangnya? Jangan katakan pada saya bahwa sekarang kamu baru ingat bahwa kamu atau nona Qiao juga membeli beberapa kue adonan goreng?”

Anehnya, seseorang dapat mendengar irama dalam nada bicaranya yang datar. Dia dapat menjelaskan seluruh urutan kejadian dengan jelas hanya dengan satu kalimat. Membunuh dua burung dengan satu batu, dia melumpuhkan sepenuhnya argumen nyonya itu. Jika nyonya itu melanjutkan perdebatan, orang lain hanya akan merasakan usahanya untuk menutup nutupi urusan ini dan itu hanya akan memperburuk keadaan.

“Jadi begitulah kejadiannya!” sesorang berseru

“uang itu milik pria tua itu karena dia membeli kue adonan goreng dan uangnya dilapisi oleh minyak. Kebenaran hanya bisa diungkap ketika uang bertemu dengan air. Bukankah ini yang disebut uang yang berbicara?”

Kerumunan dipenuhi dengan diskusi. Setiap dari mereka terkagum kagum pada Jiang Ruan. Diusia semuda ini, pemikirannya pantas untuk dikagumi. Pria tua itu terus memperhatikan tindakannya. Dia telah dengan mudah membebaskannya dari tuduhan. Tentu saja dia  dipenuhi dengan campuran rasa gembira dan kejutan yang luar biasa. Pandangannya melembut beberapa tingkat tehadap Jiang Ruan,  terlihat berbeda dari orang yang tadi telah menolaknya dengan keras kepala diawal.

Memeluk anaknya, nyonya itu masih ingin menyangkal “pernyataan sepihakmu..”

“Tuan" Jiang Ruan mengabaikan kata katanya sama sekali dan berbalik pada pria tua itu. “masalah ini sangat mudah. Karena begitu banyak orang disini tidak dapat membela anda dengan adil, anda mungkin tidak perlu lagi membuang buang waktu disini. Mengapa tidak meminta Hakim perfektur daerah di jalan timur? Mungkin akan ada seseorang yang akan memberimu keadilan disana"

Tentu saja, Hakim di jalan timur memiliki otoritas untuk menegakkan keadilan di perfektur daerah termasuk jalan barat. Sejak jaman kuno, rakyat tidak akan menentang pejabat. Meskipun semua orang di jalan barat curiga pada orang luar, ketika menyangkut pendapatan mereka, tidak seorangpun yang mau menyebrangi air berlumpur. Kerumunan yang pada awalnya mengelilingi mereka dengan segera menyebar.

Karena situasi telah berubah tidak menguntungkan dan Jiang Ruan mengganti sikapnya yang sebelumnya lembut menjadi kejam, nyonya itu tahu tidak ada gunanya berselisih. Dia segera menarik anaknya “Saya tidak akan berdebat lagi dengan orang seperti kalian. Qiao, ayo pergi.”

Setelah nyonya itu pergi, Jiang Ruan mengeluarkan uang koin dari baskom dan menyerahkannya pada pria tua itu. Dia menerimanya dan menatapnya dan mencoba mengingat ingat. “Nona muda, anda cukup menarik. Dari rumah mana ada berasal?”

“Tuan, anda juga cukup berkemauan keras. Saya bertanya tanya jika anda adalah seorang pejabat tertentu" Jiang Ruan membalas dengan dingin.

Terkejut, pria tua itu tidak menyangka bahwa gadis muda yang telah membantunya memperlakukannya dengan begitu dingin secara tiba tiba. Dia berbicara dengan bingung “Apakah ada sesuatu yang mengganggu anda dan ingin membicarakannya dengan saya?”

“Benar" Jiang Ruan berkata. Pandangan kosong pria tua itu menatapnya. Jiang Ruan lanjut berbicara dengan acuh tak acuh “Ketika anda menghadapi situasi dimana perselisihan yang tidak dapat diputuskan untuk diselesaikan, anda seharusnya melaporkannya pada pihak yang berwajib secepatnya. Tuan, anda telah berusia beberapa dekade. Tentunya, anda dapat mengerti logika bahwa segala sesuatunya memiliki batasan. Jika saya tidak berada disini hari ini, bahkan jika ada berdebat seharian penuh, sepertinya akan mustahil untuk menyelesaikan urusan ini. Mungkin, lebih banyak tuduhan akan ditujukan pada anda".

“Nona muda" leher pria tua itu menjadi kaku. “pada awalnya saya berpikir bahwa anda memiliki keberanian seperti ksatria ketika anda menawarkan bantuan pada saya. Namun, tidak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa ternyata anda juga sama seperti orang lainnya. Tentu saja, saya harus membuat jelas siapa yang benar dan siapa yang bersalah. Saya benar, itulah sebabnya saya tidak takut melawan mereka"

Jiang Ruan berpikir sejenak, “Anda benar. Terlepas dari anda telah melewati masa muda anda, anda masih berdebat di jalanan. Kekuatan karakter anda pantas menerima pujian. Saya rasa diri anda pada saat anda muda dulu pasti juga sama. Karena anda harus memenangkan sebuah argumen, tidak seorangpun yang dapat memaksa anda untuk menyerah.”

Dengan raut wajahnya yang tak berubah dan suara lembutnya, orang lain tidak akan tahu apakah kata katanya dimaksudkan sebagai pujian atau untuk mengejek pria tua itu.

“Ketajaman bilah pisau diasah oleh batu gerinda dan keharuman bunga prem berasal dari dinginnya musim salju. Karakter anda hampir sama seperti bunga prem ini. Bai Zhi, hadiahkan bunga premnya pada tuan ini sebagai penghargaan atas kesempatan takdir yang mempertemukan kami".
 

The Rebirth of An Ill-fated Consort Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang