Melempar Umpan (2)
Xiao Yuan dengan cepat tersenyum ketika dia mendengar kata kata Bai Zhi “Tidak masalah. Terima kasih, senior Bai Zhi. Anda adalah orang yang baik.” Jika saya mengetahui lebih awal bahwa Senior Bai Zhi begitu ramah , saya pasti lebih sering datang kesini pada hari hari biasa. Saya memiliki setumpuk pakaian sobek yang telah saya perbaiki dengan asal asalan.”
“Gadis bodoh(1)” Lian Qiao berpura pura marah “Kamu memanfaatkan kami. Semua orang tahu bahwa pelayan sepertimu yang melayani halaman luar kediaman utama sangat beruntung dan memiliki keistimewaan. Bagaimana mungkin kamu memiliki pakaian sobek?”
(1) Ya Tou – Gadis (biasanya digunakan sebagai celaan tapi kadang kadang juga sebagai istilah panggilan sayang)
“Siapa bilang bahwa kami beruntung?” Xiao Yuan cemberut. “Meskipun disini lebih sunyi dari biasanya, saya lebih memilih melayani nona kami yang memiliki kepribadian yang baik. Biarkan saya memberi tahu kedua senior. Sangat sulit untuk mengerjakan tugas untuk beberapa orang diluar kediaman ini. Tidak hanya Bibi Lan, bahkan putranya adalah seseorang yang sangat sulit untuk ditangani. Dimasa lalu, orang hanya bisa menutup sebelah matanya ketika dia sedang bermain main tapi akhir akhir ini tingkah lakunya semakin bertambah buruk. Saya mendengar bahwa dia telah menjual salah satu tanah keluarga tanpa sepengetahuan Bibi Lan. Setelah Bibi Lan mengetahui tentang hal itu tadi malam dia menjadi amat sangat marah. Beberapa hari belakangan ini, para pelayan yang berperingkat lebih rendah mencoba untuk sebisa mungkin tidak terlihat mencolok agar mereka tidak menderita kemarahan Bibi Lan"
“Oh? Benarkan ada kejadian seperti itu?” Bai Zhi memandang Lian Qiao penuh arti. “Meskipun Chen Zhao biasanya suka membuat masalah dimana mana, dia tidak semurah hati itu dalam hal menghabiskan uang. Bagaimana mungkin dia bisa menjual tanah begitu saja?”
“Itu benar, itu benar" Lian Qiao menimpali “Jangan katakan padaku bahwa kamu hanya membodohi kami.”
“Tentu saja tidak" Xiao Yuan menghapus keraguan mereka “Bahkan pelayan seperti kami yang bertugas berbelanja dan ditempatkan diluar kediaman telah mendengar masalah ini. Hal yang terjadi kemarin itu telah membuat Bibi Lan sangat marah. Saya mendengarnya bertanya pada Chen Zhao kemana perginya uangnya, namun dia tidak bisa mendapatkan jawaban darinya jadi dia menggeledah seluruh kamarnya dengan seksama. Anda seharusnya dapat menebak bagaimana hasilnya. Dia bahkan tidak memiliki satu sen pun.”
“Ah,” Lian Qiao menjerit terkejut “Itu sangat aneh, Sebidang tanah dapat dijual untuk sejumlah besar uang jadi pastinya dia tidak akan bisa menghabiskan semuanya dalam waktu sesingkat beberapa hari ini. Jangan bilang pada saya bahwa uangnya telah menumbuhkan sayap dan terbang?”
“Bibi Lan juga bertindak sangat aneh. Namun putranya berpura pura tidak tahu sama sekali. Akhirnya, dia bertengkar hebat dengan Bibi Lan dan pergi tanpa kata tanpa memikirkan perasaan Bibi Lan.”
Ketiganya kemudian mendiskusikan masalah ini lebih jauh, mereka mengemukakan teorinya masing masing. Melihat langit semakin gelap, Xiao Yuan berdiri dan pamit pergi. Lian Qiao menemaninya ke pintu dan mengirimnya pergi. Bai Zhi meletakkan pakaiannya dan berjalan kesisi Jiang Ruan. Jiang Ruan yang sedang membaca mengangkat kepalanya dengan sebuah bayang senyuman. “Dia cukup memiliki keberanian untuk menjual tanah tanpa berunding dengan ibunya terlebih dahulu.”
“Nona" Bai Zhi berkata “Meskipun saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, saya memiliki firasat bahwa kejadian ini, dimana dia menjual tanahnya memiliki hubungan dengan anda. Saya merasa sangat bingung namun karena saya tidak cukup pandai, saya masih belum bisa mengerti.”
“Kamu tidak mengerti? Jiang Ruan berkata “ini sangat sederhana". Sebelum Bai Zhi dapat mencerna kata katanya mereka mendengar suara nyaring Lian Qiao berteriak dari luar “Beraninya kamu bertingkah buruk dan terburu buru memaksa masuk kedalam?”
Namun suara lain yang terdengar seperti terbakar amarah berkata “Jangan menghalangi jalan saya. Biarkan saya masuk!”
Bai Zhi hanya bisa tercengang karena suara itu terdengar akrab untuknya. Itu pasti Chen Fang. Tapi untuk apa Chen Fang datang kesini?
Jiang Ruan melebarkan tangannya dan berkata “Perhatikan, sebentar lagi kamu akan mengerti semuanya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rebirth of An Ill-fated Consort
RomanceTitle : The Rebirth of an ill-fated Consort Writer : Qian Shan Cha Ke Year : 2014 Chapter : 259 Chapters Completed *Bukan Karya Saya, Hanya Terjemahan Saja. Terjemahan Hasil Sendiri ya Say, Bukan Raw Atau Google Translate. Enjoy..* D...