Bab 55

234 29 0
                                    

Bab 55
Adik perempuan kedua

 
Selanjutnya pada hari itu, ketika matahari telah berada di ufuk barat, sudah saatnya bagi para anak perempuan Jiang fu untuk pergi menuju Festival lampion.

Anggota Jiang fu yang tersisa juga akan pergi bersama mereka, namun mereka tidak akan menaiki perahu Ling Long; mereka hanya akan mengagumi seluruh lampion di ibukota dari rumah makan di tepi pantai.

Kusir telah berada di pintu masuk semenjak pagi. Jiang Su Su memimpin naik keatas kereta, memanggil Jiang Ruan dan yang lain untuk mengikutinya. Jiang Li dan Jiang Dan berada di kereta yang sama dengan Jiang Ruan dan Jiang Su Su.  Beberapa penjaga Jiang Fu juga ikut menemani mereka hingga ke tepi sungai Yongding, dimana perahu Ling Long telah ditambatkan sebelumnya.

Meskipun dikatakan bahwa Perahu Ling Long secara spontan diatur oleh para wanita muda bangsawan ibu kota, namun kenyataannya biaya tahunannya ditanggung oleh istana. Bukan oleh Permaisuri, namun oleh Shu Fei Niang Niang yang saat ini disukai dan berkuasa, ibu biologis Pangeran ke delapan. Shu Fei telah menerima bantuan dan perhatian yang tak tergoyahkan dari Kaisar, dan statusnya di istana telah berada dalam keadaan dimana Permaisuri bahkan tidak  berani menyinggungnya. Keluarganya sendiri luar biasa kaya dan sombong, dan dia dengan murah hati telah menanggung semua biaya perahu Ling long maupun perahu Qing song selama festival lampion tahunan berlangsung, karena jumlah batangan perak yang diperlukan tidak berjumlah sedikit. Dia berkata bahwa dia hanya ingin mencari sedikit kesenangan, meskipun tidak mungkin untuk menebak apakah dia memiliki niat yang lebih dalam.

K

ereta kuda  berjalan perlahan di sepanjang jalan ibukota. Karena Jiang Li dan Jiang Dan adalah putri shu, ini adalah pertama kalinya mereka ikut hadir dalam festival lampion. Jiang Dan menunduk takut takut tanpa berbicara. Raut wajah Jiang Li telah mengkhianati rasa tidak sabarannya; Jika dia tidak terlalu gelisah akan reaksi Jiang Ruan dan Jiang Su Su, dia pasti sudah menarik tirai keretanya dan menjulurkan kepalanya keluar untuk melihat lihat.

Jiang Ruan telah menutup matanya untuk menenangkan dirinya sendiri saat dia mendengar Jiang Su Su berkata, “Bakat apa yang akan Da Jiejie tampilkan?”

Seperti yang telah diduga. Jiang Ruan tertawa muram pada dirinya sendiri namun nada suaranya menunjukkan keterkejutan saat dia menoleh ke atas dan berkata, “Saya tidak memiliki apapun untuk ditampilkan. Mengapa adik wanita kedua menanyakan tentang hal ini?”

Da Jiejie tidak perlu menjadi begitu rendah hati.” Berpura pura marah, Jiang Su Su berkata, “Mungkinkah kamu masih merasa malu pada kita semua, saudari dari keluarga yang sama? Mungkin Da Jiejie tidak mengetahuinya, setiap tahun, selama festival lampion diatas perahu Ling Long berlangsung,  para putri dari masing masing keluarga akan menampilkan bakat mereka untuk menentukan siapa yang terbaik, dan orang yang memenangkannya akan diberikan hadiah berupa lampion yang paling indah yang berada diatas perahu.”

Jiang Ruan menundukkan kepalanya dan bergumam yang terdengar hampir hanya pada dirinya sendiri, “Itu terdengar sangat menarik, tapi saya benar benar tidak bisa berpartisipasi.”

“Bagaimana mungkin?” Jiang Su Su berkata, “Ketika Da Niang (Ibu biologis Jiang Ruan) masih ada, entah itu Kecapi, Catur, Kaligrafi atau Lukisan, dia mahir dalam keempat seni. Karena itu, saya tidak percaya bahwa Da Jiejie tidak diajarkan apapun tentang itu sama sekali.” Nada bicaranya terdengar polos, bagaikan seorang gadis muda yang jujur dan tulus, hingga tidak seorangpun yang bisa merasa tersinggung pada kata katanya. Ketika Zhao Mei pertama kali memasuki Jiang fu, semua orang tahu bahwa dia adalah seorang puteri terhormat yang lahir dari keluarga militer, namun rela berlatih keempat seni hanya untuk Jiang Quan. Meski demikian, dia masih tidak bisa mendapatkan hatinya. Terlebih lagi,  tingkat pencapaiannya akan keempat keterampilan yang dia paksakan pada dirinya sendiri untuk dia pelajari demi Jiang Quan terlihat kurang serius, seperti seorang gadis kecil yang baru saja belajar menulis jika dibandingkan dengan mereka yang memiliki bakat terkemuka di ibu kota. Jiang Quan jauh lebih memilih Xia Yan dan selalu memintanya untuk menemaninya tiap kali ada kesempatan yang memungkinkan sehingga keanggunannya lebih meningkat dibandingkan dengan kekasaran Zhao Mei. Paling tidak, begitulah yang dilihat oleh mata masyarakat umum.

The Rebirth of An Ill-fated Consort Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang