09

27.1K 2.3K 30
                                    

Happy Reading

Pria paruh baya yang membawa Elio tadi meletakkan tubuh mungil itu di atas ranjang besar miliknya. Ia mengambil beberapa lembar tisu lalu mengusap area hidung Elio yang terdapat noda darah. Lelaki itu juga menggantikan baju Elio yang basah dengan baju milik anaknya sewaktu masih SMP. Bahkan baju itu terlihat kebesaran di tubuh kecil Elio. Lelaki itu mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Hallo, cepetan ke sini!" ucapnya to the point.

"Ngapain?" tanya orang di seberang.

"Ada yang sakit, udah cepetan ke rumah gue,"

"Hujan-hujan gini?"

"Heh lo dokter bukan sih, udah cepetan nanti gue bayar lebih," gerutu si pria paruh baya kepada lawan bicaranya. Ia lalu mematikan sambungan teleponnya. Lelaki itu memilih untuk mengganti bajunya terlebih dahulu karena merasa kedinginan akibat basah kuyup. Selanjutnya ia menyelimuti tubuh Elio yang nampak menggigil.

Ceklek...

Kamar pria yang menolong Elio dibuka oleh seseorang. Orang itu hanya mengenakan celana training dengan kaos yang dilapisi jaket boomber, ditangannya ada alat-alat kedokteran.

"Ram, mana yang harus gue periksa?" tanya orang itu kepada Ramakarta Delion, orang yang telah menolong Elio.

"Oh sini, tolong periksa anak ini!" ucap Rama. Elio pun diperiksa oleh seorang dokter yang juga sahabat Rama, Arthur Sanjaya. Mata Arthur sedikit memicing ketika memeriksa Elio. Ia lalu membereskan alat-alat yang dibawanya.

"Gimana?" tanya Rama.

"Anak ini demam, daya tahan tubuhnya juga lemah, dia nggak bisa lama-lama di cuaca dingin atau panas ekstrem," jelas Arthur.

"Tadi anak ini mimisan ya?" tanyanya.

Rama mengangguk, "Iya, lo kok tahu?"

Arthur menghela napasnya, "Gue nggak tahu ada masalah apa sama tubuhnya karena gue cuma bawa alat seadanya, kalau mau kita bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit," tawar Arthur. Rama mengangguk paham.

"Oh iya ini obatnya nanti diminum setelah makan, btw ini anak siapa dah?" tanya Arthur seraya menyerahkan beberapa jenis obat kepada Rama.

"Nggak tahu juga, tadi gue nemuin dia pingsan di jalanan, mana pas hujan deres lagi, yaudah gue bawa pulang aja," balas Rama.

Arthur menatap wajah Elio, "Imut ya!" pujinya.

"Bener tadi gue sempet ngira kalau dia cewek," timpal Rama.

"Yaudah gue pulang dulu ya, jangan lupa itu obatnya diminum kalau anaknya udah sadar, sekalian ajak dia buat periksa ke rumah sakit," ucap Arthur.

"Iya, bayarannya nanti gue transfer," balas Rama yang diacungi jempol oleh Arthur. Tak lama setelah Arthur pergi terdengar lenguhan dari bibir mungil Elio.

"Shh..." ringis Elio ketika kepalanya berdenyut.

"Eh sudah bangun...sudah-sudah kamu tiduran aja," Rama menahan pergerakan Elio.

"O..om siapa..saya di mana?" tanya Elio dengan suara lirih.

"Kenalin nama saya Ramakarta Delion, kamu sekarang ada di mansion saya," balas Rama.

ELIO [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang