Happy Reading
Elio terbangun saat pinggangnya terasa pegal dan berat. Ia membuka matanya dan langsung berhadapan dengan dada bidang seseorang. Elio mendongak dan mendapati Rama yang masih menutup matanya. Elio menyadari sesuatu, tubuhnya tersentak. Gerakan Elio tak sengaja membuat Rama terbangun.
"Morning boy..." sapa Rama dengan suara seraknya.
"M..morning o..om" balas Elio dengan sedikit kikuk.
Rama mengernyit, "Loh kok om sih El, kemarin perasaan manggilnya ayah,," ucap Rama yang juga ikut memanggil Elio dengan 'El'. Wajah Elio memerah, ia merasa malu. Bahkan semalam Elio tidak sadar jika memanggil orang di depannya ini dengan embel-embel ayah dan bersikap manja kepadanya.
"M..maaf om, Lio nggak sengaja manggil om dengan kata 'ayah', maaf ya om kalau Lio udah lancang padahal kita baru kenal," sesal Elio. Posisi mereka saat ini masih berpelukan di atas ranjang.
"Heii..hei..nggak perlu minta maaf, om malah seneng kalau kamu panggil om dengan sebutan ayah, jadi sekarang panggil ayah aja ya El?" pinta Rama. Elio mendongak menatap wajah Rama, lelaki itu tersenyum tulus.
"A..ayah," cicit Elio.
"Lagi..lagi.."
"Ayah.." ucap Elio lagi.
"Lagi El, panggil ayah yang banyak...." Rama antusias.
"Ayah...ayah..AYAH...AYAHH RAMA..." ucap Elio berkali-kali. Rama melebarkan senyumnya. Ia mengeratkan pelukan Elio dengan gemas.
"Akhhh...gemes banget anak ayah...hihhh," Rama menggigit pipi gembul Elio karena merasa gemas.
"Ayah sakit..." rengek Elio seraya memukul pelan bahu kekar Rama.
"Hehe..maaf boy, makanya kamu jangan gemes-gemes dong..." balas Rama. Elio hanya cemberut.
"Haha udah..kita mandi yuk, kamu mandi duluan aja nanti bajunya biar ayah siapin," ujar Rama.
"Kamar mandinya di situ ya! pakai air hangat jangan yang dingin!" sambung Rama.
"Oke yah," Elio kemudian bangkit dan berjalan ke arah pintu kamar mandi. Beberapa menit kemudian Elio keluar dengan memakai bathrobe. Ia melihat Rama yang tengah berkutat dengan beberapa pakaian.
"Udah selesai? Sini.." Elio mengangguk dan berjalan mendekati Rama.
"Sini ayah bantuin, pakai minyaknya ya biar anget, demam kamu juga belum sembuh total," Rama mendudukkan Elio di ranjang. Saat Rama ingin membuka bathrobe Elio, remaja kecil itu menahan tangannya.
"Eng..jangan m..malu ayah," Wajah putih Elio bersemu.
Rama terkekeh, "Kenapa harus malu, nggak apa-apa, toh sama-sama laki-laki,"
"A..ayah El pakai baju sendiri aja ya, El bisa kok. Ayah mending sekarang mandi aja,nanti keburu siang," ujar Elio. Remaja itu mengingat sesuatu, ia tidak ingin orang lain mengetahui luka-luka di punggungnya karena bekas cambukan sang papa. Beruntung tadi malam Rama tidak menyadari luka Elio saat menggantikan pakaiannya, karena Elio yang terbaring telentang.
Rama pun memilih untuk mengalah. Pria paruh baya itu kemudian pergi ke kamar mandi karena harus pergi ke kantor.
Pagi ini Elio memakai kaos baby blue dan celana training hitam yang sedikit kebesaran. Tak lupa Elio juga memakai hoodie milik Rama yang membuat tubuh Elio tenggelam. Selama Rama mandi, Elio melihat-lihat isi kamar lelaki itu. Mata Elio membulat melihat sebuah figura berukuran sedang yang berisi foto keluarga Rama. Figura itu terletak di meja sudut kamar milik Rama.
Elio mengambilnya, "Ehh..ini bang Al kan ya?" monolog Elio ketika melihat gambar Sabian di foto tersebut.
"Ehh..aku baru sadar kalau nama ayah sama abang Vian ada Delionnya, loh jadi aku ditolongin sama ayahnya abang Al?" Elio terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIO [ end ]
Teen FictionBUKAN BL!!!! "Ma, kenapa cuma masak seafood?" "Iya, soalnya Nio lagi pingin seafood," *** "Papa, Lio bisa minta tolong buat anterin Lio ke sekolah nggak?" "Papa nggak bisa Lio, papa harus antar kakakmu check-up," *** "Kak Jean, bisa temenin Lio tidu...