49

28K 1.5K 17
                                    

Happy Reading

Ricko menjambak rambutnya geram saat tidak menemukan keberadaan Elio. Ia kemudian pulang ke mansion untuk memberitahukan hal ini kepada keluarganya. Ricko masuk ke dalam mansion dengan terburu-buru.

"PAH...PAPA..." teriak Ricko menggelegar. Ricko mencari papanya, namun tak kunjung bertemu. Remaja itu memutuskan untuk ke kamar sang kembaran. Saat Ricko masuk ke kamar Ricky, ia melihat sang kembarannya itu sedang duduk termenung di atas kursi rodanya. Ricko mendekat.

"Bang, papa ke mana?" tanya Ricko. Ricky menggeleng tanda tak tahu.

"Ada apa?" ucap Ricky dengan suara pelan.

Ricko tersenyum lebar, "Aku tadi ketemu sama Lio bang,"

Mata Ricky yang semula sayu, kini berbinar, "Wahh beneran, di mana? Ayo kita jemput Lio Ric," ujar Ricky semangat.

Senyum di wajah Ricko memudar kala teringat wajah Elio yang ketakutan saat melihatnya, "Tapi sepertinya dia takut sama aku. Waktu aku panggil Lio, dia tiba-tiba lari gitu aja, aku kehilangan jejaknya," wajah Ricko terlihat murung begitu pula dengan Ricky.

"Yaudah kamu telepon papa aja, tanyain dia di mana sekalian bilangin tentang hal itu," tutur Ricky. Ricko mengangguk, ia kemudikan mengambil ponsel di sakunya dan menghubungi papanya. Butuh beberapa kali panggilan hingga Samuel mengangkat panggilannya.

"Hallo, ada apa?" ucap Samuel.

"Papa di mana?" tanya Ricko.

"Papa lagi di Spanyol sama abang kamu, ada pertemuan bisnis di sini," jelas Samuel. Ricko mendengus, mengapa papanya tidak bilang jika pergi ke luar negeri.

"Pah, tadi aku ketemu Lio," ujar Ricko membuat Samuel terdiam di seberang sana.

"Pah? Papa masih di situ kan?"

"A..ah iya, papa cuma terkejut sekaligus senang. Kamu nggak bercanda kan?" tanya Samuel memastikan.

Ricko berdecak, "Enggak lah pah, ngapain aku bercanda," ujar Ricko.

Terdengar grasak-grusuk dari seberang telepon, "Papa akan pulang malam ini, udah ya papa tutup, papa mau selesain ini biar nanti cepet pulang," ujar Samuel. Nada bicara pria itu terdengar semangat.

"Iya pah," balas Ricko. Panggilan pun dimatikan oleh Samuel.

Di sisi lain...

Semenjak pertemuannya tadi dengan sang kakak, Elio lebih banyak diam. Keluarga Delion merasa heran dengan anak itu yang tidak aktif seperti biasanya.

"Kamu kenapa dek?" tanya Devian.

"El.." tegur Artha saat Elio hanya diam melamun.

Elio terkesiap, "E...eh iya kenapa bang?" tanya Elio.

"Kamu kenapa? Dari pulang tadi kok ngelamun," heran Devian. Elio menggeleng.

"Aku cuma mikirin tugas sekolah aja kok," dusta Elio. Mereka tentu tidak percaya begitu saja.

"Emm..El ke kamar dulu ya yah bang, mau ngerjain PR," pamit Elio kemudian naik ke atas menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, tubuh Elio meluruh ke lantai dan bersandar di pintu. Air matanya menetes karena mengingat perlakuan keluarga kandungnya sendiri.

"Hikss..Lio kangen kalian, t..tapi Lio takut, Lio juga udah nyaman di sini," lirih Elio.

***

Keesokan harinya...

Elio seketika menjadi pendiam, itu yang membuat keluarga Delion bingung. Saat ini Elio sedang berada di depan gerbang DHS untuk menunggu jemputan, namun entah mengapa Rama belum juga menjemputnya padahal kelas Elio sudah bubar beberapa menit yang lalu.

ELIO [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang