Happy Reading
Elio saat ini sedang termenung di dalam kamarnya, ia uring-uringan sedari tadi. Remaja itu merasa bersalah kepada Sabian.
"Akhh..kok tadi aku malah bilang gitu sih," rutuknya. Tubuh kecil itu berguling-guling di atas ranjang hingga spreinya kusut.
"Bang Al marah nggak ya, aduh Lio kamu bodoh banget sih,"
"Aaaaa....apa aku minta maaf aja ya besok, iya deh besok aku temuin abang Al aja di sekolah, semoga abang nggak marah," sambung Elio. Remaja itu kemudian memilih untuk meminum obatnya dan segera tidur.
***
SMA Rajawali saat ini tengah menjalani jam kosong secara serentak karena guru-guru sedang melakukan rapat. Elio berniat ke kelas Sabian untuk meminta maaf.
"Lio mau ke mana?" tanya Arlo ketika Elio beranjak dari duduknya.
"Mau ke toilet," dusta Elio.
"Mau ditemenin nggak?" tawar Denta yang dibalas gelengan oleh Elio. Denta hanya mengangguk. Elio segera keluar dari kelasnya dan berjalan menuju kelas Sabian, XI-B. Kelas tersebut terlihat ramai karena tidak ada guru yang mengajar.
"Permisi!" ucap Elio.
Seorang gadis dengan rambut keritingnya terlihat mendekati Elio, "Nyari siapa dek?" tanyanya.
"Em..bang Sabiannya ada?" tanya Elio.
"Oh aku kurang tahu, coba kamu tanya teman-temannya itu, masuk aja nggak apa-apa," gadis itu menunjuk sekumpulan laki-laki yang ada di belakang kelas.
"Iya kak," Elio masuk ke dalam kelas Sabian dan berjalan ke arah kerumunan para remaja laki-laki.
"Loh Lio, ada apa?" tanya Dito yang menyadari kehadiran bocah kecil itu.
"Em..Bang Al nya ke mana ya bang?" tanya Elio.
"Abang juga nggak tahu Yo, dari tadi tuh anak cuma diem aja, terus tiba-tiba keluar," balas Dito.
"Coba kamu cari aja di taman atau rooftop, dulu dia sering ke tempat-tempat itu sih," sahut Keano.
Elio mengangguk, "Yaudah makasih ya bang, Lio pergi dulu,"
"Yoo, hati-hati Yo, kayaknya si bos lagi mode senggol bacok tadi," celetuk Erlan yang dibalas kekehan oleh Elio.
"Iya bang santai aja," balas Elio. Ia kemudian pergi keluar. Kaki mungilnya berjalan hingga taman belakang sekolah, namun Sabian tidak ada di sana.
"Ke mana sih Bang Al, tadi lewat kantin juga nggak ada, apa ke rooftop ya!" Elio berjalan sedikit cepat menuju rooftop sekolah.
Ceklek...
Elio membuka pintu rooftop dengan pelan, ia berjalan ke arah sofa yang ada di sudut rooftop dan ternyata benar Sabian ada di sana. Terlihat asap mengepul dari sana, sepertinya Sabian tengah merokok. Elio berjalan cepat ke arah pemuda itu, tangannya merampas rokok yang ada di tangan Sabian, kemudian menginjaknya hingga hancur.
"Abang apa-apaan sih, kenapa ngerokok, rokok itu nggak baik tahu buat tubuh," cerocos Elio. Sabian menatap Elio dengan tatapan datarnya, berbeda sekali dengan tatapan Sabian yang biasanya menatap dirinya dengan lembut. Tubuh Elio sedikit kaku melihat tatapan Sabian.
"Apa pedulimu!" nada bicara Sabian terdengar dingin.
Elio terdiam, "A..abang, m..maafin El, kemarin El nggak bermaksud ngomong kayak gitu," Mata Elio terlihat berkaca-kaca. Sabian mengalihkan pandangannya, enggan menatap mata indah itu yang sebentar lagi mungkin akan mengeluarkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIO [ end ]
Teen FictionBUKAN BL!!!! "Ma, kenapa cuma masak seafood?" "Iya, soalnya Nio lagi pingin seafood," *** "Papa, Lio bisa minta tolong buat anterin Lio ke sekolah nggak?" "Papa nggak bisa Lio, papa harus antar kakakmu check-up," *** "Kak Jean, bisa temenin Lio tidu...