Happy Reading
Suara teriakan di ruang bawah tanah mansion Wijaya kembali terdengar. Para keturunan Wijaya itu benar-benar menyiksa Nio dan ibunya tanpa ampun. Mario dan Samuel merupakan mantan mafia yang sangat disegani di dunia bawah. Mereka memilih berhenti setelah berkeluarga dan mempunyai anak. Mereka berdua adalah orang yang kejam. Dan perilaku itu menurun kepada anak-anaknya. Meski Samuel dan Mario dulunya adalah mafia, namun mereka tidak mempunyai musuh.
Mario, Samuel, serta Jean dan Ricko berada di ruang bawah tanah untuk kembali menyiksa Nio dan Nia. Luka di perut Jean sudah sepenuhnya kering sehingga ia memutuskan untuk tidak memakai kursi roda lagi. Sementara Ricky, remaja itu lebih banyak diam akhir-akhir ini dan ia hanya terbaring di ranjang.
Sebelumnya orang-orang Wijaya itu telah menyuruh bawahan mereka untuk menyetubuhi Nio dan ibunya untuk ke sekian kali. Saat mereka masuk bau anyir darah bercampur dengan bau sperma yang membuat mereka ingin muntah seketika itu juga. Samuel segera menyuruh anak buahnya untuk membersihkan tempat itu terlebih dahulu. Selesai dibersihkan Samuel dan ketiga orang lainnya pun masuk.
Dengan sadisnya Jean memotong-motong jari tangan Nio. Ricko menusuk sebelah mata Nia dengan belatinya. Dan Samuel yang menyulut sebatang rokok, kemudian rokok yang menyala itu ia tempelkan ujungnya ke lidah Nio, membuat anak itu berteriak kesakitan dan memohon ampun.
Mario? Pria tua itu seperti biasa, hanya duduk di sofa usang yang ada di ruang tersebut sembari merokok. Mario teringat akan janjinya dengan Diana, istrinya itu, bahwa ia tidak boleh menyiksa orang lain lagi apalagi sampai membunuhnya. Karena itu ia memilih diam dan menikmati pertunjukan di depannya. Ya meskipun awalnya Mario juga menyiksa mereka, namun kini ia tidak boleh melanggar janjinya.
"AKHHH....T..TOLONGG...A..AAMPUN." teriak Nio kala jarinya dipotong dengan Jean. Lidahnya pun terasa terbakar akibat sulutan rokok milik Samuel.
"DIAM.." bentak Jean.
"Diamlah, mulutmu sangat bau sperma. Cih...jalang," Jean menatap Nio dengan tajam. Jean menyesal mengapa dulu ia begitu peduli dengan anak di depannya ini. Nio bahkan terlihat sangat jalang di matanya. Sebelum ia masuk ke ruang bawah tanah, ia mendengar suara persetubuhan Nio dengan anak buah papanya. Bukannya berteriak ketakutan, namun Nio justru berteriak karena menikmati ulah bejat para pengawal biseks itu. Sama juga seperti ibunya yang ternyata dulunya adalah seorang jalang. Nia tidak tahu siapa ayah dari Nio karena banyaknya pelanggan yang sudah bersenggama dengannya.
Nia, wanita itu kini terkulai lemas karena Samuel menyayat-nyayat tubuhnya.
"Buka mulutmu!" ujar Samuel dengan nada datar. Nia tentu saja menutup rapat mulutnya dan menggeleng dengan brutal.
"BUKA ATAU KEPALAMU AKU TEBAS..." teriak Samuel. Ia menatap Nia dengan nyalang. Nia pun mau tak mau menuruti perintah Samuel. Wanita itu segera membuka mulutnya.
"AKHHHH..." teriak Nia saat Samuel menarik lidahnya dan memotongnya begitu saja. Wanita itu bahkan bisa merasakan darah miliknya yang masuk ke tenggorokan. Nia muntah-muntah karena meminum darahnya sendiri.
"Menjijikan..." desis Samuel. Pria itu mengarahkan revolvernya ke arah Nia.
Dorrr...
Dorr...
Dua peluru berhasil lolos dan bersarang di kepala serta dada Nia. Wanita itu pun mati dengan keadaan mata terbuka.
"BARONN..." teriak Samuel. Barom yang ada di luar ruangan pun segera masuk.
"Ada apa tuan?" tanya Baron. Netranya melihat ke arah Nio dan Nia dengan pandangan jijik karena banyaknya darah dan sperma yang mengotori tubuh mereka.
"Bawa wanita sialan itu ke kandang Blue sekarang!" titah Samuel yang diangguki oleh Baron. Blue adalah seekor singa jantan putih dengan bola mata berwarna biru yang Samuel bawa dari hutan semasa remaja. Waktu itu Samuel menemukan singa itu saat Blue masih kecil dan dalam keadaan terluka. Samuel merawat Blue hingga singa itu tumbuh menjadi singa yang gagah dan Blue hanya menurut kepada Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIO [ end ]
Teen FictionBUKAN BL!!!! "Ma, kenapa cuma masak seafood?" "Iya, soalnya Nio lagi pingin seafood," *** "Papa, Lio bisa minta tolong buat anterin Lio ke sekolah nggak?" "Papa nggak bisa Lio, papa harus antar kakakmu check-up," *** "Kak Jean, bisa temenin Lio tidu...