Happy Reading
Keesokan paginya Elio terbangun, dadanya sedikit sesak karena semalam tidur tengkurap. Ia memutuskan untuk segera mandi. Elio meringis merasakan lukanya yang kembali terkena air. Selesai mandi dan berpakaian, Elio mengambil tasnya dan turun ke bawah.
Di bawah sana papanya tengah makan bersama dengan mamanya dan Nio. Sepertinya ketiga kakaknya yang lain sudah berangkat. Elio duduk di kursi yang berada di pojok. Ia segera mengambil makanan dan segera menyantapnya. Ia bahkan tidak menyapa keluarganya terlebih dahulu, toh mereka juga tidak peduli.
"Jangan lupa jaga Nio di sekolah nanti Lio!" peringat Samuel. Elio hanya berdeham karena ia masih menyantap sarapannya.
"Jawab dengan benar!" tekan Samuel.
Elio menghela napas, "Iya pah,"
"Papa pegang ucapan kamu, papa nggak mau sampai kejadian kemarin terulang kembali atau kamu akan tahu akibatnya," ancam Samuel. Elio hanya mengangguk. Kedua orangtuanya kemudian segera berangkat bersama Nio, sementara Elio berangkat menggunakan sepedanya.
Sesampainya di sekolah, Elio memarkirkan sepedanya di parkiran khusus sepeda. Ia melangkahkan kakinya menuju kelas karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Jarak SMA Rajawali lebih jauh daripada jarak DHS dari mansionnya. Sehingga ia harus mengayuh sepedanya secepat mungkin jika tidak ingin terlambat.
Elio mendudukkan dirinya di samping Nio. Ia menelungkupkan kepalanya di atas meja. Kepalanya kembali berdenyut, beruntung ia tidak mimisan di sini. Tak lama bel masuk berbunyi, seorang guru masuk ke dalam kelas Elio diikuti oleh 3 orang murid lainnya.
"Selamat pagi anak-anak," sapa Bu Citra, seorang guru Bahasa Indonesia. Elio mengangkat kepalanya. Ia terkejut ketika mendapati ketiga temannya berada di belakang gurunya itu.
'Hah..mereka ngapain coba di sini? Eh kok mereka pakai seragam SMA sini sih?' heran Elio dalam hatinya. Ketiga remaja di belakang Bu Citra menatap ke arah Elio dengan pandangan berbinar. Mereka tidak menyangka akan satu kelas dengan remaja yang menjadi alasan kepindahan mereka. Ya, mereka adalah sahabat Elio di DHS. Entah apa yang membuat para remaja itu malah memilih untuk ikut pindah ke sini.
"Tolong perhatiannya anak-anak, hari ini kita kedatangan 3 teman baru sekaligus, silahkan masing-masing dari kalian untuk memperkenalkan diri," ucap Bu Citra. Kelas yang dihuni Elio ini tergolong kelas unggulan, sehingga muridnya lebih sedikit dari kelas yang lainnya.
"Hallo teman-teman, kenalin nama gue Arlo Dewangga, cowok terganteng se-Indonesia, panggil aja Arlo,"
"Hallo guys nama gue Cakra Alvano Putra, kalian bisa panggil gue Cakra,"
"Denta Abimanyu, Denta,"
"Oh iya kita bertiga pindahan dari Delion High School," tambah Arlo.
Ganteng ya!
Wah DHS padahal nggak kalah elit dari Rajawali, kenapa harus pindah?
Wihh dari DHS..
Gila suami-suami gue kenapa ada di sini..
Halu ya lo..
Itu yang mukanya cuek kiww...
"Sudah-sudah jangan ribut. Baiklah Denta, Arlo, dan Cakra perkenalkan nama ibu Citra. Nah silahkan kalian bisa duduk di bangku yang masih kosong itu," tunjuk Bu Citra ke arah bangku kosong yang berada di belakang Elio. Arlo dan Cakra mendudukkan dirinya di belakang Elio, sementara Denta memilih untuk duduk di bangku yang berada di sebelah kiri Elio. Remaja itu duduk dengan seorang remaja yang memakai kacamata, namun bukan berarti cupu ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIO [ end ]
Teen FictionBUKAN BL!!!! "Ma, kenapa cuma masak seafood?" "Iya, soalnya Nio lagi pingin seafood," *** "Papa, Lio bisa minta tolong buat anterin Lio ke sekolah nggak?" "Papa nggak bisa Lio, papa harus antar kakakmu check-up," *** "Kak Jean, bisa temenin Lio tidu...