Happy Reading
Rama kini tengah berada di ruang kerjanya yang berada di mansion. Tadi ia dan Elio pergi menemui Dokter Kenan untuk membuat kesepakatan kapan kemoterapi akan dimulai. Rama sedang mengurus sekolah Elio karena remaja itu akan homeschooling secepatnya.
Selain karena faktor kesehatan Elio, Rama juga tidak mau Elio bertemu dengan anggota keluarga Wijaya jika remaja itu masih bersekolah di sana. Beruntung ia mempunyai kenalan seorang guru homeschooling yang kompeten, sehingga ia tidak perlu risau tentang pendidikan Elio. Rama terlihat mengambil ponselnya, ia mencari nomor milik asistennya.
"Hallo tuan, ada yang bisa dibantu?" sapa asisten Rama yang bernama Bara.
"Hallo Bara, saya minta tolong sama kamu buat putusin semua kerjasama dengan Wijaya's company, cabut semua saham yang berasal dari D'Corp," tegas Rama.
Bara mengernyit di seberang sana, "Kalau boleh tahu kenapa ya tuan?"
"Ck.. tidak usah banyak tanya, lakukan saja!" tekan Rama.
"A..aa baik tuan,"
Tut...
Rama memutus panggilan mereka, "Apalagi setelah ini?" gumam Rama. Pria paruh baya itu kemudian kembali mengerjakan berkas-berkas kantor miliknya.
Di sisi lain...
Ricko mengendarai motornya menuju apotek yang tak jauh dari sekolahnya. Ia baru saja pulang sekolah dan memutuskan untuk bertanya ke apotek tentang obat yang ia temukan di nakas Elio.
"Permisi.." ucap Ricko.
Seorang mbak-mbak apoteker terlihat mendekat, "Ya, ada yang bisa dibantu kak?" tanyanya.
Ricko mengambil botol obat yang ada di tasnya, "Saya ingin bertanya tentang obat ini mbak, kira-kira ini obat apa ya?" tanya Ricko.
Si Apoteker itu mengambil botol yang disodorkan Ricko, "Em..apa ini bukan bungkus aslinya, ini seperti bukan vitamin,"
"Saya juga kurang tahu mbak, itu bukan obat saya," Si Apoteker mengangguk.
"Mohon maaf kak, untuk mengetahui jenis obat ini, kalau besok kakaknya datang lagi bagaimana, soalnya saya perlu melakukan pengecekan karena obat seperti ini banyak yang sama bentuknya," jelas Si Apoteker.
Ricko mengangguk lalu pamit untuk pergi. Di atas motornya, pikiran Ricko berkecamuk tentang obat milik Elio. Dia takut jika itu bukan hanya obat biasa. Sesampainya Ricko di mansion, keadaan di sana cukup tegang. Papanya terlihat menahan amarah.
"Pah, ada apa ini?" tanya Ricko kepada papanya yang sedang duduk bersama dengan Liana dan Jean. Namun, Samuel masih bungkam.
Ricko menatap sang mama, "Kenapa mah?"
Liana menghela napasnya, "Hah... kerjasama perusahaan papa semua dibatalkan sama pihak D'Corp, saham mereka juga dicabut dari perusahaan papa," jelas Liana. Wanita itu kemudian mencoba menenangkan suaminya.
Ricko tentu terkejut, "Kok bisa sih, emang ada masalah apa sebelumnya?" tanyanya.
Samuel menggeleng, "Papa juga nggak tahu, kita bahkan nggak ada masalah apapun. Kerjasama sudah disetujui, namun entah kenapa tiba-tiba Tuan Rama membatalkan itu semua," jawab Samuel. Pria paruh baya itu terlihat frustasi. Kerjasama dengan Perusahaan milik Delion itu adalah proyek yang besar dan jika gagal maka perusahaan milik Samuel akan rugi sangat besar, meskipun tidak sampai mengalami kebangkrutan. Namun, efeknya tentu akan berimbas kepada perusahaan dan karyawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIO [ end ]
Teen FictionBUKAN BL!!!! "Ma, kenapa cuma masak seafood?" "Iya, soalnya Nio lagi pingin seafood," *** "Papa, Lio bisa minta tolong buat anterin Lio ke sekolah nggak?" "Papa nggak bisa Lio, papa harus antar kakakmu check-up," *** "Kak Jean, bisa temenin Lio tidu...