"Lo serius nggak sih ini? Masa gue doang yang dipanggil, " Youngjo manyun-manyun, protes sama Renjun waktu temennya ngasih tahu kalau dia jadi ketua tim yang harus nemenin klien mereka buat survey lapangan ke kantor cabang di Busan.
"Demi menghemat anggaran kantor katanya, " ucap Renjun santai.
"Halah, tai. Acara gala dinner anniv perusahaan kemaren abis tiga setengah juta dollar, nyet. "
"Ya mana aing tau, anak keuangan juga bukan. Udah deh lo mending ngadep dulu bos sana. Bilang kalau lo siap melayani klien selama satu minggu di pesisir pantai. Ya lumayan kan, kali aja si tamu dapet wangsit pengen surfing atau sunbathing setengah naked, terus minta lo olesin minyak wijen_"
"Zaitun bego," potong Youngjo. "Lagi kenapa jadi porn scene gitu dah? "
Renjun mengerling nakal. "Kalau tamunya modelan Orlando Bloom, siapa juga yang nggak pernah berimajinasi diewe semalam suntuk. "
Youngjo mencebik. Nggak ngaruh. Muka tamu ini kayaknya bakal mirip jaksa-jaksa korup yang bengis. Dia yang tadinya mau ngopi-ngopi sore itu mendadak males dan nggak mood.
Busines trip selalu jadi mimpi buruk. Nggak tahu ya, kalau buat mereka yang tujuannya lain, tapi orang mageran kayak Youngjo ini mana mau busines trip satu minggu sambil ngebayangin dia bakalan jadi babu banget selama di sana. Lagian dirut kenapa nggak pake jasa personal asisten sih? Kayaknya lowongan buat posisi itu masih bisa diisi mengingat dia termasuk salah satu CEO yang kegiatannya hampir sama sibuk kayak jajaran direksi yang di atas.
Masasalahnya adalah... sang direktur yang terhormat ini merupakan ayah Youngjo sendiri. Biasanya sih Youngjo kalau udah berhadapan sama pria itu bakalan kicep karena nggak bisa ngelawan. Cuma sekarang Youngjo mau nekat aja mempertaruhkan hidup mati. Jadilah dia yang tadinya mau ongkang-ongkang kaki sambil mantengin youtube di kafe terpaksa naik ke lantai paling atas kantor perusahaan. Tanpa ketok pintu dulu, Youngjo nyelonong masuk. Ini padahal beresiko gede banget. Pertama, sang ayah bisa kepergok lagi disepongin selingkuhan. Kedua, si sekertaris yang sibuk menikure kuku di depan itu bisa langsung kena pecat karena nggak ngasih tahu dulu kedatangan Youngjo. Untungnya pria paruh baya yang masih terlihat stylish dan dandy kayak Adam Sandler itu lagi asyik maenin mini golf.
"Papa bisa nggak sih, kalau nunjuk itu nggak usah langsung ke aku," protes Youngjo tanpa basa basi.
"Apaan nih?" lirik papanya sekilas. Pria itu lalu kembali memposisikan tubuh, siap memukul bola golf.
"Itu loh soal nemenin klien ke Busan, kayaknya di kantor ini yang CEO bukan aku doang. Terus kenapa aku yang ditunjuk?"
"Pake nanya, kan kamu tim pengembangan proyeknya kemarin."
"Sama Mingyu. Dia ajalah."
"Nah, malah nyodorin orang."
"Ya pokoknya jangan aku, aku tahu loh ya niat terselubung papa apaan."
Youngjo menghampiri sang ayah, berdiri di hadapan pria itu, menghalangi permainannya. Tuan Kim langsung menatap jengah.
"Jo."
"Pokoknya jangan aku, buruan rubah deh."
"Kalau kemauan kamu papa turutin, nanti yang lain mikirnya papa anak emasin kamu dong, Jo."
"Emang aku nggak dianggap anak emas? Anak pungut, gitu?" Youngjo berkacak pinggang, cemberut sampe bibirnya maju semua. "Dengerin aku ya, Pa. Aku tau nih akal bulus papa. Papa mau jodoh-jodohin aku sama anak si klien kan? Ngaku aja deh."
"Kata siapa? Orang Papa mau jodohin kamu sama kliennya."
"Anjir, lebih parah. Wah nggak beres. Masa iya Papa tega jodohin aku sama laki-laki bangkotan yang- aduh _ dia sih lebih pantes jadi papa Jojo, tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
VERSELUFT || RAVN 🔞
FanfictionRavn berhak dicintai lebih luas dari Universe. Ravn berhak memiliki galaksinya sendiri untuk menjalani berbagai macam cerita yang lebih luas dari semesta.. Ravn dan Kim Youngjo adalah dua karakter berbeda. Semua bisa menyatu dalam setiap cerita. T...