"Aku tidak bisa mempertahankan diriku untuk tetap diam di tempat ini."
"Kim Youngjo."
"Aku sudah mengembalikanmu pulang ke rumah, ceritanya selesai sampai di situ. Biarkan saja."
"Ini yang kau mau? Kau selalu mengatakannya seolah pergi adalah hal yang paling kau inginkan? Ini yang kau mau?"
"Ini yang terbaik."
"Untukmu, maksudnya?"
"Untuk kita berdua."
"Baiklah. Baiklah aku tidak akan memaksamu lagi. Kau ingin semua berhenti, aku juga tidak bisa memaksakan kehendakku padamu. Aku tidak ingin mencintaimu dengan penuh tekanan. Baiklah kau boleh pergi, Jo. Kita akan melupakan semuanya. Kita kembali ke kehidupan masing-masing."
Youngjo baru saja hendak menyahut saat terpaan air sedingin es mengguyur seluruh tubuh. Dia membuka mata sambil menarik nafas panjang. Beberapa pria berpakaian serba hitam berdiri di hadapannya. Salah satu dari mereka memegang ember kosong. Youngjo mengerjap. Entah sudah berapa lama dia ada di tempat serupa gudang itu. Tangannya diikat ke belakang dengan gulungan selotip, dan wajahnya terasa nyeri dimana-mana. Youngjo masih merasakan aroma anyir dari dalam mulut. Rahangnya sakit, mungkin bergeser. Dia tidak bisa menatap setiap wajah dan mengingatnya sejelas mungkin.
Kepala Youngjo sakit bukan main. Terkena hantaman benda tumpul hingga ia yakin kalau otaknya bisa meledak setiap kali mencoba berpikir apa yang selanjutnya mungkin terjadi.
"Tidurmu nyenyak? "
Suara itu datang dibarengi dengan perpindahan seseorang ke kursi di hadapan Youngjo lalu duduk dengan gerakan anggun. Jihoon tersenyum puas melihat keadaan Youngjo sekarang. Hal yang selama ini dinantikannya sampai ia sendiri nekat melawan peringatan bahwa kalau sampai Soo Hyuk tahu, dialah yang selanjutnya akan dibunuh.
"Dengar Tuan Kim, sesungguhnya aku tidak berharap aku mampu berbuat sejauh ini hanya untuk memberimu peringatan. Kau benar-benar membuatku terlihat seperti orang jahat.
Youngjo memalingkan wajah. Lehernya sakit setiap kali dia menoleh.
"Aku mempertaruhkan banyak hal hanya untuk melampiaskan kekesalanku, " lanjut Jihoon. "Semua karena kau tidak mau mengalah dan terlalu serakah. Memangnya apa yang Soo Hyuk hyung janjikan sampai-sampai kau masih bertahan berada di sisinya saat ini? Haish, aku benar-benar benci melihat ketololanmu."
Nafas Youngjo mulai kembali normal meskipun tulang rusuknya sakit setiap kali dia berusaha menarik udara. Jihoon bangkit dari duduk lalu berjalan menghampirinya.
"Brengsek! "
Dia menendang bahu Youngjo hingga pemuda itu ambruk lagi.
"Aku-akan-membuatmu-menyesal-sampai-kau-merasa-lebih-baik-aku-cepat-membunuhmu. "
Setiap kata dia ucap berbarengan dengan tendangan di perut Youngjo. Berkali-kali sampai Youngjo sudah tidak sanggup meneriakkan kesakitannya. Dia terbatuk meradakan hantaman di ulu hati sampai mual, lalu mulutnya mengeluarkan cairan anyir.
"Uhuk_"
Youngjo terbatuk. Tubuhnya meringkuk menahan sakit. Kakinya kebas dalam tekukan, hingga ia tak mampu membuatnya lurus lagi. Jihoon berjongkok dan menjambak rambut Youngjo.
"Kau pikir kau ini hebat karena bisa memenyelamatkan Soo Hyuk hyung, lalu membuat dia membatalkan semua rencana yang sudah kami susun tanpa mau mempertimbangkan keberadaanku? Hah? "
Pemuda itu berteriak. Matanya lebar terbuka dan wajahnya merah padam. Dia lalu meludahi wajah Youngjo dan mendorongnya sampai kembali tergeletak di lantai semen yang penuh noda darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERSELUFT || RAVN 🔞
FanfictionRavn berhak dicintai lebih luas dari Universe. Ravn berhak memiliki galaksinya sendiri untuk menjalani berbagai macam cerita yang lebih luas dari semesta.. Ravn dan Kim Youngjo adalah dua karakter berbeda. Semua bisa menyatu dalam setiap cerita. T...