15 ~ MEET AND GREET

6.2K 298 10
                                    

Sedari tadi Anna mengobrak-abrik lemari, mencoba mencari pakaian terbaik yang ia punya.

"Apa masih sempat jika aku membeli baju baru sekarang?" Wanita itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Ia mencoba memadu padankan beberapa atasan dan bawahan tapi nyatanya realita tidak seindah ekspetasi. Ia cukup kecewa dengan hasilnya. Kepala Anna menoleh, menemukan sebuah tote bag di atas meja.

Senyum Anna merekah. Ke mana saja ia selama ini? Dan, bagaimana bisa ia melewatkan satu set pakaian yang ada di dalam tote bag tersebut?

Anna ingat betul, awalnya ia membeli gaun cantik itu untuk dikenakan saat ingin menghadiri konser Ryan Nall.

Akan tetapi, sebuah gaun pengantin membuat Anna merubah rencananya. Membuatnya lupa akan gaun hitam berenda dengan bawahan lipatan berbentuk bunga yang ia beli.

Dan sekarang Anna sedang mengenakan gaun itu untuk menemui orang yang sejak awal ingin ia pikat.

Tiba di tempat tujuan, Anna tampil menawan dengan gaun pendek berwarna hitam dan rambut yang disanggul rapi. Dalam rangka memenuhi undangan dari seseorang yang sebenarnya sangat dikenalnya.

Dengan percaya diri, ia menuju sebuah ruangan tertutup di restoran Perancis yang sepertinya telah direservasi.

"Hai!" sapa Anna pada Ryan yang sudah tiba lebih dulu.

"Mbak Anna cantik sekali, silakan duduk, Mbak!" Pria bersuara merdu itu bertepuk tangan, terpukau dengan penampilan Anna.

"Terima kasih." Anna menarik kursi lalu duduk di depan Ryan.

Mereka berdua fokus membolak-balik menu, Ryan sudah memesan lebih dulu. Sementara, Anna masih memilah beberapa menu yang ingin ia coba.

"Confit de Canard, Ratatouille, Croque Monsieur. Untuk minumnya, Citron Presse aja." Anna melafalkan nama makanan asing itu dengan lancar.

Setelah beberapa saat menunggu, makanan yang dipesan akhirnya dihidangkan di atas meja.

"Bon appetit," ucap Anna pada Ryan. Pria itu membalas dengan anggukan singkat.

Tanpa menunggu lagi, Anna langsung menyantap makanannya. Anna terlihat sangat lahap karena ia sengaja tidak makan sedari pagi, agar bisa memuaskan perutnya malam ini.

Meski seperti orang belum makan tujuh hari, Anna memiliki table manner yang baik. Meski berasal dari panti asuhan, nyatanya Anna lebih banyak menghabiskan waktunya hidup sebagai anak orang kaya.

"Gimana Mbak, suka?" tanya Ryan disela-sela makan mereka.

Anna mengangkat sudut bibirnya, menatap Ryan bangga.

"Akhirnya ini anak sopan juga sama gue!" batin Anna.

Dulu, Anna sering memarahi Ryan karena pria itu tidak sopan dan menganggap mereka seumuran. Tapi, saat diperlakukan sepantasnya, Anna malah merasa tidak nyaman.

"Aku tidak setua itu untuk dipanggil Mbak, panggil nama aja!" terang Anna jujur.

"Oke, Anna." Ryan langsung beradaptasi.

Makan malam mereka masih berlanjut dengan beberapa percakapan santai dan acak di dalamnya.

"Oh, ya. Aku sudah mendengarkan lagu barumu, itu sangat bagus dan menyentuh," komentar Anna. Sejujurnya, itu adalah lagu pertama Ryan yang ia dengarkan dari awal sampai selesai. Selama ini, Anna hanya mendukung Ryan sebagai seorang sahabat tidak sebagai musisi.

"Terima kasih." Ryan tersenyum.

"Amanda Shopia pasti senang punya sahabat seperti kamu, dia juga pasti bangga melihat kamu."

The Second Life Memory (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang