EXTRA PART : TRAGEDI

8K 242 13
                                    

Semua mata tertuju pada gadis berwajah lembut dan ramah dari fakultas kedokteran semester pertama.

Dia adalah mahasiswa yang membanggakan di kampus, karena masuk dengan nilai tertinggi satu angkatan.

Diyana Ayu Novia namanya, atau yang lebih akrab disapa Anna.

Namun, bukan itu yang membuatnya terkenal. Namanya melambung tinggi, karena pria yang sedang berjalan di sampingnya, Alvaro.

Pria berwajah rupawan itu adalah kakak tingkat Anna. Yang terkenal punya banyak penggemar, tapi anehnya Alvaro malah menyukai Anna sejak pertama kali melihat gafis itu.

Kala itu, Alvaro bertugas sebagai kakak pembimbing yang memberikan arahan pada juniornya saat acara penerimaan mahasiswa baru diselenggarakan.

Anna menoleh saat Alvaro mengeratkan genggaman tangannya, mahasiswa semester akhir itu tampak sangat romantis.

Mereka akhirnya tiba di kontrakan yang ditinggali Alvaro. Jaraknya tidak begitu jauh dari kampus.

"Nih, bukunya." Alvaro memberikan satu totebag besar berisi buku kedokteran yang masih awet ia simpan.

Memanfaatkan sang kekasih, Anna lega karena ia tidak perlu memberi baru.

"Makasih ya," kata Anna bersyukur.

Namun, Anna mengurungkan niatnya untuk kembali ke kampus karena hujan lebat dan angin kencang menahannya untuk berteduh sebentar di tempat tinggal Alvaro.

Mungkin, ini alasan kenapa seorang wanita dan pria tidak boleh dibiarkan berduaan di dalam rumah?

Hal yang tidak pernah Anna duga dan bayangkan, terjadi. Bukan tanpa paksaan, ia melakukan hal itu dengan kesadaran penuh.

Begitupun sang kekasih yang berpikiran sama sepertinya, nafsu sudah menguasai logika mereka.

Entah siapa yang mengajak lebih dulu, mereka hanya melakukan itu atas dalih cinta. Memuaskan nafsu sesaat tanpa tahu dampak kedepannya.

•••

Benar saja, dua bulan setelah kejadian itu. Anna merasa ada yang tidak beres dari tubuhnya.

Kepalanya sering pusing, ia juga mual karena hal-hal yang tidak masuk akal. Ditambah, ia sudah tidak menstruasi selama dua bulan ini.

Sebagai anak kedokteran, Anna tentu curiga dan segera memeriksa dirinya sendiri.

Seperti yang ia curigai, alasan dibalik semua keanehan ditubuhnya adalah karena ia tengah berbadan dua.

Anna meremas perutnya, tentu saja ia marah. Ia masih punya cita-cita besar, semester satu kuliahnya juga belum usai.

Apa yang bisa dilakukan anak umur 18 tahun?

Jawabannya, tidak ada.

Anna panik bukan main, satu-satunya hal yang ia lakukan adalah menghubungi Alvaro.

Mereka sepakat bertemu di luar setelah kelas malam selesai.

Alvaro tampak kaget, tapi ia masih bisa bersikap tenang. Pria itu juga tidak mempertanyakan kejelasan anak yang ada dalam kandungan Anna.

"Aku akan bertanggung jawab, Sayang," kata Alvaro mencoba menenangkan Anna.

"Tanggung jawab seperti apa?!"

"Mari, kita menikah."

Lamaran itu terucap begitu gampang dari mulut Alvaro. Anna tidak berkutik sama sekali.

"Menikah?"

"Hm, iya. Ayo, kita menikah dan jadi orang tua yang hebat untuk anak kita."

"Aku belum siap," kata Anna. Ia menatap Alvaro dengan netra butuh pertolongan. "Kita gugurkan saja bayi, ini!"

Alvaro sebenarnya menolak usulan itu. Tapi, Anna-lah yang punya tubuh, kekasihnya itu yang mengandung dan lebih merasakan. Alvaro tidak berhak berkomentar.

"Apapun keputusan kamu, aku akan selalu ada untuk kamu."

•••

Nyatanya ekspetasi selalu tidak seindah realita.

Saat di meja operasi, Anna merasakan ketakutan luar biasa. Ia sudah menjadi pendosa berat.

Dan, sekarang ia ingin membunuh pemilik detak jantung kecil yang terdengar lemah itu.

Apa ia sanggup, apa Anna tega?

"Nggak, Dok! Aku nggak mau!" kata Anna setelah berdebat dengan pikirannya sendiri.

Ia mencabut infus paksa, lalu keluar dari ruang operasi. Masih dengan baju pasien, Anna mencari-cari kehadiran Alvaro.

"Kamu kenapa?!" tanya Alvaro panik, saat melihat wajah pucat Anna.

"Aku takut, Sayang." Anna langsung memeluk Alvaro, melepaskan tangus yang sedari tadi ia bendung.

"Nggak apa-apa, aku di sini. Aku akan selalu ada untuk kamu." Alvaro mengusap punggung Anna.

"Aku ingin membesarkan anak ini," kata Anna sudah sangat yakin dengan keputusan yang ia ambil.

The Second Life Memory (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang