34 ~ KEMBALI

4.8K 249 10
                                    

Bel pintu ditekan tidak sabaran, pria yang memilih untuk mengasingkan diri selama beberapa hari itu bergerak malas untuk melihat siapa tamunya.

Sebenarnya, Ryan cukup terkejut saat melihat Anna terlihat di CCTV pintu.

Setelah memperbaiki penampilannya, Ryan membukakan pintu. Ia tersenyum pada Anna ketika pintu terbuka.

"Ini untukmu ...."

Ryan tertegun saat Anna menyodorkan sebuah plastik hitam.

"Apa ini?"

"Ambil saja, jangan lupa makan!"

Ryan menerima plastik tersebut dengan wajah bingung.

"Kamu tidak mau mampir dulu?" tanya Ryan, ia menggeser sedikit posisi berdirinya untuk memberi ruang kosong di pintu.

"Nanti saja," tolak Anna.

"Kamu baik-baik aja, kan?" tanya Ryan masih khawatir. Meski, kabar itu telah lenyap dan penyebar berita telah ditangkap. Tetap saja, Ryan merasa bersalah untuk Anna.

"Kamu lihat, aku baik-baik saja. Sepertinya ... kamu yang harus mencemaskan dirimu terlebih dulu." Anna berucap jujur, ia lebih mencemaskan kondisi penyanyi populer yang sudah beberapa hari tidak aktif di media sosialnya.

"Aku?" Ryan menunjuk dirinya sendiri.

Anna mengangguk membenarkan. "Sudah, ya. Aku pamit," katanya. Ia menepuk pundak Ryan pelan.

Masih di tempatnya berdiri, Ryan memandang plastik itu cukup lama. Terlihat penasaran dengan isinya.

Tidak mau berlama-lama, Ryan masuk dan menutup pintu rapat-rapat.

Ia duduk di sofa, lalu membuka isi dari plastik hitam itu. Netra Ryan melebar sempurna saat melihat kotak bekal berwarna biru.

Dengan cepat pula, Ryan memastikan makanan yang berada di dalam sana.

Benar saja, seperti dugaannya.

"Bagaimana dia bisa tahu hal seperti ini?" tanya Ryan seorang diri.

Ia memandang lekat nasi goreng dengan hiasan persis seperti animasi anak-anak. Mirip, seperti bekal-bekal anak TK yang dibuat oleh ibu mereka.

Ini bukan pertama kalinya, Ryan memperoleh bekal sekanak-kanakan itu. Dulu, beberapa kali sahabatnya juga pernah melakukan hal yang sama.

"Dia benar-benar mirip Amanda," batin Ryan.

•••

Bara menyeruput kopi yang telah dingin. Perasaannya menjadi tidak enak, ia harusnya tidak cemas seperti ini.

Dalam hati, Bara hanya bisa berharap agar Anna baik-baik saja. Ia juga membantu Ryan dalam mengambil tindakan tegas dan hukum untuk memberi efek jera pada pelaku pencemaran nama baik.

Drrrttt.

Pandangan Bara, beralih pada ponsel yang bergetar di atas meja. Nama pemanggil membuat Bara diam.

Tamara is calling.

Matanya menatap layar ponsel cukup lama, hingga panggilan itu berakhir dengan sendirinya.

Bara meraih benda pipih itu, bersamaan dengan pesan masuk yang dikirimkan Tamara.

Tamara :
Temui aku di tempat
pertama kali kita bertemu.

Jea Resto, menjadi tempat pertemuan Bara dengan Tamara untuk pertama kalinya, melalui perantara orang paling berjasa di hidup mereka yaitu, Amanda.

Bara tiba setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor. Ia menarik kursi tepat di depan Tamara.

The Second Life Memory (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang