29 ~ CURIGA

4.6K 267 11
                                    

Anna yang seharusnya bersiap untuk tidur, mengurungkan niatnya saat panggilan dari nomer tidak dikenal memanggil beberapa kali.

Orang iseng. Begitulah pikir Anna awalnya, namun saat menjawab panggilan itu karena kesal. Anna menyadari bahwa lawan bicaranya adalah pria yang ia kenal, yaitu Bara.

Anna tidak tahu, dari mana Bara memperoleh nomer ponselnya. Mungkin karena koneksi pria itu, jadi pastinya tidak sulit.

Anna keluar dari kamar mengendap-endap agar tidak membangunkan Sasa. Benar saja, saat di luar rumah, ada Bara yang sedang berdiri di depan mobil mewahnya.

"Kenapa kamu datang larut malam begini?" tanya Anna curiga.

Anna menatap Bara seksama. Teringat, perkataan Sasa tentang Bara yang pernah beberapa mendatanginya di rumah sakit saat ia sedang koma.

Awalnya, Anna tidak curiga apapun. Akan tetapi, kini ia menemukan titik terang. Bahwasanya, Bara tidak mungkin, tidak mengenalnya.

Mengingat Anna adalah orang yang dikabarkan bunuh diri dari atap gedung TQ Company. Sudah jelas sekali, seorang Bara pasti akan mencari latar belakang Anna. Bara tidak mungkin tinggal diam.

Namun, kenapa Bara malah membiayai pengobatan dan rumah sakit Anna? Kenapa Bara melakukan hal tersebut, untuk orang yang telah membuat citra dan saham perusahaan turun?

Dan, yang paling membuat Anna penasaran adalah ....

Kenapa Bara bersikap seolah, tidak pernah mengenal Anna sebelumnya?

"Ada yang ingin aku tanyakan," jawab Bara terus terang.

"Apa itu?"

Anna masih memandang Bara, sulit sekali membaca wajah dan jalan pikiran pria itu. Entahlah, Anna hanya merasa ada yang janggal. Terlebih, Bara seperti menyembunyikan sesuatu.

"Aku ingin bertanya tentang heels merah yang kamu kenakan di konser Ryan Nall. Bisakah aku melihatnya?"

Heels merah! Terakhir kali, Anna bisa meloloskan diri dari pertanyaan Bara.

Tapi, sekarang sepertinya sulit. Kenapa juga Bara tiba-tiba menanyakan hal tersebut?

"Aku tidak memilikinya sekarang."

"Kenapa?"

"Itu bukan milikku, tetapi milik orang lain," jawab Anna terlalu jujur.

Mendengar hal itu, kening Bara terangkat.

"Siapa?"

"Itu milik sepupuku," bohong Anna.

"Kalau begitu, apa aku boleh minta kontak sepupumu? Ada yang ingin aku tanyakan perihal heels merah itu?"

Bara benar-benar sulit ditebak. Seorang Bara yang notabene-nya selalu berpikir waktu adalah uang. Malah, membuang waktunya untuk menemui Anna perihal heels milik wanita yang telah meninggal dunia.

"Aku perlu izinnya terlebih dahulu, jika dia setuju. Aku akan mengabarimu."

"Terima kasih. Tapi, tolong bujuk dia. Aku perlu melihat heels itu sekali lagi."

Tunggu. Bara tidak boleh pergi begitu saja.

"Bara!"

Bara membalikkan badan menghadap Anna, wajahnya terlihat bingung.

"Iya?"

"Apa kamu sungguh tidak ingat pernah bertemu denganku?"

"Anna ...." Panggilan Bara menyentak Anna yang terlarut dalam lamunannya.

The Second Life Memory (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang