Anna masuk ke toko kue untuk membeli kue kecil sebagai ucapan selamat karena Sasa telah mendapatkan pekerjaan. Ia turut bahagia, karena setidaknya Sasa telah membuka lembaran baru.
Kue pesanan Anna telah dibungkus rapi, setelah membayar Anna langsung berinisiatif untuk pulang.
Namun, baru beberapa langkah dari kasir seseorang mencegatnya.
"Eh, lo Anna, kan?"
Anna diam, memandang wanita yang menegurnya heran. Wanita itu benar, dia memang Anna.
Sadar Anna seperti tidak mengenalinya, wanita berlipstik merah itu menepuk pundak Anna lembut.
"Lo Diyana Ayu Novia alumni SMA Bintang Abadi, kan?"
Anna mengangguk membenarkan, terjebak di raga orang lain membuatnya menggali pendidikan dan latar belakang seorang Anna. Seperti seorang artis yang sedang mendalami peran.
"Siapa, ya?"
"Gue Juni, kita satu kelas!" Wanita bernama Juni itu tampak kecewa. "Masa lo lupain gue, sih? Tega banget!"
"Oh ...!" balas Anna canggung. "Aku tidak ingat padamu, maaf, ya. Sebenarnya, aku kehilangan ingatanku." Anna berkata jujur, tidak ingin membuat lawan bicaranya salah paham. Lagipula, wanita itu mengaku sebagai teman Anna, bukan?
Karena, mereka berteman. Anna hanya berusaha jujur dan memberi kesan lebih baik.
"Aahhh! Maaf-maaf. Gue baru sadar!" Juni mengangguk-angguk. Ia baru ingat mengenai berita mengejutkan yang heboh di group alumni mereka beberapa bulan lalu. "Gue sudah dengar beritanya dan turut berduka buat Kak Dona dan merasa sedih juga buat lo. Tapi, gue senang lo baik-baik aja, An."
Perkataan panjang lebar dari Juni, hanya direspon senyum hangat dan ucapan terima kasih oleh Anna.
Anna menoleh bingung, saat Juni tiba-tiba menggandengnya keluar dari dalam toko, menuju sebuah mobil yang terparkir di sisi jalan.
Juni mengetuk kaca mobil, tidak lama seorang wanita berpakaian modis dengan rambut disanggul rapi menghampiri mereka berdua.
"Jun, ini ... Anna, kan?"
Juni mengangguk, lalu membisikkan sesuatu ke telinga Ainun, mengenai kondisi yang dialami Anna. Karena, sepertinya tidak ada satupun teman-teman sekelas mereka yang mengetahui mengenai kondisi terkini Anna.
"Kenalin, dia Ainun." Juni memperkenalkan Ainun pada Anna.
"Oh?" Anna menatap dua orang yang tampak ramah itu dengan senang hati.
"Gue Ainun, kita satu kelas. " Ainun mengulurkan tangan yang langsung dibalas oleh Anna. "Gue sudah menikah dan suami gue kebetulan seorang Brigadir di kepolisian."
Mendengar hal itu, Anna langsung membatin. "Terus, hubungan sama aku apa?"
"Wahh! Senang banget bisa ketemu lagi, iyakan, Nun? Kami satu kelas bersedih banget saat dengar berita lo ...." Juni memecah keheningan.
"Iya, iya," sahut Ainun cepat. Berselang beberapa detik, ia terpikir sebuah ide cemerlang. "Sepertinya, kita harus ngadain pertemuan, teman-teman pasti kangen sama lo, An."
"Iya, An!!" ajak Juni bersemangat.
Memikirkan bertemu teman-teman Anna, sepertinya akan menyenangkan. Tanpa pikir panjang, Anna langsung setuju.
Ainun menatap Anna dari atas hingga bawah, penampilan wanita yang selalu sederhana itu berubah 180°. Ia bahkan hampir tidak mengenali Anna yang sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Life Memory (COMPLETED)
RomanceAmanda Shopia artis paling fenomenal dengan banyak skandal dan anehnya ia masih wara-wiri di dunia hiburan. Arogan dan angkuh, hanya wajah cantik bak dewi itu yang menjadi daya tariknya. Tapi, dibalik itu semua Amanda bukan apa-apa jika dibandingka...