Semuanya gelap, hingga Amanda membuka matanya. Ia tidak mengerti tempat seperti apa yang ia lihat sekarang ini.
"Apa sekarang aku ada di surga?" tanya Amanda berbicara sendiri.
Amanda bahkan tidak bisa menangis, ia terlihat agak syok masih tidak percaya, menemukan kenyataan dirinya telah mati muda.
"Sialan! Kenapa, aku harus mati secepat ini? Mana di hari pernikahan Bara pula, kenapa juga harus kecelakaan mobil?!" celoteh Amanda sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Tenang, kamu belum mati."
Suara wanita itu mengisi kekosongan tempat serba putih itu. Amanda menoleh untuk mencari tahu.
"Siapa kamu?" tanya Amanda tidak mengenali wanita berpakaian serba putih itu.
Anna tersenyum lembut. Ia mengulurkan tangan pada Amanda. "Aku mengidolakanmu!"
"Tempat apa ini? Apa ada kamera tersembunyi. Sempat-sempatnya kamu mengira sedang jumpa fans." Amanda mengangkat sedikit senyum di bibirnya. Ia bangga sekali, bahkan di alam yang aneh ini masih ada orang yang mengenali aura bintangnya. Ia membalas cepat, uluran tangan Anna.
Anna tersenyum hangat, menatap telapak tangannya.
"Btw, tempat apa ini?" Amanda benar-benar merasa asing. Ia merasa berada di dalam box besar yang tidak ada apa-apa. Bukan surga, bukan juga neraka.
"Hmm, bisa dibilang ini adalah tempat antara yang hidup dan yang mati."
"Seperti akhirat?" tanya Amanda bingung.
"Mungkin, tapi lebih tepatnya seperti tempat persinggahan jiwa-jiwa seperti kita, " jawab Anna singkat.
"Lalu apa yang harus aku lakukan di sini? Lalu bagaimana denganmu?" tanya Amanda penasaran. Kenapa hanya wanita bertubuh kurus itu yang muncul di hadapannya, di mana orang-orang yang lain.
"Tidak ada yang bisa dilakukan di sini hanya menunggu sampai kita benar-benar mati. Dan, kamu harus kembali ke dunia, Kak." Anna menatap Amanda dalam.
"Aku? Apa maksudmu ...?" Amanda sama sekali tidak mengerti.
"Ragamu telah mati, tapi jiwamu masih berkelana sama sepertiku."
"Apa maksudmu kita gentayangan? Baguslah, aku akan menghantui kehidupan Bara dan Tamara!" Amanda masih merasa bahwa hidup yang ia lalui tidak adil.
Anna tersenyum singkat. "Kembalilah ke dunia sebagai aku, Kak Manda ...."
"Kenapa aku harus? Lagi pula, tidak ada yang berubah jika aku kembali ke dunia. Orang yang kucintai sudah memilih orang lain, lagipula aku bukan siapa-siapa lagi. Aku lebih memilih untuk gentayangan saja dan menghantui mereka."
"Bagaimana jika kamu masih punya keluarga yang tersisa?"
"Tidak ada. Sejak kecil aku dibuang dan besar di panti asuhan."
Pupil mata Amanda melebar saat Anna tiba-tiba bersujud seolah memohon di kakinya.
"Aku minta maaf atas semuanya Kak Manda. Aku kira hidupmu baik-baik saja, kamu jadi artis terkenal dan punya uang."
"Apa maksudmu?" Entah berapa kali Amanda mengulangi pertanyaan yang sama. Semua membuatnya bertanya-tanya.
"Aku sungguh mengidolakanmu, dan mencari tahu banyak hal tentang latar belakangmu. Dan, aku menemukan satu hal bahwa kita berdua berasal dari panti asuhan yang sama."
"Tidak, aku tidak mengenalimu. Aku pasti kenal, jika kita berada di panti asuhan yang sama seperti yang kamu bilang!"
"Karena kita berpisah begitu cepat. Kita berdua dibuang oleh orang tua kita, ditemukan di depan panti asuhan dan tidak lama setelah itu aku diadopsi oleh orang tuaku yang awalnya kukira adalah orang tua kandungku. Aku tidak mengetahui apapun. Sampai di mana, ketika aku masuk kuliah mereka baru bercerita padaku jika aku memiliki saudari kembar. Kondisi mereka saat itu tidak cukup baik untuk mengadopsi kita berdua, mereka merasa menyesal begitupun denganku, Kak. Aku telah meninggalkanmu di sana sendirian."
"Nggak mungkin. Aku nggak pernah tahu soal ini. Lagipula, kita juga tidak mirip. Kamu jangan mengada-ngada!"
Anna mendekati Amanda, menyentuh lembut kening Anna menyalurkan energi untuk melihat hal-hal ajaib yang bisa mereka temukan di alam gaib tersebut.
"Kak Manda, kamu melihat 'kan? Tidak ada gunanya berbohong di sini, lagipula, aku juga sebentar lagi akan mati."
"Kamu akan mati?" Amanda kaget mendengarnya.
Anna mengangguk. "Hmm."
"Lalu bagaimana denganku? Aku juga akan mati?"
"Kamu belum mati, tapi jiwamu akan berkelana dan pada akhirnya kamu akan sama sepertiku, Kak. Maka dari itu, aku memberikan Kak Manda kesempatan untuk kembali ke dunia dengan menempati raga kosongku."
"Kenapa harus aku?"
"Karena hanya kamu yang memiliki ikatan darah denganku, Kak. Aku mohon, aku punya satu anak yang sangat cantik dan pintar ... Alana namanya. Aku mau Kak Manda tetap hidup, setidaknya agar Alana bisa terus melihat raga ibunya."
"Menurutmu antara hidup dan mati mana yang lebih menyenangkan?"
"Tentu saja hidup. Saat mati semuanya berakhir. Ada banyak hal yang ku sesali dan belum kulakukan sampai saat ini, Kak. Aku ingin kembali, aku selalu mencoba untuk kembali tapi aku gagal."
"Dan, aku mau Kak Manda tetap hidup dan berbahagia. Aku benci kenyataan, karena kita harus bertemu di tempat ini."
Mendengar perkataan tulus itu, hati Amanda tersentuh dan tergerak.
"Aku harap aku tidak menyesal dengan keputusanku." Amanda memejamkan mata.
Anna dengan cepat langsung memeluk tubuh Amanda sebelum akhirnya ia hilang menjadi abu-abu kecil yang berterbangan di udara.
"Baiklah, aku akan kembali ke dunia menjadi saudari kembarku, Anna."
![](https://img.wattpad.com/cover/344732264-288-k320915.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Second Life Memory (COMPLETED)
Storie d'amore~•~ follow dulu sebelum membaca, thx. Amanda Shopia artis paling fenomenal dengan banyak skandal dan anehnya ia masih wara-wiri di dunia hiburan. Arogan dan angkuh, hanya wajah cantik bak dewi itu yang menjadi daya tariknya. Tapi, dibalik itu semu...