19 ~ ALANA HILANG

9.3K 436 6
                                        

Alvaro kembali dari ruang operasi, melepaskan scrub suits dan membuangnya setelah sekali pakai.

Hari ini, ia cukup lelah sehabis mengoperasi pasien berumur 34 tahun yang memiliki tumor di leher rahim. Operasi bedah laparoskopi yang ia jalani tentu tidak mudah, tapi karena telah lama berkecimpung di dalam dunia medis, Alvaro sudah terbiasa.

Ia masuk ke dalam ruangannya dan langsung duduk di kursi empuk itu sambil menyandarkan punggung.

"Al!"

Baru saja pria berwajah lelah itu ingin menutup matanya. Kehadiran Fabian yang menerobos masuk terpaksa harus membuatnya mengurungkan niat.

"Gue baru kelar operasi, masih capek banget, Bi!" kata Alvaro pada Fabian.

"Hape lo pasti mati 'kan? Elin sampai nelepon gue berkali-kali." Fabian masih berdiri di ambang pintu.

"Ada apa lagi sama tuh anak?!"

"Gue nggak tahu juga. Elin minta gue, buat ngasih tahu lo untuk nelpon balik dia. Katanya, sih ... penting." Fabian memberitahukan, sebagai perantara pengantar pesan kakak beradik itu. Setelahnya, ia langsung pergi karena ada kerjaan lain yang harus ia urus.

Alvaro tidak bisa tidak peduli, meski tampak malas pada akhirnya ia meraih ponselnya yang berada dalam mode jangan ganggu. Ia menemukan puluhan panggilan tidak terjawab dari sang adik.

Dengan cepat, Alvaro menghubungi Elin balik.

"Kak Al," panggil Elin parau.

"Kenapa?" tanya Alvaro singkat.

"Alana hilang." Elin menjawab terus terang, suaranya terdengar bergetar saat memberitahukan sang kakak.

"Apa?!" Alvaro bangkit dari duduknya. Suara pria berjas putih itu meninggi.

"Jalanan tadi macet parah, Kak. Jadi, aku ambil rute lain dan pas aku sampai di sekolah, Alana udah nggak ada ...," jelas Elin panjang lebar.

"Kamu bercanda, kan?! Udah kamu cari dengan benar?" Alvaro mengambil jaket dan kunci mobil dalam posisi masih berteleponan dengan sang adik. Ia langsung bergegas menuju mobilnya yang ada di parkiran basement.

"Aku serius! Aku kira Kak Al yang jemput. Makanya, aku coba hubungin kamu untuk mengkonfirmasi."

"Tadi, aku ada operasi. Kamu sudah lapor polisi, El?" Meski panik, Alvaro terlihat tenang. Ia menghubungkan AV IN panggilan dari ponsel ke mobilnya.

"Iya Kak, aku masih di kantor polisi untuk membuat laporan. Kata mereka, nunggu 24 jam dulu untuk ngebuat buat laporan orang hilang."

Mendengar hal itu, Alvaro memukul setir emosi. Tapi, kemarahannya tidak penting saat ini, hal paling utama adalah menemukan keberadaan Alana.

"Kamu cari Alana di rumah teman-teman dekat dan tanya wali kelasnya, aku akan mengecek sekali lagi ke sekolah!"

•••

Siang yang terik, merupakan hari yang pas untuk menikmati es campur di pinggir jalan.

Setelah membeli es, ia duduk di salah satu kursi taman untuk menikmati minuman dingin itu dengan tenang dan nikmat.

Saat rasa dingin dan manis itu menyentuh bibirnya, sekelebat bayangan muncul di otaknya.

"Kenapa Bara menciumku hari itu?"

Sialan! Kejadian itu sudah berlalu selama seminggu lamanya, tapi Anna masih tidak lupa. Sikap aneh Bara malam itu, sungguh membuatnya penasaran.

"Apa aku sudah gila, kenapa aku terus menerus membayangkan hal itu?!" omel Anna entah pada siapa, ia menghela napas panjang.

The Second Life Memory (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang