16 ~ THE COZY BAR

5.5K 322 4
                                    

Anna hampir tiba di kediamannya setelah mengantarkan Ryan pulang.

Motornya berhenti, memindai dua orang yang sedang berbicara cukup serius di depan gerbang.

"Sasa punya pacar?" Anna sama sekali tidak tahu.

Netra Anna melebar, saat Sasa berteriak. Dua orang itu tampak bersitegang. Tapi, tidak sampai beberapa menit, pria itu menarik Sasa masuk ke dalam pelukannya.

Seperti itulah pertengkaran sepasang kekasih. Dari kegelepan malam, Anna mengawasi dengan senyuman jahil siap menggoda Sasa karena merahasiakan hubungannya.

Setelah pasangan itu berpisah dan Sasa masuk rumah. Anna menyalakan motornya kembali.

Namun, ada yang tidak beres. Anna melihat wajah Sasa lebih dekat.

"Astaga, ada apa ini? Muka sama tanganmu kenapa?" tanya Anna menyadari luka lebam berwarna biru keunguan yang cukup mencolok.

"Nggak apa-apa, kok, An!" bantah Sasa menepis Anna. Ia tidak ingin Anna melihat penampilan buruknya sekarang.

"Sasa!!" Anna mencoba menyusul sepupunya itu. Langkahnya terhenti, saat pintu ditutup kasar oleh Sasa, wanita itu masuk kamar lalu mengunci pintu.

Keesokan paginya. Anna sengaja bangun lebih dulu untuk menginterogasi Sasa sebelum wanita itu berangkat kerja.

Sasa membuka pintu kamar di jam biasanya saat ia bangun tidur. Mata Sasa bertemu dengan mata Anna yang penuh keingintahuan.

"Jangan tanya apapun, An!"

"Siapa cowok tadi malam? Pacar kamu?" selidik Anna, mengekori Sasa dengan setia.

"Iya," jawab Sasa pelan.

"Apa dia yang udah bikin kamu jadi begini, Sa?"

"Bukan dia," bantah Sasa cepat.

Anna menarik napas, ia duduk di depan Sasa. Tidak ada gunanya jika Sasa berbohong untuk menipunya, Anna tidak terkecoh semudah itu.

Selama ini, Anna bekerja dengan cara bermain peran dan berbohong, ia bisa membedakan kemampuan akting lawannya dengan mudah. Dan dari apa yang ia lihat, cara Sasa berakting sangat payah.

"Kamu selalu di rumah selama beberapa hari ini, kamu udah nggak kerja lagi, Sa?!"

"Aku resign minggu lalu," akui Sasa, wanita itu menunduk.

"Kenapa kamu nggak bilang apa-apa dan kenapa baru bilang sekarang?"

"Kalau aku bilang, apa kamu peduli juga, An?!" Suara Sasa meninggi beberapa oktaf.

"Tentu, aku peduli!" balas Anna tidak mau kalah.

Mereka bertatapan satu sama lain. Sasa memutar bola matanya malas, mungkin karena pengaruh stress dan tekanan dari sang kekasih membuatnya menjadi agak pemarah sekarang.

"Yang kamu pedulikan itu cuman diri kamu, An! Kamu lebih peduli sama baju-baju mahalmu itu dan sibuk dengan mereka semua, apa aku salah?!" todong Sasa tanpa berpikir panjang.

Anna terdiam mencerna baik-baik maksud Sasa. Apa sepupunya itu iri pada benda-benda mati tersebut?

"Aku minta maaf, An. Aku nggak bermaksud ...." Sasa tersadar akan ucapan kasarnya. Ia menatap Anna yang terlihat kebingungan.

Dengan cepat Sasa langsung memeluk Anna.

"Aku nggak apa-apa, Sa. Kamu sendiri gimana?" Anna balas memeluk Sasa, mengelus lembut punggung sepupunya itu. "Kamu nggak usah takut, kalau ada apa-apa. Kamu ceritakan semuanya padaku."

The Second Life Memory (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang