28. Aku pasti bisa menemukan kamu

4.9K 441 10
                                    

"Ngapain sih main beginian?" Gerutu Nismara jengkel.

Entah ada angin apa Cakka tiba-tiba saja mengajak Nismara untuk ikut serta dalam permainan yang kebetulan menjadi ikon paling terkenal di daerah ini. Sebuah  labirin besar yang terbuat dari tanaman merambat dibangun tak jauh dari kawasan pertanian. Entah apa maksudnya, namun sejak beberapa tahun lalu labirin itu berubah menjadi destinasi menarik bagi para pasangan muda.

Dimana nantinya para lelaki harus menemukan jalan untuk sampai ke tempat dimana pasangan mereka berada. Dan bagi siapa saja yang mampu sampai paling cepat, mereka akan mendapatkan hadiah utama. Yah, walau hadiahnya tidak jauh-jauh dari sebuah boneka beruang besar serta selempang bertuliskan 'Raja dan Ratu labirin'.

Makanya sejak Cakka membawanya untuk mendaftar Nismara sama sekali tidak menyukainya. Selain karena terkesan sangat norak, Nismara juga tidak bisa menahan rasa ingin menghujat kepada para anak SMP bucin yang sebagian besar jadi pesertanya.

"Kita udah disini, sayang banget 'kan kalau enggak ikut?"

Nismara berdecih. Malas banget elah. Lagian dia dan Cakka bukanlah pasangan sesungguhnya.

"Udah ikut aja, aku pasti bisa nemuin kamu," ujar Cakka percaya diri dan Nismara hanya mampu memutar bola matanya malas. "Makan ini kalau kamu bosan nantinya," sambung Cakka sembari menyerahkan kantung plastik putih berisi makanan ringan.

Sambil menghentakkan kaki, Nismara berjalan menuju para wanita berada. Sebelum permainan dimulai panitia akan membawa para wanita untuk pergi ke ujung labirin yang dibangun bak taman fantasi dalam dongeng anak-anak. Baru setelah beberapa menit kemudian mereka mempersilahkan para lelaki untuk memasuki pintu masuk labirin di ujung lainnya. Dan permainan secara resmi dimulai.

Memperhatikan sekitar yang penuh dengan warna merah muda, Nismara kemudian memilih untuk duduk di salah satu kursi paling terpencil. Nismara mengeluarkan sekantung keripik dari kantung plastik yang Cakka berikan. Yah, setidaknya Cakka masih sadar diri untuk tidak membiarkan Nismara kelaparan selagi menunggunya.

"Aduh, sayang aku bisa nemuin aku enggak ya?"

"Baby, aku tahu kamu pasti bisa. I love you!!"

Nismara memutar bola matanya jijik mendengar teriakan para gadis di sekitarnya. Lebay banget sih! Ini juga bukan permainan yang melibatkan hidup dan mati. Juga anak-anak zaman sekarang kurang kerjaan banget ya? Bukannya belajar yang benar demi memupuk masa depan mereka malah sibuk berpacaran ria. Nismara memicing sipit, haruskah dia mengadukan mereka ke menteri pendidikan?

Ha! Sepertinya ide yang bagus.

"Mbak, udah nikah ya?"

Nismara menaikkan alisnya saat seorang gadis berseragam SMP tiba-tiba saja sudah duduk di sampingnya. "Kok tahu?"

"Itu, Mbak-nya pakai cincin."

Nismara menatap jari manisnya sejenak. "Oh."

"Aku harap aku sama ayang aku juga bisa kayak Mbak, bisa sampai nikah."

Nismara mencibir. "Belajar dulu yang bener baru mikirin nikah."

"Kayak Mbak gak pernah pacaran aja," balas gadis itu tak kalah nyinyir.

"Emang enggak."

Gadis SMP itu terkejut. "Terus kok bisa nikah?"

"Ya, bisa lah. Kenapa enggak bisa?"

Gadis itu membuka mulutnya kemudian tertawa. "Aduh, aku jadi iri. Semoga aja Ayang bisa jadi juara satu jadi kita mungkin bisa nikah hahaha."

Kening Nismara mengernyit. Apa hubungannya menikah dengan memenangkan juara satu dalam permainan ini?

Cakka dan Kata MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang