Ada satu alasan mengapa Nismara ogah datang ke acara reuni. Selain karena acaranya monoton, reuni sekolah tak lebih dari sekedar ajang pamer memamer. Baru duduk lima menit saja Nismara sudah mengetahui tiga orang teman angkatannya yang baru saja sukses dengan berbagai cara. Baik dari kerjaannya yang sebagai pramugari, menikah dengan anak pejabat bahkan jadi dedenya Om-om juga ada.
Entahlah bagaimana nasib Nismara jika Cakka tidak menemaninya sekarang. Mungkin Nismara bisa tidak sadarkan diri menghadapi berbagai gosip masa kini.
Mengupas kulit rambutan beserta bijinya, Cakka kemudian menyuapi Nismara. "Hati-hati dong makannya," peringat Cakka tatkala Nismara tersedak. Laki-laki itu mengusap sudut bibir Nismara yang basah menggunakan punggung tangannya.
"Udah ya jangan makan banyak-banyak nanti sakit perut."
Walaupun kulit rambutan yang dia makan sudah menggunung di atas meja, Nismara mengelak. Dia masih ingin makan. Lagian Jamal tidak tanggung-tanggung memberi Nismara sekarung penuh rambutan masak.
"Lima lagi deh."
"Makan yang lain aja, kue mau?"
"Rambutannya tiga lagi baru abis itu makan kue." Nismara cengengesan.
Mau tak mau Cakka hanya menurut saja. Dia mengupas tiga buah rambutan lalu mengambil kue yang tersedia di atas meja dan kembali menyuapi Nismara. Keduanya sama sekali tidak peduli dengan lingkungan sekitar, seolah dunia ini hanyalah milik mereka saja. Bahkan saat orang-orang merekam mereka dan mempostingnya di media sosial pun, mereka tidak sedikitpun peduli.
Sebaliknya Sella yang duduk di meja samping memandang Nismara dengan penuh kebencian. Apalagi setelah Herry memilih untuk tidak menemaninya dan duduk di meja guru. Sella semakin membenci keadaan.
"Oh iya, gimana lo bisa tiba-tiba nikah sama anak artis. Kok kita semua enggak tahu?" Tanya salah satu orang yang juga duduk di meja yang sama.
"Iya, ceritain dong," sahut yang lainnya.
Nismara akan membuka mulutnya ketika Cakka menangkup punggung tangan Nismara dan menghentikannya.
"Kita tidak sengaja bertemu di penjual bubur ayam dan sejak itu kami jadi sering bertemu," ujar Cakka ramah.
"Penjual bubur ayam?"
Nismara mengangguk dan tertawa. "Gue enggak sengaja nyiram bubur ke mukanya."
"Serius?!" Pekik orang-orang.
"Iya."
"Memang tabiat si Nismara. Dimana-mana sukanya nyari masalah. Ehh lo tahu enggak, waktu SMA si Nismara pernah sekali getok kepala anak OSIS pake sekop sampe benjol. Sumpah gue ngakak parah waktu itu."
Cakka menaikkan kedua alisnya kearah Nismara yang hanya mampu meringis ketika aibnya kembali diumbar orang.
"Ada juga waktu kemping, lo inget enggak si Nismara dengan gebleknya nyuri sempak Bapak pembina karena sempak dia kebawa hanyut di sungai?"
"Eh, iya inget gue. Hahaha... sumpah gila banget nih anak."
Nismara kicep. Dia tidak menyangka kalau dirinya senakal itu dulu. Namun jujur Nismara jadi ngakak sendiri mengingat kesablengannya semasa sekolah.
"Kamu nakal banget ya?" Tanya Cakka tak habis pikir. Setiap hari ada saja kelakuan Nismara yang dia dengar dari orang-orang. Dan setiap kali mendengarnya, Cakka tidak bisa menahan decak kagumnya.
Nismara terkikik. "Abis waktu itu celana dalam aku cuma satu, eh hanyut ya udah deh terpaksa aku pakai punya orang."
"Harus banget punya Bapak pembina ya, Yang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Cakka dan Kata Mereka
Storie d'amoreMendapat suami karena pesugihan? Nismara Dian Kartini tak pernah menyangka jika ketiga temannya akan sangat tega menjadikannya tumbal pesugihan abal-abal bermodalkan sepaket ayam KFC. Dia juga takkan menyangka kalau tepat setelahnya dia harus mengal...