Untungnya kondisi Cakka paska operasi berangsur-angsur membaik. Laki-laki itu hanya perlu menginap selama dua hari sebelum akhirnya bisa pulang kembali. Namun tentu saja kehidupan Cakka benar-benar berubah total. Cakka tidak diperbolehkan mengangkat beban terlalu berat selama lukanya benar-benar belum mengering. Cakka juga diharuskan untuk selalu menjaga pola makannya.
Sebenarnya ini sih hal yang paling membuat Cakka sangat-sangat ngenes. Karena Cakka tidak bisa lagi makan makanan pedas. Ibarat kata makan tanpa menambahkan bubuk cabai sudah seperti mencintai tapi tidak bisa memiliki.
Ditambah setelah pulang dari rumah sakit Nismara berubah menjadi protektif parah. Setiap kali Cakka ketahuan mengambil saus sambal dari lemari, Nismara akan langsung menggetok kepalanya menggunakan sendal rumah dan menceramahinya selama setengah jam lebih.
Tidak hanya itu, Nismara juga mengancam kalau Cakka sedikit saja ketahuan memakan makanan pedas gadis itu akan langsung menyiramnya dengan air selokan.
Jahat banget 'kan?
Sudah tak terdefinisikan lagi betapa nelangsanya Cakka sekarang.
"Penyebab utama usus buntu itu bukan karena makan pedes aja kok, Yang. Tapi karena emang terjadi infeksi di bagian usus buntunya. 'Kan dokter juga udah bilang begitu."
Nismara yang sedang mencuci piring, mendengus jengkel. "Tapi karena makan tahu gejrot pedes kamu jadi kena radang usus buntu, Cakka," tekannya mengingatkan alasan utama mengapa Cakka bisa berakhir dioperasi.
"Tahu gejrotnya enggak pedes-pedes banget kok, Yang. Serius deh. Tapi emang usus buntu aku aja yang lemah. Aku udah dari kecil makan pedes tapi enggak pernah kena radang usus buntu dulu. Enggak tahu kenapa usus buntunya sekarang malah cemen banget."
Mendengar perkataan Cakka yang absurd membuat Nismara seketika menaruh sendoknya dengan kasar ke dalam wastafel, menimbulkan bunyi berdentang cukup keras. "Maksudnya kamu kena radang usus buntu setelah sama aku gitu?"
Cakka mengerjap-ngerjap kaget. "Bukan gitu maksudnya. Ak-"
Nismara mendengus kesal. Memilih kembali melanjutkan sesi cuci piringnya dan tak mengidahkan Cakka.
Cakka yang tahu kalau Nismara tidak segera dibujuk maka hidupnya akan sangat tidak tentram, langsung bangkit dari kursi. Laki-laki itu memeluk Nismara dari belakang dan mengecup telinganya berkali-kali.
"Jangan cemberut gitu dong. Manisnya 'kan jadi ilang."
Nismara memutar bola matanya, meski begitu kadar kejengkelannya sudah menurun drastis. Memang ya, kenapa Cakka bisa sepintar itu merayu sih?
"Tapi aku serius, Mara. Kalau makanannya enggak terlalu pedes enggak bakal kenapa-napa kok."
"Cakka sumpah, lo mau gue gampar pake pantat panci ya!"
Cakka terkekeh kemudian menggelitiki pinggang Nismara sehingga si empunya langsung menggeliat kegelian.
"Cakka geli ihh." Nismara terkikik dan membalikkan tubuhnya sehingga dia dan Cakka kini berhadapan. Oh jangan lupakan dengan kedua lengan Cakka yang masih berada dalam posisi memeluk pinggangnya, sehingga jarak mereka benar-benar menempel. Hanya ada sedikit jarak di antara wajah mereka. Nismara hanya perlu sedikit berjinjit dan bibir mereka pasti akan langsung bersentuhan.
Sayangnya Nismara sedang tidak mood mesra-mesraan.
Dengan usil, Nismara malah menempelkan tangannya yang penuh busa sabun ke pipi Cakka.
"Mara, muka aku jadi kotor 'kan," tegur Cakka sambil memundurkan kepalanya untuk mengindari kejahilan tangan Nisamara.
Bukannya berhenti Nismara malah dengan sengaja menaruh kedua telapak tangannya di muka Cakka, sehingga wajah tampan laki-laki itu hilang ditelan busa sabun cuci piring. Dan seolah tidak merasa bersalah, Nismara malah ngakak parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakka dan Kata Mereka
RomanceMendapat suami karena pesugihan? Nismara Dian Kartini tak pernah menyangka jika ketiga temannya akan sangat tega menjadikannya tumbal pesugihan abal-abal bermodalkan sepaket ayam KFC. Dia juga takkan menyangka kalau tepat setelahnya dia harus mengal...