00 : prolog..
NEW STORY!
-SABINNA-
by: pucii-whyz
HALLO AL! INI CERITA PERTAMA YANG AUTHOR BUAT! BANTU SUPPORT DAN KERJASAMANYA YAA!
disini kalian bisa panggil saya aucii [author pucii] ^^ sebenarnya nama author itu putri, jadii lebih enak panggil aucii aja, okeee?!
tapi terserah kalian saja deh.. bagusnya gimana..
DICERITA INI BANYAK TIPO BERTEBARAN! KARENA AUTHOR DUTA TYPO!🙏🏻 MAAFKANLAH AUTHOR YAK!🙏🏻
jadi mohon kerjasamanya.. jika terdapat ada typo adukan saja kepada saya yaa..🙏🏻🖤
DISINI JUGA BANYAK TERDAPAT KATA-KATA KASAR ATAUPUN TIDAK JELAS! JADI MAAFKANLAH AUTHOR YAK!🙏🏻
BAGI YANG MERASA SUKA DENGAN CERITA INI.. MOHON KLIK BINTANG DI BAWAHNYA! DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KOMENTAR KALIAN MANIS!
AUTHOR DISINI MINTA BANTUAN KALIAN YAA! BANTU FOLLOW AKUN INI YAA! JANGAN LUPA FOLLOW AKUN IG AUTHOR : @ah_zy.ell
AUTHOR PANGGIL KALIAN REANIS YAK!? REANIS ITU.. [READERS MANIS] 😍🖤🙏🏻
TRIMAKASIH REANIS AUCII!😍🖤
HAPPY READING»»»
_
Lelaki itu menggenggam kuat tangan Sabinna, ia melihat wajah Sabinna yang matanya masih terpejam. Lelaki itu benar-benar sangat berharap Sabinna membuka matanya... Ia memejamkan matanya lalu mencium tangan Sabinna dan ia mulai meneteskan air matanya kembali."J-jangan n-nangis"
Lelaki itu yang mendengarkan itupun langsung membuka matanya, ia melihat Sabinna yang melihatnya.
"C-cowo kuat engga b-boleh n-nangis..." lanjut Sabinna tetap berusaha berbicara menatap lelaki itu sambil tersenyum manis.
"B-binna?!" Lelaki itu meremas kuat tangan Sabinna dengan lembut saat melihat Sabinna sadar.
Mata lelaki itu kembali memerah perih saat melihat Sabinna. "S-sakit, Naa. Lo bunuh gue namanya kalau lo terus tidur disini, N-naa."
Sabinna tetap berusaha terkekeh kecil melihat lelaki itu. "M-maaf. T-tunggu gue... Dapat k-kembali sembuh, V-var" ibu jari Sabinna mengelus-elus pipi Alvaro, menghapus jejak air mata lelaki itu.
Lelaki itu menatap Sabinna saat matanya kembali berkaca-kaca, baru kali ini tangan lelaki itu gemetaran. Dan ia menggenggam erat tangan Sabinna dengan tangannya yang gemetaran, ia menggeleng kuat. "L-lo bakalan sembuh, B-binna."
"Jangan n-nangis dong, ini k-kan yang lo m-minta? S-senyum manis gue..." Sabinna menerbitkan senyum manisnya menatap lelaki itu yang menatapnya.
"Jangan nangis, Naa..." Lelaki itu mengulurkan tangannya dan menyeka air mata Sabinna yang akan jatuh di ujung mata.
"Ini s-sakit, Var... T-tapi lebih s-sakit lagi, ka-lau g-gue eng-ga b-bisa lihat lo la-gi, engga bisa li-hat d-dunia..." Sabinna berusaha mengatur nafasnya melihat lelaki itu sambil tersenyum.
"S-sini" Sabinna pun menyuruh lelaki itu untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Sabinna.
Lelaki itu menurut dan mencodongkan tubuh mendekati Sabinna.
Cup!
Sabinna mengecup kening Alvaro. "S-sorry, V-var. I love, you."
Lelaki itu yang mendengarkan Sabinna pun langsung menatap Sabinna yang tersenyum manis menatapnya, tangan Sabinna yang gemetar perlahan-lahan terangkat mengelus-elus rambut lelaki itu. Dan ia tak kuat menahan, tangannya terjatuh. Perlahan-lahan senyum manisnya menghilang, matanya perlahan-lahan mulai terpejam kembali.
Mata lelaki itu langsung memerah melebar perih... Ia yang melihat itupun langsung menggenggam kuat tangan Sabinna. "B-binna?!"
Ia meremas kuat tangan Sabinna dalam genggaman tangannya. "B-bangun, Naa!" Ia melihat mata Sabinna yang terpejam.
Lelaki itu menggeleng kuat, tangannya bergerak memegang pipi Sabinna dan ibu jarinya mengelus-elus pipi Sabinna. "I love you too, Naa. Gue selalu disini untuk lo, Binna. You want to kill me, N-naa?! Binna...?!" tanpa ia sadari air matanya mengalir membasahi pipinya.
"Bagaimana keadaan Sabin–"
"Sabinna?!" Dokter itu terkejut saat memasuki ruangan Sabinna, ia melihat lelaki itu yang pipinya sudah dibanjiri dengan air mata.
"Tenangkan diri kamu dulu... Kamu keluar dulu, saya akan memeriksa Sabinna." Suster dan Dokter itu menyuruh untuk lelaki itu untuk keluar.
Lelaki itu menggeleng kuat, ia melihati Sabinna. "Gue bakalan tetap disini, sampai Sabinna bangun. Gue tau lo bakalan bangun, Naa...!"
Dokter itu mencekal kuat tangan lelaki itu yang ingin berjalan kembali mendekati ranjang Sabinna. "Kamu sadar! Sabinna bakalan bangun kalau kamu tenang! Jangan kaya dulu lagi!"
Teman-temannya yang mendengarkan itupun memasuki ruangan Sabinna, mereka terkejut melihat lelaki itu. "Lo jangan kaya gini! Ayo keluar!" Dua lelaki lain langsung menarik lelaki itu untuk keluar.
"B-binna?! Sabinna kenapa?!" kata seorang gadis melihat Sabinna yang sedang ditangani oleh Dokter, ia menatap lelaki tadi dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf, kalian keluar dulu. Kami akan memeriksa Sabinna" ucap sang suster melihat teman-temannya Sabinna.
Pipi gadis itu mulai dibanjiri dengan air matanya, seorang lelaki yang diam saja pun menuntun gadis itu untuk keluar.
"R-ren..." Gadis lain menatap seorang lelaki yang diam saja melihati Sabinna...
"Ayo keluar" lelaki itupun menuntun gadis itu keluar dari ruangan Sabinna.
Teman-temannya Sabinna berada diluar ruangan Sabinna.
"B-binna..." gumam lelaki tadi lalu ia duduk, dan ia menunduk meremas kuat rambutnya dengan kedua sikunya yang bertumpu pada pahanya.
...
tbc- to be continue!
sekian prolog nya, bubb!!😍💋
support always yakk!
jangan lupa votenya! and banyakin komennya! bantu follow juga maniss!
sunp- see u next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
SABINNA [END]
Teen Fiction[kalau bisa follow dulu sebelum membaca, bbub>••< HELP SUPPORT FOR MY STORY!