05 : pincang?
supaya bab tetap berlanjut, adakah bintang untuk berlanjut?
mwhheee..
tandai typo!
Happy Reading!
_
...
Luna yang mendengarkan itupun langsung menoleh melihat Gavin. "Bodo amat! Lo nggak di ajak!" setelah mengatakan itupun Luna kembali melihat Sabinna yang hanya diam saja.
"Astaga, Binna! Kenapa bisa masuk UKS, sih?" tanya Luna kembali...
Sabinna melihat Luna, ia hanya mengangkat bahunya tak tahu. Ia menoleh melihat Alvaro yang melihatnya, lalu ia berucap. "Thanks."
Alvaro melihat Sabinna, lalu mengangguk.
Ketiga teman Alvaro, dan ketiga temannya Sabinna melihat keduanya tak mengerti.
"Lo gimana sih, Al? Cerita lah! Alvaro mah gitu!" bisik Adriel melihat Alvaro.
Alvaro hanya mengangkat bahunya tak tahu. "Jagain temen lo" katanya melihat Luna lalu kembali melihat Sabinna. "Kalau udah baikan, balik ke kelas." setelah mengatakan itupun Alvaro berjalan pergi.
"Eh, Al! Ikut!" Adriel ingin berlari mengikuti Alvaro namun kera baju belakangnya ditarik oleh Gavin.
"Jangan bangsat! Alvaro kan OSIS, dia mau keruangan BK pastinya tuh" ucap Gavin melihat Adriel.
"Oh, iya. Kacau, ayo ke kantin aja" ajaknya lalu mereka pun berjalan keluar dari UKS.
"Lah?" gumam Luna melihati kepergian ketiga lelaki itu, ia kembali melihat Sabinna yang hanya diam saja.
"Bin? Lo ngga apa-apa?" tanya Rea.
"Ngga, gue aman." balas Sabinna lalu beranjak dari ranjang UKS.
"Binna bangsat! Giliran gue yang nanya malah nggak dijawab!" umpatnya saat Sabinna berjalan pergi bersama Rea.
"Sabar monyet" sambung Zoya menaik-turunkan alisnya melihat Luna.
11.30
Sekarang di kelas XII-IPA 2 senyap karna yang mengajar mereka adalah guru yang di kenal galak dan kejam Bu Oly-guru Bahasa Indonesia, tetapi tidak ada apa-apanya jika dengan Sabinna tukang buat onar.
Tuk!
"Apa sih?!" Sabinna menoleh melihat Luna yang memukul kuat tangannya menggunakan pulpen.
Luna hanya cengengesan tidak jelas. "Lo melamun terus bangsat, lo juga nggak kaya biasanya. Lo mikirin apa sih wahai, Binna? Mikirin Alvaro Osis ganteng tadi, ya? Hm, bilang aja"
Sabinna yang mendengarkan itupun langsung melihat Luna. "Bisa ngga? Ngga usah bahas dia?"
Luna mengangguk. "Of course, tidak bisa." ia tersenyum manis melihat Sabinna.
"Terserah lo, Luna..." kata Sabinna melihat Luna sudah tak heran lagi...
Diposisi kelas XII-IPS 1...
Kelas Alvaro, dan man-teman...
Kondisi kelas XII-IPS 1... benar-benar seperti kapal pecah, dengan kondisi kain jendela begitu banyak yang lepasan dan dijadikan kain lap, dengan kemoceng yang berada ngasal didepan pintu, dengan sapu yang ada di meja guru..
KAMU SEDANG MEMBACA
SABINNA [END]
Teen Fiction[kalau bisa follow dulu sebelum membaca, bbub>••< HELP SUPPORT FOR MY STORY!