55 : crazy Love.
"I just love her, is it a problem...?" —Gavin Agravial Raidyan.
Vin? author mana peduli😜
voteeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee'!
Happy Reading!
•••
Alvaro melihati teman-temannya yang hanya diam saja... Tak ada yang membuka suara karena tatapan Alvaro yang memungkinkan satu huruf keluar dari mulut seperti akan dead.
"Waduh? Tegang sekali, santai dong" datang Karin menaruh mapan dimeja yang berisi beberapa cemilan dan ada jus buatannya.
Karin melihat Alvaro, dan ia mengikuti tatapan Alvaro yang jatuh pada Gavin yang masih diam. "Baiklah... Tante undur diri, kawan." setelah mengatakan itupun Karin segera berjalan pergi.
"What's your problem with Gleno?"
Gavin mendongak karena merasa terpanggil, ia menatap Alvaro. "Gue juga engga tau–"
"Satu omong kosong, satu jari." potong Alvaro lebih dulu, tatapannya membuat mereka ciut.
—Mampus, niat datang mau makan gratis malah nyawa kritis. Batin Adriel sungguh merinding saat melihat Alvaro.
"Gue engga suka Gleno dekat sama cewe itu" Gavin kembali membuka suara melihat Alvaro.
Alvaro menaikkan sebelah alisnya. "Harus berantem? Udah jago lo?"
"Gue engga tau, Al" Gavin menatap Alvaro, ia beralih melihat Adriel yang melihatnya. "I'm also not in good condition" lanjutnya.
"Stres?" Alvaro masih menatap Gavin.
"Sorry." kata Gavin menghela nafas lalu kembali melihat Alvaro.
"Udah gue bilang, jangan buat masalah dalam QHS. Kalian semua tau kalau gue inti penting di QHS dan VARVEROS, makannya jangan buat masalah" ucap Alvaro melihat mereka.
"Kalau soal masalah kalian cabut dari sekolah, I still accept that." lanjutnya.
"Sorry, bos" sahut Adriel melihat Alvaro.
Alvaro melihat sekilas Adriel lalu kembali menatap Gavin. "Gue heran sama lo, Vin. Cewe lo engga kehitung, terus lo cemburu sama salah-satu gadis yang bahkan engga ada hubungan sama lo?"
"I'm just playing a game."
"Dengan cara mengotori nama gue? Dari QHS ke VARVEROS? Atau gimana? Mau sampai ke NARLZ?" kata Alvaro dengan cepat.
"Engga gitu, Al–"
"Don't play your games with me." potong Alvaro menatap Gavin.
Gavin menghela nafas, ia mengangguk. "Gue salah, gue minta maaf."
"Alvar–"
"Tidur, Naa." potong Alvaro tanpa melihat seorang yang ingin memanggil namanya.
Sabinna terdiam, jaraknya pada area sofa mereka tak jauh... Ia berdecak lalu berjalan kearah tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABINNA [END]
Teen Fiction[kalau bisa follow dulu sebelum membaca, bbub>••< HELP SUPPORT FOR MY STORY!