64 : Little girl?

119 41 12
                                    

64 : Little girl?

votee euyy!

Happy Reading!

•••

Sabinna membuka matanya perlahan-lahan, ia merasakan mulutnya yang sangat pahit. Pandangannya blur, ia melihat beberapa orang yang sibuk berbicara...?

Ia merasakan kepala dan tubuhnya yang sakit, tangan dan kakinya diikat dengan tali. Ia melihat kakinya yang masih mengeluarkan darah dan goresan dikakinya bertambah banyak.

Seorang gadis yang melihat Sabinna sudah sadar pun berjalan mendekati Sabinna.

"Udah bangun, hmm?" katanya berlutut menatap Sabinna, tangannya terulur dan memegang dagu Sabinna.

Sabinna melihat gadis itu. "Brengsek lo, Ziva" balas Sabinna berusaha berbicara menatap gadis cantik didepannya dengan nama lengkap Aziva Astrala teman dekat Mrl, dan gadis itu pemimpin AZIVTOR.

Gadis itu terkekeh geli melihat Sabinna. "Mau bunuh lo, tapi... Gue belum puas buat kehidupan lo hancur"

Sabinna yang mendengarkan itupun menatap Aziva dengan tatapan penuh amarah.

"Mulai darimana, ya...? Keluarga lo? Keluarga Algraya? Atau... Teman-teman lo? Gue bingung, semuanya kayanya seru deh. Iya, kan? Binna kesayangannya Merla." Aziva melepaskan kasar dagu Sabinna membuat Sabinna meringis.

Ia merasakan kepalanya sangat sakit saat Aziva menyebut nama Merla. "Bunuh gue sialan! Bunuh gue! Jangan sampai lo berani nyentuh teman-teman gue, apalagi keluarga gue!"

Aziva yang mendengarkan itupun terkekeh geli, ia menatap Sabinna.

"Lo lucu banget, sih? Pantas aja disayang sama Merla. Lo korbankan nyawa lo untuk mereka yang udah nyakitin lo? Gue engga bakalan bunuh lo dulu, gue bakalan hancurkan kehidupan lo dulu" ucap gadis itu.

"Berisik lo, brengsek! Ngga usah bawa-bawa Merla, sialan! Munafik lo, gue rasa dulu Merla gila. Sampai-sampai dia rela mengorbankan nyawanya demi lo!" gertak Sabinna dengan emosi.

Aziva dibuat terkekeh geli saat melihat Sabinna.

Plak!

"Shutt...! Anak kecil enggak boleh ngomong kasar" Aziva menaruh jari telunjuknya dibibir Sabinna, setelah ia menampar pipi Sabinna dengan kuat. Ia menatap Sabinna sembari tersenyum manis, yang membuat Sabinna ingin membunuh gadis itu.

"Ah...? Pas banget nih hujan. Enggak tahan juga gue sama lo, Bin. Bunuh sekarang aja nggak, sih...? Secara mereka bakalan hancur juga hidupnya tanpa seorang, Sabinna" lanjutnya lalu beralih melihat seseorang.

"Bunuh aja, lagian dia juga udah izinin gue ngambil Alvaro" sahut seseorang berjalan mendekati keduanya.

G-gue tau itu lo, s-sialan.
Batin Sabinna melihat gadis yang berjalan kearahnya.

"Oh, ya? Hmm... Lo bisa ambil Alvaro. So... Gue bunuh dia, dan pegang alih NARLZ." kata Aziva mengeluarkan pistolnya mengarahkan ke Sabinna.

J-jangan selamatkan gue, j-jangan... Jangan datang untuk s-selamatkan gue. Batin Sabinna sudah tak sanggup membuka matanya.

Brakh!

Bugh!

Bugh!

"Bastard lo pada." datang Rea memasuki ruangan itu ketika pintunya didobrak oleh Reno, Rea puas memukul dua lelaki.

SABINNA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang