66 : feud.
jgn lupaaa voteee'😋
Happy Reading!
›☁️🌷☁️‹
...
Alvaro yang mendengarkan itupun terdiam menatap Sabinna yang tersenyum manis menatapnya.
Tangan Sabinna yang gemetar perlahan-lahan terangkat mengelus-elus rambut Alvaro. Ia tak kuat menahan, dan tangannya terjatuh. Perlahan-lahan senyum manisnya menghilang, matanya perlahan-lahan mulai terpejam kembali...
Mata Alvaro memerah melebar perih... Ia yang melihat itupun langsung menggenggam kuat tangan Sabinna. "B-binna?!"
"B-bangun, Naa!" Alvaro melihat mata gadis itu sudah terpejam kembali, ia melihat tangannya yang digenggam kuat oleh tangan Sabinna.
Alvaro menggeleng kuat, tangannya bergerak mengusap-usap pelipis Sabinna. "I love you too, Naa. Gue selalu disini untuk lo, Binna. You want to kill me, N-naa?! Binna?!" tanpa ia sadari, air matanya mengalir membasahi pipinya.
"Bagaimana keadaan Sabin-"
"Sabinna?!" Dokter Mira terkejut saat memasuki ruangan, ia melihat Alvaro dan melihat pipi lelaki itu sudah dibanjiri dengan air mata.
Dokter Mira dan dua suster pun segera mendekati Alvaro. "Tenangkan diri kamu dulu... Kamu keluar dulu, saya akan memeriksa Sabinna." suster dan Dokter Mira menyuruh untuk Alvaro keluar.
Alvaro menggeleng kuat, ia melihat Sabinna. "Gue bakalan tetap disini, sampai Sabinna bangun. Gue tau lo bakalan bangun, Naa."
Dokter Mira mencekal kuat tangan Alvaro yang ingin berjalan kembali mendekati ranjang Sabinna. "Kamu sadar! Sabinna bakalan bangun kalau kamu tenang! Jangan kaya dulu lagi!"
Teman-temannya yang mendengarkan itupun memasuki ruangan Sabinna, mereka terkejut melihat Alvaro. "Lo jangan kaya gini! Ayo keluar!" Adriel dan Gavin langsung menarik Alvaro untuk keluar.
"B-binna?! Sabinna kenapa?!" kata Luna melihat Sabinna yang sedang ditangani oleh Dokter dan satu suster, ia menatap Alvaro dengan mata berkaca-kaca.
"Maaf, kalian keluar dulu. Kami akan memeriksa Sabinna" ucap sang suster melihat teman-temannya Sabinna.
Pipi Luna mulai dibanjiri dengan air matanya, Alfa yang diam saja pun menuntun Luna untuk keluar.
"R-ren..." Rea menatap seorang Reno yang diam saja melihati Sabinna...
"Ayo keluar." Reno pun menuntun Rea keluar dari ruangan Sabinna.
Teman-temannya Sabinna berada diluar ruangan Sabinna.
"B-binna..." gumam Alvaro lalu ia duduk, dan ia menunduk meremas kuat rambutnya dengan kedua sikunya yang bertumpu pada pahanya.
Flashback on...
"K-kak?! J-jangan, kak! J-jangan tinggalin Alvaro!" Alvaro menggeleng kuat ingin berlari mendekati ranjang kakaknya.
Dokter Mira langsung mencekal pergelangan tangan Alvaro dan menahan kuat Alvaro. "Alvaro! Kamu tenang dulu! Kakak kamu bakalan baik-baik saja kalau kamu tenang!"
"K-kak Merla, tan! A-alvaro nggak mau keluar!" Air mata Alvaro mengalir deras membasahi pipinya, tubuhnya bergetar melihat kakaknya yang terbaring tak berdaya di ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SABINNA [END]
Novela Juvenil[kalau bisa follow dulu sebelum membaca, bbub>••< HELP SUPPORT FOR MY STORY!