33 : tutor dapetin kutub
sebagai pembaca yg baiq, tomlong tap votenya dong
always tandai typo!
Happy Reading, Sweetie.
•••
Alvaro melihati Sabinna yang tertidur pulas... Ia melihat mata Sabinna sedikit sembap.
"Ekhem!"
Tanpa menoleh pun Alvaro sudah mengetahui itu siapa... Ia melihat Sabinna lalu berbalik dan melihat Luna didepan pintu ruangan.
"Gimana Sabinna?" tanya Luna saat berjalan memasuki ruangan bersama Rea dan Zoya.
Alvaro mengangguk saja. "Udah baikan."
"Lo ditungguin Reno didepan" kata Rea melihat Alvaro.
Alvaro melihat Rea lalu mengangguk dan berjalan keluar dari ruangan Sabinna...
Rea, Luna, dan Zoya pun berjalan mendekati ranjang Sabinna... Melihat Sabinna yang tertidur pulas.
"Nggak kebayang sih, seseram apa trauma Sabinna" ucap Zoya.
"Sabinna nggak bisa harus terus nyalahin dirinya sendiri dan hidupnya selalu dipenuhi traumanya kaya gini" sambung Luna.
"Mau gimana lagi? Kebenaran yang kita cari belum menampakkan diri. Leo juga masih melacak, kita cari secepatnya. Tapi kita ngga boleh bertindak sendiri, kita butuh Sabinna juga. Ingat katanya, jangan main tangan sendiri." ujar Rea melihat kedua temannya, keduanya pun mengangguk mengerti.
Pukul -19.34
Di kediaman rumah Dipta...
Alvaro sibuk bermain ponselnya dan kedua orang tuanya sedang menonton TV dan sedangkan Ora...
"Bang Al! Lihat! Dino baru Ora, ahay!" kata Ora mendekati Alvaro yang sedang duduk disofa sambil bermain ponsel, ia memamerkan boneka Dino barunya.
Alvaro hanya berdehem saja menanggapi Ora.
"HAAA! AL!"
Ora dan Karin yang mendengarkan itupun terkejut. Karin langsung menoleh melihat Dipta, dan...
Plak!
Karin menampar pipi Dipta. "Jangan jerit-jerit, Alvaro kan itu!" Ia menunjuk Alvaro yang tidak jauh dari mereka sedang bermain ponsel...
"Iya iya..." balas Dipta mengelus-elus pipinya.
"Apaa, paa?" tanya Ora mendatangi Dipta.
Karin beralih melihat Ora. "Papa nggak manggil kamu, tapi abang kamu"
Ora yang mendengarkan itupun melihat Karin, ia pun mangguk-mangguk mengerti. "O, iyaa? Yaudah deh..."
"Kenapa?" tanya Alvaro melihat papanya.
Dipta beralih melihat Alvaro. "Kamu disuruh om Arga jagain Sabinna, kan?"
Alvaro mengernyit. "Darimana papa tau?"
Dipta memutar bola matanya dengan malas. "Alah! Ya om Arga sendiri yang bilang sama papa"
"Kamu Jagain Sabinna baik-baik, anak orang itu. Jangan sampai lecet, kalau sampai jadi calon mantu boleh" lanjutnya menaik-turunkan alisnya.
Alvaro melihat Dipta dengan heran...
Karin melihat Alvaro. "Kalau Sabinna udah boleh pulang, suruh kemari aja Al. Dirumahnya enggak ada orang tuanya, tadi juga mama bilang sama tante Manda katanya bole-"
KAMU SEDANG MEMBACA
SABINNA [END]
Fiksi Remaja[kalau bisa follow dulu sebelum membaca, bbub>••< HELP SUPPORT FOR MY STORY!