Weekend

163 21 5
                                    

Yeji tidak habis pikir melihat tumpukan baju di depan matanya saat ini. Ya, saat ini Yeji mau mencuci pakaiannya karena ini adalah hari sabtu dan setiap sabtu-minggu Yeji pasti mencuci pakaian dan bersih-bersih apartemen. Namun kali ini dia benar-benar tidak habis pikir. Biasanya Beomgyu mencuci sendiri pakaian dalamnya, kok bisa ia meninggalkannya disini? Sial. Melihat benda itu Yeji antara jijik tapi juga malu. 

"Yak Choi Beomgyu!!"teriak Yeji.

Tidak ada jawaban.

"Choi Beomgyu!!!!"kali ini suaranya makin kencang. Beomgyu lalu menghampiri Yeji yang berada di ruang cuci dengan dahi berkerut.

"Apa sih? Berisik,"

Brugh!!!

Lagi-lagi wajah Beomgyu kena lempar Yeji. Kali ini dengan pakaian dalam Beomgyu yang dilapisi kaos pria itu karena Yeji tidak mau memegangnya langsung.

"Hebat sekali menyuruhku mencuci benda menggelikan ini!"

Beomgyu melihat pakaian dalam yang Yeji lempar.

"Dih siapa yang suruh cuci? Biarkan saja dulu disana, cuci saja punyamu dulu. Nanti aku cuci ini,"kata Beomgyu kesal.

"Enak saja. Kalau 2x cuci nanti tagihan listriknya besar. Boros tau!"protes Yeji.

"Ya terus gimana? Biasanya juga aku cuci ini sendiri, 2x cuci juga kan. Lagian jangan sok pelit Yeji, yang bayarin listrik kita juga orang tua,"Beomgyu berdecak kesal. 

"Ih nih anak nyebelin yaaa. Walau ayah yang bayar tapi harusnya bisa hidup hemat. Belajar nanti kalau sudah lulus dan lepas tanggung jawab orang tua, kita yang cari uang sendiri!"

Beomgyu mendekat dan memerangkap Yeji di dinding. Yeji kaget melihat tingkah Beomgyu. Pria itu menyeringai "Oh jadi kau berencana menikah denganku sampai kita sudah lulus nanti dan mandiri?"

"Haaaaah?"Yeji terheran. Ya sebenarnya dia juga heran sama dirinya sendiri sih bisa-bisanya dia berkata seperti tadi. Dia bingung dengan apa yang dia pikirkan.

"Kalau itu maumu, kau juga harus terbiasa melihat pakaian dalamku kan?"

Wajah Yeji merah merona. Dia lalu mendorong dada Beomgyu "Tidak, terima kasih! Sana pergi!!!"Yeji melanjutkan mendorong Beomgyu keluar dari ruang cuci. Dia menghela nafas panjang. Benar juga yang dikatakan Beomgyu. Pernikahan ini mungkin akan berakhir nanti tapi mereka akan bersama dalam waktu cukup lama sampai akhirnya mereka bisa bekerja dan mandiri lalu memutuskan berpisah karena tidak perlu takut ancaman orang tua mereka lagi. Jadi mau bagaimana pun dia harus terbiasa melihat pakaian dalam Beomgyu. Yeji mengambil benda itu dengan ujung jarinya sambil memejamkan matanya sedikit. Dia masih geli.

"Hari ini masak apa yaaa," Yeji yang sudah selesai mencuci baju duduk di sofa, menscrolling hp-nya. Biasanya dia melihat resep masakan yang belum pernah ia masak dari internet seperti ini. Dan hari ini dia sedang mood mencoba menu baru.

"Hmm apa aku tanya bocil kematian itu ya?" Gumam Yeji sambil melirik kamar, Beomgyu sedang asyik main game di laptop.

"Yah Choi Beomgyu! Kau mau makan apa?"

"Yak yak disana awas disana Jun!"
"Woi Haechan goblok jangan kesana!"
"Shit! Wooyoung pinter dikit kenapa? Sana keluar aja sekalian!"
"Fuck!!!! Ketembak kan gara-gara Echan! Shit!!!"

Yeji mengelus perutnya melihat Beomgyu sumpah serapah. Lah kok elus perut? Yeji sadar dan bingung sendiri. Ah ada-ada saja Yeji, berasa ibu hamil lagi taubat lihat bocil kematian beraksi.

"Yah!!! Beomgyu!!!" Kali ini suara Yeji lebih besar lagi dan itu berhasil membuat Beomgyu menoleh.

"Apa?! Tidak lihat aku lagi kesal?!"

Stuck With U [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang