Loss

90 8 2
                                    

"Dia mirip banget kamu ya,"

Beomgyu menoleh saat sosok perempuan kesayangannya duduk disampingnya, ikut melihat benda yang dipegang dan diperhatikan Beomgyu sejak tadi. Sebuah senyum bahagia tersungging diwajah gadis bermata sipit itu melihat kertas foto USG yang diberikan dokter saat mereka pergi kontrol tadi. Beberapa kali si jabang bayi tidak mau melihat ke depan dan menyembunyikan wajahnya bahkan memunggungi mereka. Namun malam ini Beomgyu dan Yeji dihadiahi oleh penampakan wajah yang jelas dari sang bayi. Hidungnya, bibirnya, bentuk wajahnya sangat mirip Beomgyu dan Yeji sangat bersyukur itu artinya anak laki-laki mereka nanti akan sangat tampan.

"Kita belum kasih dia nama, Sayang. Kamu ada ide?"tanya Beomgyu memberikan kertas itu pada Yeji. Yeji memasukkan kertas tersebut di sebuah album yang memuat test pack dan foto USG sejak pertama kali mereka kontrol. Rencananya album ini akan menjadi memori perjalanan awal dari sang bayi.

"Beomji?"

"Yah, itu nampak seperti nama kita digabungkan,"tawa Beomgyu.

"Iya kan biasanya begitu,"

"Tapi aneh untuk nama orang,"

"Yegyu?"

"Apalagi itu sayang...,"Beomgyu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nama kita jika digabungkan tidak cocok jadi nama orang ya...Beji...Jigyu...Beomye...Wangchoi hahaa apa itu?"Yeji tertawa sendiri.

"Bagaimana kalau Sky? Skylar...,"usul Beomgyu.

"Sky? Apa tidak terlalu kebarat-baratan?"tanya Yeji.

"Jaman sekarang nama anak-anak sudah banyak yang seperti itu. Choi Skylar, sepertinya itu nama yang bagus,"

Yeji mengusap perutnya "Baby, kamu suka namanya?". Beomgyu pun menunduk, menempelkan telinganya diperut Yeji seolah mendengar suara sang bayi. Saat melakukan itu, Beomgyu mendapatkan gerakan sehingga kedua suami istri itu saling menatap tak percaya.

"Dia menyukainya!"ucap mereka berdua. Beomgyu sangat senang dan mencium perut Yeji "Oke namamu Choi Skylar ya. Sky, ini papa,"kata Beomgyu lagi pada perut Yeji. 

"Ah aku sudah sangat menyukai nama itu,"kata Yeji.

"Aku menyukai langit yang tidak ada batasnya. Semoga Sky juga memiliki asa yang luas dan tak terbatas seperti langit,"Beomgyu mengusap-usap perut Yeji lalu mencium bibir kekasihnya itu. 

"Bisa juga melambangkan cinta kita yang tidak terbatas. Antara kita...dan juga untuk Sky...,"Yeji tersenyum sambil menatap Beomgyu. Melihat dan mendengar itu, Beomgyu semakin bahagia dan memeluk Yeji erat seakan tidak ingin melepaskannya.


-Stuck With U-


Bunyi sirine ambulans memenuhi lobi rumah sakit dan petugas yang menjaga langsung berlari menghampiri ambulans yang sudah berhenti tepat di depan pintu IGD. Petugas tersebut dengan cekatan menurunkan tempat tidur dimana Yeji berada dari dalam ambulans. Beomgyu mengikuti petugas yang membawa istrinya ke dalam IGD dan terus menerus menggenggam tangan Yeji yang merintih kesakitan. Wajahnya basah dengan airmata, berharap yang merasakan sakit hanya dia. Dia benar-benar tidak tega melihat orang yang sangat dicintainya kesakitan seperti ini, darah dimana-mana mengotori badan keduanya. Kesadaran Yeji sebenarnya tinggal setengah. Seluruh badannya sakit, perutnya sangat sakit dan kepalanya terasa berat. Hanya bisikan-bisikan lembut Beomgyu yang mampu membuat Yeji menjaga kesadarannya. 

"Jangan tidur Sayang, tetap disini,"pinta Beomgyu.

"Maaf, kami perlu memeriksa pasiennya. Mohon tunggu disini saja,"ucap seorang perawat pada Beomgyu. Beomgyu meremas tangan Yeji dan menatapnya tidak rela. 

Stuck With U [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang