Mistake

103 7 11
                                    

"Masih mau rute ke Colorado? Kayaknya pilotnya suka sih sama kamu,"seorang gadis berpakaian seksi menyenggol gadis yang sedang meminum sampanye disampingnya.

"Hmm...nope. Cukup satu kali itu. Setelah itu ruteku kembali seperti dulu,"

"Loh kamu gak tertarik sama pilotnya Garam? Masih muda loh,"

"Oh ayolah Liliana, aku sama sekali tidak tertarik pria lain,"desah perempuan berbaju gaun pendek putih itu, Garam. 

"Hei Garam, pria itu sudah beristri. Kau mau jadi pelakor? Sadarlah posisimu,"

Garam menghela nafas panjang.

"Aku merasa aku bukan cuma menyukainya. Dia lain dari yang lainnya. Di usia semuda itu dia sudah begitu dewasa dan menjadi suami idaman. Dia sukses, wajahnya cantik tapi tetap miliki sisi maskulin. Dia membuatku gila Li...,"Garam menyenderkan kepalanya di sofa dan menatap lampu klub yang bergerak memutar, memancarkan bias cahaya warna-warni.

"Aku sangat. Sangat menyukainya. Aku menginginkannya,"

"Oh terserahlah. Tapi ingat, selalu ada resiko dalam setiap keputusan. Melakukan itu, pasti akan mendapat karmanya suatu hari nanti,"ucap Liliana. Garam cuma diam. Memikirkan pria bernama Choi Beomgyu sang tokoh utama.

"Kau tau...aku sudah tidak bisa menahan diriku lagi...kau bisa bantu aku Li? Aku pernah membantumu dan aku ingin balasan darimu malam ini. Bantu aku mendapatkan Beomgyu,"ucap Garam setelah beberapa lama berpikir.

"Hhhh....,"Liliana mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Cukup berikan ini diminumannya, kau akan mendapatkannya dalam semalam,"Liliana memberikan sebuah plastik yang sangat kecil ukurannya kepada Garam. Garam menatap benda di dalam plastik itu. Sebuah pil.

"Ini pertama dan terakhir kalinya aku membantumu dalam hal yang tidak baik Garam. Aku pulang dulu,"Liliana pun mengambil tasnya dan beranjak dari sana meninggalkan klub dimana Garam masih duduk memandangi pil yang diberikan Liliana.

***


Yeji memandang layar ponselnya sejak tadi sambil meringkuk di atas tempat tidur. Sudah dua jam Beomgyu belum pulang juga dan tidak mengabari dia ada dimana. Pria itu benar-benar seperti mengabaikannya yang sejak tadi menangis. Yeji menangis bukan lagi karena dia merasa kesal dan kecewa. Tangisannya lebih pada keputusasaan. Entah kenapa ia merasa putus asa karena diabaikan oleh suaminya. 

Entah sudah berapa lama dia tidak melihat sikap dingin Beomgyu. Mungkin terakhir kali dia melihatnya saat SMA dulu, saat dia menyuruh Beomgyu untuk tidak perlu mengacuhkannya dan memperlakukannya sebagai seorang istri. Namun kondisinya sekarang kan tidak seperti dulu dimana memang belum ada rasa cinta tumbuh di dalam hatinya dan disaat Beomgyu tidak menyadari perasaan yang sebenarnya. Sekarang mereka benar-benar sepasang suami istri yang utuh. Utuh dalam ikatan hukum, agama dan juga hati. Mereka saling mencintai. Ini pertengkaran pertama mereka sejak mereka bertemu kembali. 

Atau itu hanya dipikiran Yeji...bahwa mereka benar saling mencintai?

Apa benar Beomgyu masih mencintainya? 

Pikiran-pikiran buruk yang terus menghantam membuat kepala Yeji sakit. Bersamaan dengan airmata yang tidak bisa dihentikan, dada yang sakit, nafas yang mulai tersengal, gadis itu memejamkan matanya terus memikirkan hal yang negatif. 

Hingga akhirnya hanya lelah yang menghampiri.


***

"Aku tidak menyangka kau mau menemuiku lagi,"Garam tersenyum sangat lebar melihat laki-laki bertubuh tinggi dengan surai yang cukup panjang itu menghampirinya, masih di salah satu meja yang disewa Garam. 

Stuck With U [BEOMGYU YEJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang