Beomgyu menatap gundukan tanah yang masih basah di depannya. Bahkan membakar darah dagingnya sendiri ia tidak sanggup dan memilih menguburkannya. Rasa penyesalan yang sangat besar menggerogoti hatinya. Semua ini tidak akan terjadi jika dia tidak terlalu bodoh dulu. Namun apa daya, Beomgyu yang masih sangat muda tidak pernah menyangka bahwa apa yang dilakukannya di masa lalu dapat berdampak besar pada masa depannya.
Satu hal yang bisa Beomgyu pelajari.
Jangan pernah bermain dengan hati.
Jangan pernah melakukan ujicoba tentang hati...
Cinta memang bisa membunuh.
Sekarang hanya penyesalan dan kenangan buruk yang tersisa. Beomgyu tidak tau harus berkata apa pada Yeji yang saat ini masih belum sadarkan diri di ruangan intensif. Sebuah tangan diletakkan diatas pundak Beomgyu, membuat pria bermata indah itu mendongakkan kepalanya. Senyum lembut sang ibu menyambutnya.
"Ayo kita pulang. Masih ada yang harus kamu dampingi, Sayang,"ucap Irene. Beomgyu sadar, lalu menatap nisan bayinya lagi dan mengusapnya.
"Choi Skylar...papa pergi ya. Nanti kesini lagi dengan mamamu,"ucapnya tegar lalu berdiri.
Pemakaman darurat yang singkat itu pun berakhir. Tidak banyak yang datang karena semua teman-teman Beomgyu dan Yeji masih kuliah. Taehyung masih bekerja dan Minji masih sekolah. Hanya orang tua Beomgyu, orang tua Yeji, pamannya dan neneknya. Bahkan kakek Beomgyu yang tidak begitu sehat sangat terpukul dengan kabar buruk hari ini. Dia pun sedang dalam pantauan perawat di mansion.
***
Mimpi itu menjadi sangat panjang...
"Kamu disini ternyata...,"
Yeji menoleh dan mendapati sosok suaminya berdiri diambang pintu menatapnya yang sedang melamun memandang tempat tidur bayi mereka nanti. Dengan langkah pelan, Beomgyu mendekati Yeji dan memeluknya dari belakang. Deru nafas Beomgyu yang hangat selalu mengantarkan debaran yang kuat didada Yeji.
"Semalam aku bermimpi dia sudah berusia 5 tahun...lucu sekali,"Yeji tersenyum sendiri mengingatnya.
"Oh ya? Kita bahkan belum tau dia perempuan atau laki-laki,"tanggap Beomgyu.
"Dalam mimpiku dia anak laki-laki yang sangat mirip denganmu,"
"Berarti tampan dong?"Beomgyu tersenyum bangga, membuat Yeji mencubit perutnya.
"Dasar narsis,"
"Aw sayang! Aku kan memang tampan, akui saja itu!"Beomgyu mengelak dari cubitan Yeji.
"Lalu bagaimana mimpinya?"tanya Beomgyu setelah mereka berhenti bergelut.
"Kita ke Disneyland dan bermain sepuasnya disana. Dia sangat senang...tapi tiba-tiba dia menghilang dikeramaian...,"wajah Yeji berubah sendu.
"Aku cuma bisa menangis sementara kamu mencarinya kemana-mana. Sampai akhirnya aku lihat dia ada di bianglala, sudah berada diatas sendirian...itu sangat aneh...,"lanjut Yeji.
"Tapi aku tidak sabar menantikan momen kita liburan bersama saat dia besar nanti. Sekali pun dia tidak akan luput dari pandanganku,"ucap Yeji dengan senyum simpul dibibirnya.
"Tentu saja. Kalian tidak akan pernah luput dari pandanganku,"Beomgyu mencium leher Yeji dari belakang, lalu menatap bibir sang istri sebelum merasakan lip balm rasa strawberry yang dioleskan istrinya ke bibir mungil itu.
"Aku mau mendengarmu bermain gitar,"ucap Yeji tiba-tiba.
"Hmm aku tidak mau,"Beomgyu menggoda Yeji. Yeji pun memanyunkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With U [BEOMGYU YEJI]
FanfictionKarena suatu hal, Yeji yang masih berusia 17 tahun harus menikah muda dengan Choi Beomgyu teman sekelasnya. "Kalau mau mesra-mesraan minimal jangan di depan mata bisa kali? Dasar istri durhaka,"- Beomgyu. "Mending mulai sekarang urus urusan masing...